Polusi Udara, Penderita Kanker Paru Cina Bertambah

Reporter

Rabu, 13 November 2013 01:20 WIB

Seorang pria Cina menutupi hidung dan mulutnya ketika melintasi jalan raya pada hari dengan tingkat polusi tinggi di Harbin, Senin (21/10). Jarak pandang berkurang drastis hingga kurang dari setengah lapangan sepak bola. AP

TEMPO.CO, Beijing – Kasus kanker paru-paru telah meningkat dua kali lipat di Cina. Para pejabat menuduh hal ini disebabkan meningkatnya perokok di Cina. Namun, sejumlah perokok justru berdalih bahwa kanker paru-paru meningkat bukan karena rokok, melainkan polusi udara yang melonjak hingga 30 persen dalam beberapa bulan pertama tahun 2013.

Hal ini diamini oleh seorang pengguna jejaring sosial Cina, Weibo. Seperti dikutip dari laman Daily Mail kemarin, pemilik akun Jingyan_melody menuliskan, “Lonjakan kanker paru-paru jelas akibat pencemaran lingkungan, tapi kenapa mereka menyalahkan rokok.” Ia menambahkan, “Jumlah orang yang merokok telah menurun, terutama saat berada di depan umum.”

Data dari kantor berita Xinhua menunjukkan, dari 100 ribu orang, 40 di antaranya terkena kanker paru-paru pada tahun 2002. Angka ini melonjak pada tahun 2011, yang menyebutkan di antara 100 ribu orang, 63 orang merupakan penderita kanker ini.

Data ini turut diperkuat oleh data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). WHO menyebutkan, tahun lalu diperkirakan ada sekitar 200 ribu orang meninggal akibat kanker yang disebabkan oleh udara yang buruk. Dan, separuh dari kasus ini terjadi di Cina atau Asia Timur.

Kanker paru-paru tidak hanya menyerang orang dewasa. Belum lama ini, seorang gadis berusia 8 tahun meninggal akibat penyakit mematikan ini. Dan, dokter mengatakan, kanker yang diderita si bocah merupakan dampak dari kualitas udara yang buruk.

Meskipun demikian, tak dapat dipungkiri bahwa Cina juga merupakan konsumen terbesar di dunia rokok. Satu juta orang diperkirakan meninggal setiap tahun akibat penyakit yang terkait dengan tembakau di Cina. Sebagian besar dari mereka terkena infeksi paru-paru, termasuk tuberkulosis dan kanker paru-paru.

Namun, dalam 14 tahun terakhir, jumlah perokok di Cina sudah berkurang dari 63 persen pada 1996 menjadi 54 persen pada tahun 2010. Sebagian besar dari mereka adalah pria lanjut usia, sementara 2 persennya adalah kaum wanita. Sementara itu, di Beijing, yang memiliki kualitas udara terburuk di Cina, hanya sekitar 15 persen penduduknya yang merokok.

ANINGTIAS JATMIKA | DAILY MAIL

Berita Lainnya :
Cerita Lengkap Megawati tentang Karier Jokowi
5 Anak Pejabat yang Berurusan dengan Aparat
Marzuki: Tempo, Nanti Ketemu di Surga atau Neraka
Misteri Bungker Kuno di Solo Mulai Terkuak
Menteri UKM: Rakyat Tak Tahu Terima Kasih
11 Spesies yang Bisa Binasakan Planet Ini

Berita terkait

Inilah 5 Dampak Perubahan Iklim terhadap Hewan Ternak

22 Maret 2022

Inilah 5 Dampak Perubahan Iklim terhadap Hewan Ternak

Perubahan iklim dapat mempengaruhi hewan ternak baik secara langsung ataupun tidak langsung.

Baca Selengkapnya

Polusi Udara Jakarta, Greenpeace Indonesia: Tak Sehat Sebulan

22 Agustus 2018

Polusi Udara Jakarta, Greenpeace Indonesia: Tak Sehat Sebulan

Greenpeace Indonesia menyebut polusi udara Jakarta tergolong kategori tak sehat selama satu bulan terakhir, menjelang Asian Games 2018.

Baca Selengkapnya

Ayo Jaga Kelestarian Bumi Kita Dengan Cara ini

5 Oktober 2016

Ayo Jaga Kelestarian Bumi Kita Dengan Cara ini

Perubahan iklim membuat bumi kita semakin panas. Inilah cara-
cara menjaga kelestarian bumi kita.

Baca Selengkapnya

Kabut Asap, Ini Dampaknya pada Kesehatan Mata dan Paru-paru  

6 Oktober 2015

Kabut Asap, Ini Dampaknya pada Kesehatan Mata dan Paru-paru  

Terpapar asap yang terus menerus dalam jangka panjang dampaknya bisa berbahaya untuk kesehatan pernapasan.

Baca Selengkapnya

Polusi Udara, 7 Juta Orang Tewas Setiap Tahun  

25 Maret 2014

Polusi Udara, 7 Juta Orang Tewas Setiap Tahun  

Hampir 90 persen terjadi di negara sedang berkembang.

Baca Selengkapnya

Perubahan Iklim Bikin Stres dan Kanker Kulit

24 Februari 2012

Perubahan Iklim Bikin Stres dan Kanker Kulit

Adapun dampak tidak langsungnya, kata Wilfried, adalah menurunnya ketersediaan air akibat kekeringan dan meningkatnya kasus diare.

Baca Selengkapnya

Penyegar Udara dan Lilin beraroma Picu Alergi  

7 November 2011

Penyegar Udara dan Lilin beraroma Picu Alergi  

Labu rempah-rempah beraroma dan penyegar udara beraroma pinus bagi sebagian orang bisa membangkitkan rasa nyaman seperti sedang berlibur.

Baca Selengkapnya

DKI Jakarta Programkan Udara Bersih  

25 Juli 2011

DKI Jakarta Programkan Udara Bersih  

Saat ini, agenda yang sedang dilaksanakan yaitu kegiatan review pemantauan kualitas udara dan membangun partisipasi stakeholder dalam peningkatan kualitas udara.

Baca Selengkapnya

Tips Menghindari Abu Vulkanik  

27 Oktober 2010

Tips Menghindari Abu Vulkanik  

Mereka yang mengidap asma dan penyakit pernafasan kronis lainnya seperti emphysema atau bronkitis lebih rentan terkena iritasi.

Baca Selengkapnya

Kayu Bakar Bisa Merusak Paru-paru

2 Maret 2010

Kayu Bakar Bisa Merusak Paru-paru




Orang yang memakai bahan bakar biomassa--dari limbah tanaman atau kayu--untuk memasak atau pemanas ruangan memiliki risiko tinggi terkena emfisema--penyakit paru kronis--.

Baca Selengkapnya