Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Jitu Tangani Diare Akibat Keracunan  

image-gnews
TEMPO/Budi Yanto
TEMPO/Budi Yanto
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Nadya Hanum Sari bolak-balik ke toilet. Dalam sehari, lebih dari lima kali gadis 17 tahun ini buang air besar yang hanya berupa cairan. Nadya mengalami diare. Ia menduga diare terjadi karena salah makan atau keracunan makanan. Selain mulas, ia juga mengalami mual dan muntah. Saat diare pertama kali, Hanum langsung menenggak susu tanpa rasa sebanyak dua gelas. Namun, satu jam setelah itu, diarenya masih terjadi dan kunjung mampet.

"Lemas sekali rasanya," kata Hanum saat ditemui Tempo di sela-sela workshop Emergency Fair and Festival di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Sabtu lalu. Siswi sekolah menengah atas di Jakarta Timur ini mengaku minum susu dua gelas karena anjuran ibunya. Pertimbangannya sangat masuk akal. Alasannya, susu bisa menggantikan cairan tubuh Hanum yang banyak keluar akibat diare. Lantaran anjuran itu tak mempan, akhirnya Hanum terpaksa dibawa ke dokter. Saat itulah, orang tua Hanum tahu bahwa anjurannya salah. Menurut dokter, susu justru tidak boleh diberikan kepada penderita diare.

Ari Fahrial Syam, dokter spesialis gastroenterologi Departemen Penyakit Dalam, FKUI-Rumah Sakit Ciptomangunkusumo mengakui salah kaprah dalam penanganan diare akibat keracunan makanan memang masih banyak terjadi, seperti dialami Hanum. Hal itu terjadi karena ada salah persepsi, termasuk anggapan bahwa keracunan dan kekurangan cairan akibat diare dapat diatasi dengan minum susu. Padahal, tindakan itu justru tidak boleh.

"Pertolongan pertama tetap pemberian oralit," kata Ari, salah satu pembicara dalam workshop. Jika pemberian oralit tidak membantu, maka langkah terbaik adalah memeriksakan diri ke dokter. Apalagi jika penyebab keracunann yang memicu diare tidak diketahui

Meskipun susu berkhasiat untuk menetralisir racun, menurut Ari, minuman ini sulit dicerna alat pencernaan karena mengandung lemak. Walhasil, bukannya membantu, pemberian susu justru bisa memperparah keadaan orang yang mengalami diare.

Dalam keadaan normal, alat pencernaan dalam tubuh mampu mencerna makanan dengan baik. Setelah makanan masuk, makanan tersebut dihancurkan dan diolah sehingga menjadi sari makanan yang diangkut oleh darah dan didistribusikan ke seluruh tubuh. Adapun ampasnya akan dibuang berupa feses atau tinja. Proses ini terganggu jika terjadi keracunan akibat makanan.

Salah satu bagian dari mekanisme tubuh yang baik adalah bereaksi terhadap racun dengan cara mengeluarkannya melalui feses. Inilah yang menyebabkan diare,” ujar Ari. Oleh sebab itu, ia meminta penderita diare agar tidak panik, apalagi melakukan tindakan penanganan yang belum tentu benar, termasuk minum susu.

Menurut Ari, diare akibat keracunan bisa dipicu oleh beberapa jenis bakteri yang ada pada makanan atau minuman. Antara lain, bakteri Vibrio cholerae pada ikan dan Escherichia coli pada air. Juga ada bakteri Enterohemorrhagic yang dapat menyebabkan diare disertai demam, mual muntah dan nyeri perut. Bakteri jenis ini biasanya berkembang biak dengan baik pada daging sapi panggang, susu mentah, dan sayuran mentah.

Penanganan diare yang tepat bisa mencegah dampak lanjutan penyakit ini, termasuk kemungkinan terjadinya dehidrasi. Gejala dehidrasi, antara lain, lidah kering, dilanda kehausan, kesadaran menurun, badan dingin, nafas cepat dan dalam, lemas, dan sakit kepala. Yang patut diwaspadai, dehidrasi juga bisa membuat penderitanya pingsan.

Ari mengingatkan, jika pertolongan pertama dengan oralit, plus makan seperti biasa, kondisi pasien belum juga membaik, maka perlu dirujuk ke dokter atau rumah sakit. Penanganannya, antara lain, pasien akan mendapat cairan pengganti tubuh yang dimasukkan lewat infus.


CHETA NILAWATY 

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Macam Penyakit yang Rawan Menyerang Anak di Masa Mudik Lebaran

19 hari lalu

Ilustrasi mudik bersama anak dengan sepeda motor. ANTARA
Macam Penyakit yang Rawan Menyerang Anak di Masa Mudik Lebaran

Dokter mengatakan anak berisiko diare selama mudik Lebaran akibat pola makan yang tidak teratur. Penyakit apa lagi yang juga mengintai?


Waspada 9 Penyakit ini Sering Muncul Saat Musim Hujan

30 hari lalu

Penting untuk menjaga kesehatan selama musim hujan agar terhindar dari berbagai jenis penyakit. Ini tips menjaga kesehatan di musim hujan. Foto: Canva
Waspada 9 Penyakit ini Sering Muncul Saat Musim Hujan

Musim hujan membawa risiko peningkatan penyebaran berbagai penyakit berikut ini.


Benarkah Santan Bisa Menyebabkan Diare?

39 hari lalu

ilustrasi makanan bersantan (pixabay.com)
Benarkah Santan Bisa Menyebabkan Diare?

Sebagai bahan makanan yang mengandung lemak, santan memang dapat memicu gangguan pencernaan pada sebagian orang, terutama jika dikonsumsi secara berlebihan atau oleh orang yang memiliki sensitivitas pencernaan tertentu.


5 Tips Menghindari Dehidrasi saat Berpuasa

39 hari lalu

ilustrasi menyiram air untuk mengurangi dampak dehidrasi. Shutterstok
5 Tips Menghindari Dehidrasi saat Berpuasa

Dehidrasi saat puasa tetap dapat dicegah, salah satunya dengan penuhi kebutuhan cairan di dalam tubuh agar tetap seimbang.


8 Penyakit yang Paling Banyak Menyerang Anak

40 hari lalu

Ilustrasi Anak Sakit/Halodoc
8 Penyakit yang Paling Banyak Menyerang Anak

Pakar kesehatan menjelaskan delapan penyakit yang paling umum menyerang anak-anak, dari campak sampai cacar air.


90 Persen Kasus Diare Bayi dan Anak Disebabkan Rotavirus

22 Februari 2024

Petugas kesehatan melakukan imunisasi pada balita saat pelayanan imunisasi Rotavirus (RV) di Posyandu Nirwana, Kecamatan Karang Tengah, kota Tangerang, Banten, Selasa, 15 Agustus 2023. Imuniasi yang diberikan pada bayi umur 2-4 bulan tersebut bertujuan untuk mencegah diare berat serta mengatisipasi terjadinya stunting. TEMPO/ Febri Angga Palguna
90 Persen Kasus Diare Bayi dan Anak Disebabkan Rotavirus

Rotavirus adalah penyebab terbanyak kasus diare pada bayi dan anak berusia di bawah 2 tahun, yaitu sebanyak 90 persen.


Guru Besar UI Bagi Saran Cegah Diare pada Anak di Musim Hujan

11 Februari 2024

Ilustrasi anak mencuci tangan/UNICEF
Guru Besar UI Bagi Saran Cegah Diare pada Anak di Musim Hujan

Pakar kesehatan anak menyebutkan orang mudah terkena diare karena lingkungan yang kotor serta buruknya kebersihan individu.


Curah Hujan Sedang Tinggi, Pakar Ingatkan 6 Penyakit Ini

8 Februari 2024

Ilustrasi nyamuk demam berdarah (pixabay.com)
Curah Hujan Sedang Tinggi, Pakar Ingatkan 6 Penyakit Ini

Waspadai enam penyakit berikut yang rentan menyerang saat curah hujan tinggi. Simak penjelasan pakar berikut.


128 Penumpang Kapal Pesiar Diare dan Muntah, Ini Tips Cegah Penyakit selama Berlayar

7 Februari 2024

Ilustrasi kapal pesiar. Unsplash.com/Lisa Davidson
128 Penumpang Kapal Pesiar Diare dan Muntah, Ini Tips Cegah Penyakit selama Berlayar

Bepergian dengan kapal pesiar membuat orang terpapar pada lingkungan baru, ada risiko penyakit akibat makanan atau air, bahkan orang baru.


Universitas Jember Tambah 8 Guru Besar, dari Matematika sampai Ilmu Akuntansi

30 Januari 2024

Pengukuhan delapan Guru Besar baru Universitas Jember, Senin, 29 Januari 2024. Foto: Humas Universitas Jember
Universitas Jember Tambah 8 Guru Besar, dari Matematika sampai Ilmu Akuntansi

Universitas Jember targetkan tembus 100 guru besar pada 2028.