Seorang pedagang saat merapikan dagangannya di pasar Senen, Jakarta, Senin (2/7). TEMPO/Aditia Noviansyah
TEMPO.CO, Jakarta - Selama bertahun-tahun, dokter menduga bahwa mengkonsumsi makanan pedas bisa membuat radang perut atau luka yang menyakitkan pada daerah tenggorokan, perut, atau bagian atas usus kecil. Hal ini masuk akal karena pasien kerap mengeluhkan perut seperti terbakar setelah mengkonsumsi makanan pedas. Pengobatan yang dilakukan pun dengan mengkonsumsi makanan hambar yang tidak benar-benar menyembuhkan sakitnya.
Tapi, di tahun 1980-an, para ilmuwan tak lagi mempercayai hal tersebut. Hasil studi menunjukkan bahwa makanan pedas tidak menyebabkan radang perut meskipun bisa mengiritasi sakit yang ada, yang menjelaskan kesalahpahaman.
Penyebab sebenarnya di balik sebagian besar radang perut (mag), peneliti menemukan, adalah bakteri Helicobacter pylori. Ketika H. pylori masuk ke tubuh, maka ia menuju ke perut, membuang enzim pelindung dari asam lambung yang berbahaya bagi pencernaan. Kemudian bakteri ini masuk ke lapisan mukosa lambung, yang sebagian melindunginya dari sel darah putih, senjata utama sistem kekebalan tubuh melawan bakteri penyusup. Rasa sakit di perut pun tak terelakkan karena bakteri kemudian menjajah perut.
Pengobatan radang perut saat ini umumnya melibatkan antibiotik untuk membunuh infeksi, tapi hasil penelitian terbaru menunjukkan bahwa jus cranberry juga efektif untuk menyembuhkan. Yang menarik, jus cranbbery sudah lama dikenal sebagai minuman efektif untuk melawan infeksi saluran kemih. Mekanisme dari kedua pengobatan tersebut hampir sama: komponen dalam jus cranbbery mencegah bakteri yang menempel pada saluran kemih dan mencegah bakteri H. pylori menempel pada perut.
Bayi penting untuk melakukan imunisasi secara rutin agar terhindar dari bahaya kesehatan mendatang. Lantas, apa saja bahaya bagi bayi yang tidak melakukan imunisasi?
Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri
19 hari lalu
Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri
Presiden Joko Widodo atau Jokowi acap menyampaikan keresahannya soal warga negara Indonesia yang berbondong-bondong berobat ke negara lain, alih-alih dalam negeri.