TEMPO.CO, Jakarta - Hari ini merupakan hari pertama sekolah bagi sebagian besar murid di Indonesia. Banyak orang tua mulai mewanti-wanti putra dan putrinya untuk memilih duduk di depan. Mereka berharap anaknya bisa serius belajar dan menjadi anak yang berprestasi.
Tidak cukup sampai menitipkan pesan, beberapa orang tua bahkan terlibat aktif memilihkan dan menjagakan bangku yang dianggap terbaik itu untuk anaknya. Seperti yang tengah ramai diperbincangkan di media sosial Facebook baru - baru ini, ada sebuah kelas yang pada setiap mejanya sudah terpasang tas, padahal hari pertama sekolah belum lagi dimulai. Tas sekolah anak tersebut direkatkan kuat menggunakan lakban atau bahkan paku.
Namun benarkah posisi duduk anak menentukan prestasi? Berbincang dengan psikolog anak yang konsen dengan dunia pendidikan, Ayoe Sutomo, keyakinan tersebut dipatahkan. Tidak melulu anak yang duduk di depan akan menjadi pintar. Dan anak yang duduk di belakang tidak mutlak menjadi lebih bodoh.
"Tidak ngaruh, ya. Anaknya mendapat duduk di depan tidak otomatis menjadikannya lebih pintar. Ada banyak faktor lain memengaruhi," kata Ayoe Sutomo kepada Aura. "Hanya saja dengan duduk di depan memang terkesan membantu anak belajar lebih mudah karena distraksinya lebih kecil dibanding duduk di belakang. Kalau anak duduk di depan, mendengar instruksi guru lebih jelas atau jarak pandang ke papan tulis lebih dekat, jadi harapannya anak bisa lebih fokus belajar," lanjutnya.
Oleh karenanya, jika anak nanti kebetulan tidak mendapatkan posisi duduk di depan, orang tua tidak perlu cemas. Terlebih jika anak diketahui bukan tipe yang mudah terdistraksi atau tingkat fokusnya memang tinggi dan tidak terdapat gangguan juga pada pengelihatannya, maka duduk di depan atau belakang tidak masalah.
"Apalagi sekarang di sekolah biasanya diterapkan sistem rolling, ya. Jadi anak tidak akan merasakan duduk di sudut yang sama terus dan orang tua tidak perlu memaksakan anaknya duduk di depan," ujar Ayoe Sutomo.
Ayoe menjelaskan, orang tua bisa mengajukan kepada guru posisi duduk anaknya jika mereka sudah berpengalaman melihat anaknya saat kelas satu (SD) konsentrasinya kurang atau penglihatannya terganggu dan itu terbukti berpengaruh pada prestasi belajarnya. "Bolehlah mengajukan kepada guru agar anak ditempatkan di depan," katanya.