Kenapa Produk Organik Banyak Dipilih?  

Reporter

Senin, 3 Februari 2014 13:28 WIB

Vokalis grup musik Padi Andi Fadly Arifuddin atau Fadly Padi di pekarangan rumahnya. TEMPO/Dian Triyuli Handoko

TEMPO.CO, Jakarta - Makin banyak orang yang kini memilih pangan organik, bahkan membikin kebun organik di rumah. Petani lebih memilih pelanggan yang setia. Toko mungil itu terletak di Jalan Tebet Barat Raya Nomor 49C, Jakarta Selatan, persis di depan Taman Tebet. Di dalamnya terhampar beragam jenis pangan organik, dari sayuran, buah, beras, susu, minyak goreng, hingga beragam jenis lauk, seperti abon dan nugget.

Toko Klub Organik itu didirikan oleh Emilia Nursanti Wibisono, 44 tahun. Santi--begitu Emilia biasa disapa--adalah pendiri komunitas yang namanya sama dengan tokonya. Komunitas ini beranggotakan orang-orang yang memilih untuk hidup sehat dengan mengkonsumsi pangan organik, produk pertanian yang dikelola selaras dengan alam, dan tanpa bahan kimia buatan, sejak dari pembibitan hingga pengemasan. Anggotanya kini lebih dari 3.000 orang, termasuk artis Sophie Navita, Titi Dwi Jayanti, dan Dian Nitami.

Di rumah dua lantai yang menyatu dengan tokonya, Santi tinggal bersama suami, Satrio Wibisono, serta dua anaknya, Kay, 14 tahun, dan Verena, 10 tahun. Bangunan itu ramah lingkungan. Meski punya penyejuk udara, alat itu jarang digunakan. Ruangannya pun sudah dirancang minim sekat agar sirkulasi udara lancar.

Santi juga membuat sebuah kebun kecil di teras yang ditanami rempah-rempah, seperti serai, daun salam, kunci, lengkuas, dan kunyit. “Saya enggak cuma ngomong, tapi juga melakukan apa yang saya ajarkan ke orang soal gaya hidup organik,” ujar Santi, Selasa lalu.

<!--more-->

Santi dan keluarganya mulai beralih ke gaya hidup organik pada 2001. Saat itu Kay diketahui alergi terhadap makanan berpengawet dan disarankan dokter agar diberi asupan sayuran organik. Santi pun mengubah pola makan keluarganya. Ia membeli pangan organik dari Romo Agatho Elsener, yang tinggal tak jauh dari kediamannya. Agatho termasuk pionir pertanian organik Indonesia dan mulai merintis Bina Sarana Bakti, lembaga yang memproduksi dan memasarkan produk kebun organiknya, di Cisarua, Bogor, sejak 1980. Santi belajar banyak soal pangan organik dari Agatho.

Tak sebatas makanan, Santi juga mengembangkan gaya hidup organik. Untuk perawatan rambut, misalnya, dia menggunakan sari buah mengkudu yang bisa menyamarkan uban. Bedak juga ia bikin sendiri dari tepung beras yang dikeringkan. Untuk menghaluskan kulit, dia memanfaatkan minyak kelapa dan minyak zaitun. “Saya sudah sering dibilang ‘gila’ karena segitu sukanya pakai bahan organik. Tapi, biarinlah. Untuk urusan organik, saya enggak keberatan dibilang ‘gila’,” katanya sambil tertawa.

Santi dan Satrio juga memperhatikan soal sampah. Di kediaman mereka, sampah dipisahkan menurut jenisnya: organik, non-organik, dan yang bisa didaur ulang. Cara mengelola sampah itu mereka tularkan kepada Verena. Di sekolahnya, bocah kelas V SD Santa Ursula, Jakarta, itu rajin mengumpulkan sampah dan mengajari kawannya hal yang sama.

Pada mulanya Santi berlangganan bahan organik dari toko Agatho. Namun pendeta kelahiran Swiss itu menjual rumahnya di Tebet untuk memperluas kebunnya di Cisarua. Tokonya pun tutup. Santi lalu memutuskan untuk membuka usaha kecil-kecilan buat memasarkan produk Agatho pada 2007.

<!--more-->

Bekas manajer pemasaran sebuah perusahaan multinasional itu mula-mula berjualan sayuran organik dengan mobil Toyota Starlet-nya di depan sebuah gedung perkantoran di Kuningan. Usahanya berkembang hingga bisa membuka toko di rumah. Pelanggannya kini sudah ratusan, yang sebagian besar menggunakan layanan antar ke rumah.

Namun, kata Santi, peningkatan jumlah orang yang konsisten memakai pangan organik tidaklah deras. “Ada yang bergaya hidup organik karena kebutuhan, memang pelaku gaya hidup hijau, dan ada juga yang masih coba-coba. Dari tiga jenis itu, jumlah yang konsisten belum banyak,” ujar lulusan Universitas Parahyangan, Bandung, itu.

Santi menilai gaya hidup organik banyak manfaatnya. “Makanan yang sehat dan asupan dari bahan yang jelas asal-usulnya lebih bermanfaat untuk tubuh,” kata dia. “Hasilnya positif. Setelah bergaya hidup organik, Kay dan Verena kalau sakit cepat sembuhnya.”

Berita terkait

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

23 jam lalu

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

Bayi harus menjalani imunisasi karena beberapa alasan tertentu yang akan dibahas dalam artikel ini.

Baca Selengkapnya

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

1 hari lalu

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

Bayi penting untuk melakukan imunisasi secara rutin agar terhindar dari bahaya kesehatan mendatang. Lantas, apa saja bahaya bagi bayi yang tidak melakukan imunisasi?

Baca Selengkapnya

Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

8 hari lalu

Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

PT Indordesa-- anak perusahaan PT Konimex, meluncurkan produk makanan nutrisi dan perawatan kesehatan, FontLife One, di Kota Solo, Jawa Tengah.

Baca Selengkapnya

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

9 hari lalu

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

Kehadiran itu membahayakan tujuan perjanjian, yaitu mengatur keseluruhan daur hidup plastik untuk melindungi kesehatan manusia dan lingkungan.

Baca Selengkapnya

Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

9 hari lalu

Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

Presiden Joko Widodo atau Jokowi acap menyampaikan keresahannya soal warga negara Indonesia yang berbondong-bondong berobat ke negara lain, alih-alih dalam negeri.

Baca Selengkapnya

5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

10 hari lalu

5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

Ternyata lima masalah ini menjadi penyebab penderita diabetes sulit tidur.

Baca Selengkapnya

Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

10 hari lalu

Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

Proyek penelitian di 13 negara ini bertujuan meningkatkan kesadaran global tentang bahan kimia berbahaya dalam plastik daur ulang

Baca Selengkapnya

Jokowi Ungkap PR Besar di Bidang Kesehatan: Pintar kalau Sakit Mau Apa?

10 hari lalu

Jokowi Ungkap PR Besar di Bidang Kesehatan: Pintar kalau Sakit Mau Apa?

Presiden Jokowi mengungkapkan PR besar Indonesia di bidang kesehatan. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Pakta Konsumen Nasional Minta Pemerintah Penuhi Hak Konsumen Tembakau

14 hari lalu

Pakta Konsumen Nasional Minta Pemerintah Penuhi Hak Konsumen Tembakau

Pakta Konsumen Nasional meminta pemerintah untuk memenuhi hak konsumen tembakau di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Definisi Kesehatan Mental Menurut Psikolog, Perlu Dimiliki Setiap Orang

18 hari lalu

Definisi Kesehatan Mental Menurut Psikolog, Perlu Dimiliki Setiap Orang

Kesehatan mental lebih dari sekadar gangguan atau kecacatan mental yang diderita seseorang. Psikolog beri penjelasan.

Baca Selengkapnya