TEMPO.CO, Jakarta - Dokter Spesialis bedah saraf dari Comprehensive Brain and Spine Centre Surabaya, Agus C. Anab alias Aca mengatakan tumor otak menjadi salah satu pembunuh diam-diam di dunia kesehatan. Sampai saat ini ia pun tidak mengetahui penyebab utama penyakit itu. Walau begitu, ada sejumlah faktor risiko yang memungkinkan terjadinya tumor, seperti herediter (diwariskan dari orang tua), virus onkogen, radiasi misalnya dari smartphone, zat kimiawi termasuk penyedap rasa, terapi hormon pada pil KB dan rokok.
Aca mengatakan bila ada beberapa gejala yang bisa terjadi bila seseorang menderita tumor otak. Salah satunya adalah pasien merasakan pusing yang tidak hilang-hilang. Lalu ada pula penurunan penglihat yang tidak dapat dikoreksi dengan kacamata, kelemahan anggota gerak secara bertahap. Pasien juga bisa vertigo, atau sering mengalami sempoyongan. “Untuk pencegahan penyakit lebih parah, pasien dianjurkan melakukan pemeriksaan MRI,” kata Aca di Jakarta Jumat 13 Oktober 2017. Baca: Penelitian Baru:Salmonela Atasi Tumor Otak Tanpa Operasi
Baca juga:
Tumor otak adalah jaringan abnormal yang timbul akibat pertumbuhan sel yang tidak normal di dalam otak. Ada banyak jenis tumor otak, beberapa di antaranya bersifat jinak dan ada pula yang bersifat ganas. Tumor otak dapat berasal dari jaringan sel otak atau tumor otak primer. Tumor otak dapat pula berasal dari tumor ganas di bagian tubuh lain yang menyebar ke otak. Tumor jenis ini disebut sebagai tumor sekunder atau metastatis.
Tindakan pencegahan lain selain deteksi dini melalui MRI adalah tidak membiarkan stres berat yang menyerang terus-menerus. Bila mengalami stres, ada baiknya menyempatkan waktu beristirahat, dan refreshing untuk mengurangi dan menghilangkan stres.
Pencegahan tumor otak pun penting dilakukan dengan membatasi radiasi langsung yang berlebih pada tubuh. “Sebaiknya menggunakan handsfree bila sering menggunakan telepon seluler dalam waktu lama,” katanya.
Aca pun menyarankan untuk menerapkan pola makan sehat dengan gizi seimbang. Misalnya dengan mengkonsumsi buah-buahan, sayur-sayuran, dan biji-bijian. Ditambah membatasi diri mengkonsumsi lemak. Selain itu, diet makanan lain yang bisa dilakukan adalah dengan mengurangi makanan yang diasap, dibakar, dan diawetkan dengan nitrit, maupun zat kimiawi buatan. “Jangan pula merokok atau mengkonsumsi alkohol,” katanya. Baca: Hati-hati, Tiga Gejala Ini Mengindikasikan Tumor Otak
Memeriksakan kesehatan secara teratur pun penting dilakukan. Terlebih bila ada riwayat keluarga penderita kanker otak sebelumnya. Selanjutnya jangan mengkonsumsi obat-obatan tertentu sebelum mendapat resep rujukan dokter. Kesalahan penggunaan obat dapat merangsang perkembangan sel kanker. Melakukan olahraga secara teratur dengan porsi yang cukup pun penting dilakukan.