Beda Tumor Ganas dan Jinak, Begini Mendeteksinya

Reporter

Mitra Tarigan

Editor

Susandijani

Sabtu, 14 Oktober 2017 15:48 WIB

Ilustrasi Kanker (Pexel.com)

TEMPO.CO, Jakarta - Dokter spesialis bedah saraf dari Comprehensive Brain and Spine Centre (CBSC) Indonesia, Agus C. Anab mengatakan penyakit tumor otak semakin banyak dialami masyarakat Indonesia.

Disebutkan juga ada sekitar 25 ribu pasien tumor otak pertahun di Indonesia. “Kami meyakini lebih banyak, karena masih banyak pasien yang tidak mau melapor dengan mendeteksi dini penyakit itu,” katanya di Jakarta Jumat 13 Oktober 2017.

Otak rata-rata memiliki berat 1,5 kilogram. Walaupun memiliki ukuran yang kecil, namun organ mini itu menyerap 25 persen nutrisi yang masuk ke tubuh. “'Makannya' banyak karena bekerjanya keras. Semua saraf pada otak itu memiliki fungsi tersendiri bagi tubuh kita,” katanya. Untuk melakukan operasi pada otak, memerlukan kehati-hatian tinggi. Karena bila ada saraf yang tersenggol, akibatnya pun bisa fatal.

Baca: Obesitas juga Bisa Sebabkan Kanker, Cek Penelitiannya

Tumor otak sendiri adalah jaringan abnormal yang timbul akibat pertumbuhan sel yang tidak normal di dalam otak. Tumor itu terbagi menjadi dua, ada yang bersifat jinak, dan ada pula yang bersifat ganas. Selain perbedaan sifatnya, tumor otak pun dapat berasal dari jaringan sel otak yang disebut tumor otak primer. Ada pula tumor otak yang berasal dari tumor ganas di bagian tubuh lain yang akhirnya menyebar ke otak. Jenis tumor ini disebut tumor sekunder (metastasis).

Aca mengatakan selain sifatnya yang berbeda, ada juga perbedaan lain antara tumor ganas dan tumor jinak. Dari segi tekstur, kata Aca, biasanya tumor ganas justru berbentuk seperti kumpulan daging yang berbentuk lebih halus. Sebaliknya, tumor jinak biasanya seperti kumpulan daging yang lebih keras teksturnya. “Tumor itu, seperti bakso. Kalau tumor ganas lebih soft dibanding tumor jinak,” katanya.

Tumor jinak pada otak biasanya akan lama tumbuhnya. Dalam jangka waktu setahun, biasanya pertumbuhannya setengah milimeter saja. Tak heran, para penderita tumor otak jinak itu biasanya akan mulai merasakan sakit setelah tumor itu, lebih besar sekitar dua sentimeter atau setelah beberapa tahun setelah tumor itu ada . “Bedanya kalau pertumbuhan tumor ganas, sesuai stadiumnya, bisa hanya dalam hitungan bulan. Cepat sekali mereka membesar,” katanya. Baca juga: Tips Mencegah Tumor Otak

Pada saat melakukan operasi tumor otak, Aca menilai sebenarnya lebih mudah mengeluarkan tumor ganas, dibandingkan tumor jinak. Alasannya, karena tekstur yang lebih keras, saat mengangkat tumor jinak, melalui operasi tumor otak yang melalui alis mata, maka pengambilannya harus dilakukan sedikit demi sedikit. “Jadi seolah dicuil mili demi mili sampai semuanya terangkat,” katanya.

Ketika mengangkat tumor ganas, karena teksturnya halus, maka biasanya akan lebih mudah dan lebih cepat. “Tumor ganas itu seperti gel, operasinya bisa lebih cepat dibandingkan tumor jinak yang memakan waktu 4-6 jam,” kata Aca.

Walau tumor ganas mudah diangkat, ada pula perbedaan perawatan pasca operasi antara tumor jinak dan tumor ganas. Bagi tumor jinak, pasien tidak perlu melakukan terapi lanjutan yang intens. Biasanya penyembuhannya lebih cepat. Sekitar tiga hari setelah operasi, pasien sudah bisa berjalan normal. Kontrol berikutnya pun bisa dilakukan selang sebulan setelah operasi. Hal ini berbeda dengan penanganan tumor ganas. Pasien penderita tumor ganas harus melakukan terapi setelah operasi. "Butuh follow up terapi tergantung stadiumnya. Kalau stadium 1-2 cukup radiasi, stadium 3-4 ditambah kemoterapi," kata Aca.

Untuk mengetahui apakah seseorang menderita tumor ganas, atau tumor jinak Aca menyarankan agar masyarakat segera melakukan tes Magnetic resonance imaging (MRI) bila merasakan beberapa gejala seperti sakit kepala yang berkepanjangan atau rabun mata. Tes ini pun bisa dilakukan sebagai deteksi dini adanya tumor pada otak.

Berita terkait

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

13 jam lalu

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

Bayi harus menjalani imunisasi karena beberapa alasan tertentu yang akan dibahas dalam artikel ini.

Baca Selengkapnya

10.000 Warga Palestina Hilang di Gaza, 210 Hari Sejak Serangan Israel Dimulai

13 jam lalu

10.000 Warga Palestina Hilang di Gaza, 210 Hari Sejak Serangan Israel Dimulai

Sejauh ini, 30 anak telah meninggal karena kelaparan dan kehausan di Gaza akibat blokade total bantuan kemanusiaan oleh Israel

Baca Selengkapnya

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

19 jam lalu

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

Bayi penting untuk melakukan imunisasi secara rutin agar terhindar dari bahaya kesehatan mendatang. Lantas, apa saja bahaya bagi bayi yang tidak melakukan imunisasi?

Baca Selengkapnya

Pasien Kanker Minim Pengetahuan Akibat Waktu Konsultasi Terbatas

2 hari lalu

Pasien Kanker Minim Pengetahuan Akibat Waktu Konsultasi Terbatas

Waktu konsultasi yang terbatas menyebabkan pasien kanker sering merasa bingung untuk memahami betul penyakitnya.

Baca Selengkapnya

Imigran Laos Pengidap Kanker Menangi Lotere Jackpot AS Sebesar Rp21 Triliun

4 hari lalu

Imigran Laos Pengidap Kanker Menangi Lotere Jackpot AS Sebesar Rp21 Triliun

Pemenang lotere jackpot bersejarah Powerball Amerika Serikat senilai lebih dari Rp21 triliun adalah seorang imigran dari Laos pengidap kanker

Baca Selengkapnya

Cara Mengendalikan Nyeri pada Pasien Kanker Menurut Dokter

5 hari lalu

Cara Mengendalikan Nyeri pada Pasien Kanker Menurut Dokter

Dokter menjelaskan cara mengendalikan nyeri pada pasien kanker. Berikut yang perlu dilakukan.

Baca Selengkapnya

Raja Charles III Siap Kembali Bertugas

7 hari lalu

Raja Charles III Siap Kembali Bertugas

Raja Charles III sudah mendapat izin dari tim dokter untuk kembali bertugas setelah menjalani pengobatan kanker.

Baca Selengkapnya

Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

8 hari lalu

Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

PT Indordesa-- anak perusahaan PT Konimex, meluncurkan produk makanan nutrisi dan perawatan kesehatan, FontLife One, di Kota Solo, Jawa Tengah.

Baca Selengkapnya

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

9 hari lalu

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

Kehadiran itu membahayakan tujuan perjanjian, yaitu mengatur keseluruhan daur hidup plastik untuk melindungi kesehatan manusia dan lingkungan.

Baca Selengkapnya

Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

9 hari lalu

Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

Presiden Joko Widodo atau Jokowi acap menyampaikan keresahannya soal warga negara Indonesia yang berbondong-bondong berobat ke negara lain, alih-alih dalam negeri.

Baca Selengkapnya