Kenapa Produk Organik Banyak Dipilih?
Editor
Evieta Fadjar Pusporini
Senin, 3 Februari 2014 13:28 WIB
Setelah mendalami sistem pertanian organik, mereka lantas sadar bahwa bukan hanya diri sendiri yang harus jadi sehat dengan tanaman organik, tapi juga orang lain, lingkungan, dan tanahnya. Konsep itu menuntut mereka harus siap hidup berbagi dengan semua unsur tersebut. Salah satunya dengan membagi pengetahuan mereka kepada orang banyak.
Sebulan sekali Soeparwan dan Donor memberi pelatihan selama dua hari mengenai pertanian organik. Materinya berupa pengetahuan dasar tentang tanaman organik dan cara berkebun di halaman rumah. Mereka juga mengajak peserta belajar langsung ke kebun organik. Menurut Soeparwan, menanam sayur organik di halaman rumah dengan di kebun berbeda jenis tanaman dan perlakuannya.
<!--more-->
Peminat pelatihan itu berasal dari berbagai kalangan, seperti mahasiswa, dosen, dan pegawai pemerintah. Peminatnya, yang dibatasi paling banyak 18 orang, berdatangan dari berbagai penjuru Tanah Air. Dibuka sejak 9 Oktober 2010, pelatihan itu hingga kini telah menghasilkan 48 angkatan.
Soeparwan juga memperluas jaringannya dengan mendirikan Komunitas Halaman Organik di Facebook dan situs Halamanorganik.org. Komunitas ini mengkampanyekan perlunya kebun organik di halaman rumah, sesempit apa pun halamannya.
Bisnis mereka terus berkembang, tapi Soeparwan tak ingin memperluas lahan kebunnya agar, misalnya, bisa memasok permintaan pasar dari Jakarta. "Kami sedang merintis kelompok petani muda baru untuk menularkan pertanian organik," ujarnya.
Saat ini sudah ada sedikitnya sepuluh orang yang ingin menjadi pengusaha pertanian organik seperti mereka. Soeparwan berharap nantinya pertanian Indonesia bisa lebih menyehatkan penduduknya dan lebih ramah kepada alam.
ISMA SAVITRI | ANWAR SISWADI | RISMA
Berita Terpopuler
Manfaat Minum Jahe di Musim Hujan
Komunitas Sampah Visual, Melawan Teror Visual
Hasil Penelitian Benarkan Kopi Bikin Ketagihan
Deddy Ciptakan OCD Terinspirasi Bhiksu Shaolin