Merasa Sakit yang Luar Biasa, Manipulasi atau Normal? Ini Bedanya

Selasa, 23 Januari 2018 16:00 WIB

Ilustrasi wanita memegang leher / leher sakit. loyolamedicine.org

TEMPO.CO, Jakarta - Pernahkah Anda merasa bahwa Anda merasakan rasa sakit yang teramat sangat dari cedera atau luka yang Anda miliki? Padahal, luka atau cedera tersebut sudah lama terjadi pada diri Anda. Bagaimana jika ternyata rasa sakit yang Anda rasakan merupakan sebuah manipulasi yang dibuat pikiran Anda sendiri?

Inilah dua hal yang merupakan manipulasi pikiran paling kuat yang dibentuk oleh rasa sakit pada diri Anda;

Baca juga:
LGBT Cenderung Mengidap Penyakit Mental, ini Kata Psikolog
Tren Remaja Merokok, Simak 3 Penyebabnya
Viral Video Mpok Alpa, Bahagiakan Istri dengan Cara Mudah ini

1. Catastrophizing
Catastrophizing artinya kondisi dimana Anda melihat atau berbicara tentang kejadian atau situasi seolah-olah itu adalah malapetaka. Ini adalah proses berpikir di mana Anda melihat situasi terburuk dan hanya melihat kemungkinan hasil yang negatifnya saja.

Catastrophizing sering dikaitkan dengan ruminasi, artinya Anda terus berpikir bahwa sesuatu yang mengerikan akan terjadi dan Anda tidak dapat menghilangkan pikiran tersebut dari kepala Anda. Pemikiran negatif yang terus menerus ini dapat langsung mempengaruhi perasaan dan emosi Anda, yang artinya memicu rasa panik, bahkan menjad depresi.

Advertising
Advertising

Jika Anda merasa diri Anda mulai berpikir secara berlebihan, konsultasikan kepada dokter untuk mendapatkan cara menenangkan pikiran Anda dan bagaimana merubah pola pikir Anda menjadi lebih positif dalam melihat sesuatu. Studi menunjukan bahwa penurunan tingkat pemikiran negatif yang berlebihan akan membuat Anda dapat menangani rasa sakit lebih baik.

2. Mengaitkan Rasa Sakit dengan Hal yang Berbahaya
Rasa sakit memang dikaitkan sebagai tanda dari luka akut seperti patah tulang, dan rasa nyeri atau sakit yang perlahan hilang adalah tanda penting dari penyembuhan dan proses perbaikan jaringan. Namun, rasa sakit dan kondisi kesehatan fisik seperti di atas tidak selalu beriringan.

Dari masa kanak-kanak, otak Anda belajar menyamakan rasa sakit dengan luka atau hal yang berbahaya dan pemikiran ini terus melekat dalam pikiran Anda sampai dewasa. Tapi, pembelajaran perilaku ini bisa menimbulkan masalah bagi kesadaran pikiran Anda atas rasa sakit yang sebenarnya lebih kronis.

Contohnya, rasa nyeri pada leher Anda akibat cedera dari kecelakaan. Rasa sakit yang Anda rasakan setelah melewati proses pengobatan berhubungan dengan masalah peradangan jaringan akut dalam diri Anda. Namun, merasakan sakit leher setahun kemudian merupakan masalah yang berbeda.

Bila sakit terasa ketika Anda menggerakkan otot dan persendian menjadi tegang, bukan berarti cedera sedang kembali terjadi. Sebaliknya, ini adalah tanda bahwa tubuh Anda telah belajar untuk menolak gerakan semacam itu dan perlu melalui proses yang hati-hati untuk rekondisi dan melatih otot, tendon, sendi, dan saraf tertentu untuk berperilaku berbeda.

Kedua hal di atas membuat Anda salah menafsirkan kondisi medis yang bisa mengakibatkan kehidupan Anda terganggu dan terisi dengan pikiran-pikiran negatif. Anda harus mulai peka untuk membedakan mana sakit yang hanya merupakan manipulasi pikiran Anda dan yang bukan.

WEBMD | PREVENTION

Berita terkait

Rutin Aktivitas Olahraga, Apa Saja Manfaatnya?

2 hari lalu

Rutin Aktivitas Olahraga, Apa Saja Manfaatnya?

Olahraga bukan hanya tentang membentuk tubuh atau memperkuat otot

Baca Selengkapnya

Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

8 hari lalu

Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

Jokowi mengatakan kemampuan produksi dokter spesialis Indonesia hanya 2.700 per tahun.

Baca Selengkapnya

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

10 hari lalu

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

Bayi harus menjalani imunisasi karena beberapa alasan tertentu yang akan dibahas dalam artikel ini.

Baca Selengkapnya

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

10 hari lalu

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

Bayi penting untuk melakukan imunisasi secara rutin agar terhindar dari bahaya kesehatan mendatang. Lantas, apa saja bahaya bagi bayi yang tidak melakukan imunisasi?

Baca Selengkapnya

Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

18 hari lalu

Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

PT Indordesa-- anak perusahaan PT Konimex, meluncurkan produk makanan nutrisi dan perawatan kesehatan, FontLife One, di Kota Solo, Jawa Tengah.

Baca Selengkapnya

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

19 hari lalu

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

Kehadiran itu membahayakan tujuan perjanjian, yaitu mengatur keseluruhan daur hidup plastik untuk melindungi kesehatan manusia dan lingkungan.

Baca Selengkapnya

Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

19 hari lalu

Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

Presiden Joko Widodo atau Jokowi acap menyampaikan keresahannya soal warga negara Indonesia yang berbondong-bondong berobat ke negara lain, alih-alih dalam negeri.

Baca Selengkapnya

5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

20 hari lalu

5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

Ternyata lima masalah ini menjadi penyebab penderita diabetes sulit tidur.

Baca Selengkapnya

Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

20 hari lalu

Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

Proyek penelitian di 13 negara ini bertujuan meningkatkan kesadaran global tentang bahan kimia berbahaya dalam plastik daur ulang

Baca Selengkapnya

Jokowi Ungkap PR Besar di Bidang Kesehatan: Pintar kalau Sakit Mau Apa?

20 hari lalu

Jokowi Ungkap PR Besar di Bidang Kesehatan: Pintar kalau Sakit Mau Apa?

Presiden Jokowi mengungkapkan PR besar Indonesia di bidang kesehatan. Apa saja?

Baca Selengkapnya