Merepotkan orang lain adalah hal yang memalukan di Jepang. Akibatnya, mereka bekerja hingga tenaga benar-benar habis.
Ini sebabnya karoshi bukan sekadar kematian akibat bunuh diri. Dalam banyak kasus, karoshi bisa disebabkan kecelakaan akibat kurang konsentrasi setelah lelah bekerja, serangan jantung, dan strok. (Baca :Perceraian Semakin Marak, Karier Menjadi Biang Kerok?)
Awal tahun ini, Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe meluncurkan “reformasi gaya kerja” untuk mengurangi tingkat karoshi. Salah satunya dengan menganjurkan pengambilan hak cuti bagi para pekerja. Beberapa perusahaan swasta di Jepang juga mulai berbenah.
Dentsu sendiri mulai membudayakan karyawan agar mengambil setidaknya 5 hari cuti setiap enam bulan. Mereka juga mematikan lampu kantor pada jam 10 malam sebagai pertanda agar karyawan segera pulang.
Perusahaan lain, misalnya perusahaan perdagangan Itochu Corporation, memberikan opsi jam lembur pada pagi hari, dengan membuka kantor mulai jam 5 pagi untuk menghindari pekerja tertahan di kantor hingga larut malam.
Bagaikan dua sisi mata uang, budaya kerja orang Jepang menyimpan sisi positif dan negatif, sehingga ada baiknya Anda tidak menirunya secara utuh. (Baca :Jika Anda Seorang Bos, Sudahkah Memiliki 4 Sikap Ini ?)
Tirulah kedisiplinan tinggi, ketepatan waktu, dan loyalitas mereka. Namun jaga keseimbangan kerja dengan kehidupan pribadi. Yang terpenting adalah bekerja secara efektif dan efisien, karena jam kerja yang panjang ternyata bukan jaminan keberhasilan dan kebahagiaan Anda.
TABLOIDBINTANG