Persekusi Pasangan Kekasih, Psikolog: Pelakunya Minim Pendidikan

Editor

Susandijani

Kamis, 16 November 2017 18:05 WIB

Pengunjung menandatangani spanduk dalam acara Deklarasi Penolakan Kekerasan, Eksploitasi, Persekusi Terhadap Perempuan dan Anak di Tugu Proklamasi, Jakarta, 9 Juni 2017. TEMPO/Subekti.

TEMPO.CO, Jakarta - Psikolog Klinis dan Forensik A. Kasandra Putranto berpendapat, persekusi atau main hakim sendiri masih terjadi lantaran minimnya pendidikan, pengetahuan, dan pembentukan karakter pelaku. Pemahaman pelaku mengenai kesetaraan dianggap terbatas.

“Kapasitas pengendalian [pelaku persekusi] emosi yang minim,” kata Kasandra saat dihubungi Tempo, Kamis, 16 November 2017.

Sepasang kekasih yang hendak menikah, R(28) dan perempuan MA (20), dianiaya dan diarak nyaris bugil oleh warga Kampung Kadu, Kelurahan Sukamulya, Kecamatan Cikupa, Kabupaten Tangerang, Sabtu, 11 November 2017. Pasangan itu dituduh melakukan perbuatan mesum.

Menurut Kasandara, diperlukan pemeriksaan lebih lanjut apakah pelaku persekusi merasa marah atau ingin mempermalukan R dan MA. Namun, umumnya ada tokoh provokator yang menggerakkan massa dan mengajak melakukan persekusi.

Baca juga:
Apa Alasan Gugatan Cerai Dikabulkan? Intip Kasus Ustad Al Habsyi
Sulih Suara, Kaesang Pangarep Sulit Menghilangkan Logat Medoknya
Mengintip Rumah Setya Novanto, Karakternya Modern dan Transparan

“Harus ada tindakan hukum agar (pelaku persekusi) jera,” ujar Kasandra.

Berdasarkan pemberitaan Tempo pada Rabu, 15 November 2017, Kepolisian Resor Kota Tangerang menetapkan enam tersangka atas kasus persekusi warga setempat terhadap R dan MA. Mereka dituduh menganiaya, menelanjangi, dan memaksa keduanya keliling kampung.

Salah satu tersangka itu adalah ketua rumah tangga (RT) berinisial T. Menurut Kapolres Kota Tangerang Ajun Komisaris Besar M. Sabilul Alif, T telah memprovokasi dengan mengajak warga memotret dan membuat video R dan MA yang sedang diarak keliling kampung.

“Lebih parah lagi, T mengajak warganya untuk memotret dan mem-video-kan korban persekusi, bahkan menyilahkan berswa-foto,” kata Sabilul kepada wartawan, Selasa, 14 November 2017.

Perbuatan persekusi itu bermula dari T yang mengetuk pintu rumah kontrakan MA di Kampung Kadu pada Sabtu malam, 11 November 2017. Saat itu, ada R yang membawakan makan malam untuk MA. MA yang adalah pendatang dari Bengkulu dan bekerja di perusahaan di Tangerang meminta R untuk membawakannya makanan.

Ketika warga berhasil masuk, R dan MA sedang makan besama. Namun, mereka dipaksa untuk mengaku telah berbuat mesum. Keduanya juga dipaksa keluar rumah. R hanya mengenakan celana dalam biru tua dan bertelanjang dada. Sementara MA hanya mengenakan celana dalam hitam dan kaos oblong biru dengan corak warna-warni di bagian dada.

Kemudian, R dan MA diarak puluhan warga dari rumah kontrakan ke jalan raya sejauh 200 meter. R diarak dengan wajah lebam-lebam. Keduanya pun meminta maaf, tapi tak direspons baik oleh warga.

“Ampun pak, ampun pak, tapi teriakan MA tak digubris. Malah, salah satu tersangka menarik kaos biru yang masih melekat di tubuh MA hingga perempuan itu nyaris bugil,” jelas Sabilul.

LANI DIANA | AYU CIPTA

Berita terkait

Hari Kartini, Sosiolog Ungkap Masalah yang Masih Dialami Perempuan

6 hari lalu

Hari Kartini, Sosiolog Ungkap Masalah yang Masih Dialami Perempuan

Hari Kartini merupakan momentum refleksi masih banyak persoalan terkait perempuan dan anak. Ini harapan sosiolog.

Baca Selengkapnya

7 Tips Ajak Anak Pola Makan Sehat

13 hari lalu

7 Tips Ajak Anak Pola Makan Sehat

Kebiasaan makan yang buruk dapat berdampak negatif pada kesehatan anak. Simak 5 tips anak ajak pola makan sehat

Baca Selengkapnya

Pamer Foto Lebaran 8 Tahun Terakhir, Andien Ceritakan 2 Karakter Berbeda Anaknya

17 hari lalu

Pamer Foto Lebaran 8 Tahun Terakhir, Andien Ceritakan 2 Karakter Berbeda Anaknya

Penyanyi Andien menceritakan perjalanan foto Lebaran keluarganya selama 8 tahun terakhir

Baca Selengkapnya

Manfaatkan Libur Idul Fitri untuk Pengasuhan Maksimal Anak

17 hari lalu

Manfaatkan Libur Idul Fitri untuk Pengasuhan Maksimal Anak

KPAI meminta orang tua memanfaatkan momen libur Idul Fitri untuk memaksimalkan peran pengasuhan yang terbaik bagi anak.

Baca Selengkapnya

Keluarga Sandera Ancam Bakar Israel jika Kesepakatan dengan Hamas Tidak Tercapai

26 hari lalu

Keluarga Sandera Ancam Bakar Israel jika Kesepakatan dengan Hamas Tidak Tercapai

Keluarga sandera Israel mengancam akan membakar negara jika Perdana Menteri Benjamin Netanyahu tidak segera mencapai kesepakatan pertukaran sandera dengan Hamas.

Baca Selengkapnya

8 Hal yang Perlu Diperhatikan sebelum Membeli Kulkas

32 hari lalu

8 Hal yang Perlu Diperhatikan sebelum Membeli Kulkas

Berikut deretan hal yang perlu diperhatikan sebelum memutuskan untuk membeli kulkas.

Baca Selengkapnya

6 Tips Memberi Tahu Anak soal Masalah Keluarga

38 hari lalu

6 Tips Memberi Tahu Anak soal Masalah Keluarga

Ketika ada masalah keluarga, penting bagi orang tua untuk memberitahu anak dengan cara yang baik dan sesuai usianya.

Baca Selengkapnya

Program Mudik Gratis PLN Bisa Berangkat Satu Keluarga, Simak Cara Daftarnya

41 hari lalu

Program Mudik Gratis PLN Bisa Berangkat Satu Keluarga, Simak Cara Daftarnya

Program mudik gratis PLN digelar sejak Sabtu, 16 Maret 2024.

Baca Selengkapnya

Motif Satu Keluarga Lompat dari Apartemen Teluk Intan Masih Teka-Teki, Polisi Belum Mau Buka ke Publik

44 hari lalu

Motif Satu Keluarga Lompat dari Apartemen Teluk Intan Masih Teka-Teki, Polisi Belum Mau Buka ke Publik

Hingga kini motif satu keluarga melompat dari Apartemen Teluk Intan Penjaringan masih jadi teka teki. Polisi belum membuka ke publik.

Baca Selengkapnya

Riwayat Hidup Satu Keluarga Lompat dari Apartemen Teluk Intan Diperiksa Secara Psikologi Forensik

44 hari lalu

Riwayat Hidup Satu Keluarga Lompat dari Apartemen Teluk Intan Diperiksa Secara Psikologi Forensik

Polisi belum mau mengungkap kasus satu keluarga melompat dari Apartemen Teluk Intan Penjaringan Jakarta Utara.

Baca Selengkapnya