Apakah Anda Menderita Aritmia? Begini Cara mendeteksinya

Jumat, 26 Januari 2018 09:05 WIB

Foto ilustrasi. Dok: StockXpert

TEMPO.CO, Jakarta - Pernah merasa jantung berdebar-debar? Mungkin Anda mengalami Aritmia. Rasa berdebar pada jantung adalah gejala yang sering terindikasi pada pasien aritmia. Begitu disebutkan Ketua Indonesian Heart Rhythm Society Meeting (InaHRS) dr. Dicky Armein Hanafy di Jakarta, Rabu 24 Januari 2018.

Aritmia sendiri adalah kondisi dimana produksi impuls atau penjalaran impuls listrik ke otot jantung mengalami gangguan atau abnormal. Dengan kata lain ritme atau irama detak jantungnya tidak teratur. Perubahan irama jantung yang tidak teratur ini bisa terasa sangat cepat, lambat atau bahkan tidak beraturan.

Sayangnya, kesadaran masyarakat Indonesia terkait kondisi aritmia masih sangat rendah. Terutama terkait dengan pengetahuan dan informasi mengenai penyakit ini sendiri. Padahal, gejala yang timbul dan terindikasi penyakit aritmia sangat umum dan biasa dialami banyak orang.

Baca juga:
Hari Gizi Nasional, Cegah Stunting dengan Tablet Penambah Darah
Kalah Populer dengan Penyakit Jantung Koroner, Apa itu Aritmia?
Terlihat Bersih, 5 Benda Ini Ternyata Menyimpan Banyak Bakteri

Selain gejala rasa berdebar pada jantung tadi, gejala lain yang bisa dideteksi adalah denyut nadi. Jumlah denyut nadi normal pada orang dewasa saat istirahat adalah 60-100 denyut per menit. Jadi, jika irama jantung Anda berfrekuensi dibawah 60 kali/menit ataupun diatas 100 kali/menit irama jantung Anda tidak normal.

Gejala lainnya yang juga perlu diwaspadai adalah pusing yang teramat sangat, pingsan, stroke, bahkan bisa menyebabkan kematian mendadak.

Hal terkait deteksi dini terhadap gejala aritmia tersebut juga diungkapkan oleh Dokter dan Konsultan Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah, dr. Agung Fabian Chandranegara kepada Tempo 24 Januari 2018 di Rumah Sakit Harapan Kita, Jakarta Barat,

“Intinya semua penyakit jantung dimulai dari keluhan yang ringan. Kemudian karena tidak aware, tidak waspada dan tidak tahu cara mendeteksinya maka jatuh ke level yang berat. Inilah pentingnya deteksi dini,” ungkap dia.

Terkait deteksi dini, Dicky juga memperkenalkan metode deteksi dini aritmia yang bisa Anda lakukan sendiri, yaitu MENARI(Mendeteksi Nadi Sendiri).

Berikut langkahnya:

  • Pegang nadi di tangan Anda dengan 3 jari, hal ini karena tiga jari bisa lebih sensitif merasakan nadi
  • Ukur waktu selama satu menit, kemudian hitung berapa banyak denyutan di tangan Anda
  • Perhatikan bagaimana ritme denyutan, apakah kuat atau lemah, apakah konstan atau ada jeda
  • Anda juga bisa mengukur denyut nadi dalam waktu 10 detik, hitung jumlah nadi dan dikalikan 6.

Normalnya jumlah denyut nadi akan berkisar di angka 60-90 an. Namun, bila tidak ada keluhan lain yang dirasakan, pada 50-an pun masih bisa dianggap normal dari indikasi penyakit jantung aritmia.

Advertising
Advertising

Berita terkait

Mengapa Penderita Kolesterol Sebaiknya Menghindari Masakan Bersantan?

36 menit lalu

Mengapa Penderita Kolesterol Sebaiknya Menghindari Masakan Bersantan?

Saalah satu yang wajib dihindari penderita kolesterol adalah makanan bersantan. Kenapa?

Baca Selengkapnya

Cara Menyenangkan Menjaga Kesehatan Jantung

20 jam lalu

Cara Menyenangkan Menjaga Kesehatan Jantung

Tak sekedar olahraga dan makan sehat, ada cara lain yang mungkin tak pernah Anda duga tapi baik untuk kesehatan jantung.

Baca Selengkapnya

Wamenkes Ingatkan Lemak Trans pada Makanan Tingkatkan Risiko Penyakit Jantung

21 jam lalu

Wamenkes Ingatkan Lemak Trans pada Makanan Tingkatkan Risiko Penyakit Jantung

Wamenkes menegaskan pembatasan lemak trans akan menekan risiko penyakit jantung sekaligus membuat Indonesia berhemat triliunan rupiah.

Baca Selengkapnya

Mengenal Metode TEVAR EVAR untuk Atasi Gangguan Pembuluh Darah Aorta

1 hari lalu

Mengenal Metode TEVAR EVAR untuk Atasi Gangguan Pembuluh Darah Aorta

Tak perlu operasi, berikut tindakan yang bisa diterapkan untuk mengatasi pembesaran aorta atau pembuluh darah utama.

Baca Selengkapnya

Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

1 hari lalu

Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

Jokowi mengatakan kemampuan produksi dokter spesialis Indonesia hanya 2.700 per tahun.

Baca Selengkapnya

Penyebab dan Gejala Penyakit Hemofilia yang Perlu Diketahui

1 hari lalu

Penyebab dan Gejala Penyakit Hemofilia yang Perlu Diketahui

Hemofilia merupakan penyakit kelaianan pada fungsi pembekuan darah. Sebagian besar penyebabnya terjadi karena keturunan.

Baca Selengkapnya

Ketahui Apa Itu Mitokondria dan Gangguan Metabolik

2 hari lalu

Ketahui Apa Itu Mitokondria dan Gangguan Metabolik

Contoh gangguan mitokondria termasuk penyakit mitokondria, gangguan neurodegeneratif, dan gangguan metabolik.

Baca Selengkapnya

Apa Saja Imunisasi yang Wajib Diberikan kepada Bayi Berusia 1-2 Bulan?

3 hari lalu

Apa Saja Imunisasi yang Wajib Diberikan kepada Bayi Berusia 1-2 Bulan?

Bayi wajib melakukan imunisasi untuk mencegah bahaya kesehatan, terutama ketika berusia 1-2 bulan. Lantas, apa saja jenis imunisasi yang wajib dilakukan bayi?

Baca Selengkapnya

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

3 hari lalu

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

Bayi harus menjalani imunisasi karena beberapa alasan tertentu yang akan dibahas dalam artikel ini.

Baca Selengkapnya

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

4 hari lalu

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

Bayi penting untuk melakukan imunisasi secara rutin agar terhindar dari bahaya kesehatan mendatang. Lantas, apa saja bahaya bagi bayi yang tidak melakukan imunisasi?

Baca Selengkapnya