Bohong ala Dwi Hartanto, Bagaimana Solusinya?

Reporter

Antara

Editor

Susandijani

Selasa, 10 Oktober 2017 11:29 WIB

ilustrasi bullying. Tempo/Indra Fauzi

TEMPO.CO, Jakarta - Kebohongan akademis seperti yang dilakukan Dwi Hartanto tidak bisa diterima, apalagi kebohongan akademis di publik, kata Direktur Jenderal Sumber Daya Iptek Dikti Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) Ali Ghufron Mukti pada Senin di Jakarta.

"Kami ingatkan Dwi dalam bertindak harus diingat konsekuensi dan tanggung jawab dari tindakan tersebut. Kita seringkali terlalu gampang untuk meminta maaf dan memaafkan suatu kesalahan, namun kita juga seringkali lupa bahwa kita selalu sulit untuk melupakan sebuah kesalahan. Jadi kejadian ini harus menjadi pelajaran bagi Saudara Dwi," kata Ghufron.

Ghufron pun menyoroti masalah integritas di kalangan akademis, yang perlu segera dicari solusinya.

Baca juga:
Apakah Dwi Hartanto Mengidap Gejala Mythomania?
Penderita Mythomania Tidak Bisa Bedakan Kebohongan dan Kebenaran

"Ini tantangan, permasalahan akademis kita ini di dalamnya termasuk integritas, bahkan kunci pembangunannya adalah integritas. Beberapa bulan belakangan ini pun bisa kita dapati contoh atau praktik di perguruan tinggi yang tidak sama sekali mengindahkan integritas," kata dia.

Ghufron mengharapkan para akademisi dan ilmuwan Indonesia, baik di dalam maupun di luar negeri, bersama sama menjaga integritas dan etika yang baik.

Dwi Hartanto merupakan salah satu peserta Visiting World Class Professor, salah satu program yang digagas oleh Direktorat Jenderal Sumber Daya Iptek Dikti Kementerian Riset, Teknologi, dam Pendidikan Tinggi untuk meningkatkan kualitas pendidikan tinggi.

Kasus Dwi Hartanto ini menjadi evaluasi kementerian dalam menyelenggarakan program serupa di kemudian hari.

"Kami terus melakukan evaluasi yang berkelanjutan, tidak hanya pada program ini, tetapi kepada seluruh program dan kebijakan," ucapnya.

Ghufron berharap ke depan Dwi mampu memperbaiki diri dan integritasnya, serta kembali mengembangkan potensi diri.

Bagi dia, Dwi Hartanto sebenarnya memiliki potensi untuk berkembang, karenanya dia mengimbau para ilmuwan Indonesia di luar negeri untuk membantu Dwi memperbaiki diri.

"Janganlah kita kemudian menghakimi, tetapi kita arahkan dan berikan kesempatan, jalan karir Dwi masih panjang mari kita tegur, kita ingatkan dan kita bantu ke arah yang baik," kata dia.

Dwi Hartanto, mahasiswa doktoral di Technische Universiteit Delft Belanda, mengaku melebih-lebihkan informasi terkait pribadi, kompetensi dan prestasinya selama di Belanda.

Prestasi-prestasi yang diklaim Dwi membuatnya dianugerahi penghargaan Kedutaan Besar Republik Indonesia di Den Haag, yang kemudian mencabut penghargaan itu setelah investigasi PPI Delft mementahkan semua klaim prestasinya di bidang antariksa serta latar belakang pendidikan dan pertemuannya dengan BJ Habibie.

Berita terkait

Begini Dua Mahasiswi Ini Bandingkan Kelas dan Skema IUP di QUT dan Unair

46 hari lalu

Begini Dua Mahasiswi Ini Bandingkan Kelas dan Skema IUP di QUT dan Unair

Keduanya adalah mahasiswa International Undergraduate Program (IUP) Psikologi Universitas Airlangga (Unair).

Baca Selengkapnya

Ibu Bunuh Anak di Bekasi, Polisi Kesulitan Gali Motif Lantaran Keterangan Pelaku Berubah-ubah

49 hari lalu

Ibu Bunuh Anak di Bekasi, Polisi Kesulitan Gali Motif Lantaran Keterangan Pelaku Berubah-ubah

Polisi menyebut ibu bunuh anak di perumahan Bekasi mengalami halusinasi.

Baca Selengkapnya

Polres Tangerang Selatan Bakal Periksa Psikologi Korban Perundungan Geng Binus School

20 Februari 2024

Polres Tangerang Selatan Bakal Periksa Psikologi Korban Perundungan Geng Binus School

Polres Tangerang Selatan berencana melakukan pemeriksaan psikologi terhadap korban perundungan siswa Binus School Serpong.

Baca Selengkapnya

Tamara Tyasmara Pastikan Hadiri Pemeriksaan Lanjutan di Polda Metro Jaya Hari Ini

19 Februari 2024

Tamara Tyasmara Pastikan Hadiri Pemeriksaan Lanjutan di Polda Metro Jaya Hari Ini

Tamara Tyasmara akan didampingi oleh kuasa hukumnya, Sandy Arifin, pada pemeriksaan lanjutan di Polda Metro Jaya hari ini.

Baca Selengkapnya

Kasus Dante Tewas Ditenggelamkan di Kolam Renang, Apsifor Sebut Bakal Periksa Lagi Tamara Tyasmara

16 Februari 2024

Kasus Dante Tewas Ditenggelamkan di Kolam Renang, Apsifor Sebut Bakal Periksa Lagi Tamara Tyasmara

Tamara Tyasmara mengatakan bakal kooperatif jika ada panggilan lagi oleh kepolisian secara resmi.

Baca Selengkapnya

Tamara Tyasmara Sudah 2 Tahun Pacaran dengan Yudha Arfandi Tersangka Pembunuh Dante

16 Februari 2024

Tamara Tyasmara Sudah 2 Tahun Pacaran dengan Yudha Arfandi Tersangka Pembunuh Dante

Tamara Tyasmara mengaku berpacaran dengan Yudha Arfandi sejak 2022.

Baca Selengkapnya

Catat Daftar Rumah Sakit untuk Caleg Stres Gagal di Pileg 2024, RSKD Duren Sawit Sediakan Layanan Psikologi

14 Februari 2024

Catat Daftar Rumah Sakit untuk Caleg Stres Gagal di Pileg 2024, RSKD Duren Sawit Sediakan Layanan Psikologi

Rumah sakit mana saja yang menyediakan jasa layanan khusus untuk para caleg stres akibat gagal dalam Pileg 2024?

Baca Selengkapnya

Polisi Bakal Periksa Psikologi Angger Dimas di Kasus Kematian Dante Hari Ini

13 Februari 2024

Polisi Bakal Periksa Psikologi Angger Dimas di Kasus Kematian Dante Hari Ini

Penyidik Polda Metro Jaya bersama ahli psikologi forensik akan memeriksa psikologi ayah Dante, Angger Dimas hari ini.

Baca Selengkapnya

PBB Prihatin pada Mental Anak-anak di Gaza yang Trauma

9 Februari 2024

PBB Prihatin pada Mental Anak-anak di Gaza yang Trauma

PBB berharap ada dukungan psikologi besar-besaran untuk anak-anak yang mengalami trauma di Gaza, Tepi Barat dan Israel

Baca Selengkapnya

Percaya Diri Berlebih Bisa karena Efek Dunning-Kruger, Apakah itu?

19 Januari 2024

Percaya Diri Berlebih Bisa karena Efek Dunning-Kruger, Apakah itu?

Apa itu Dunning-Kruger effect kaitannya dengan percaya diri berlebih?

Baca Selengkapnya