Cara Bidan dan Dukun Beranak Kerja Sama Tangani Ibu Melahirkan

Reporter

Tempo.co

Editor

Mitra Tarigan

Sabtu, 14 April 2018 07:30 WIB

Rosalinda Delin (44), di Atapupu, Belu, Nusa Tenggara Timur. Rosalinda adalah bidan persalinan yang berhasil merubah tradisi panggang ibu dan bayi pasca melahirkan yang ada di Atambua, Belu. TEMPO/Frannoto

TEMPO.CO, Jakarta - Melahirkan di dukun beranak masih menjadi hal lumrah di sebagian daerah di Indonesia. Ketika si ibu sudah merasakan kontraksi atau keluhan lain menjelang melahirkan, alih-alih bidan atau dokter, mereka akan memanggil dukun beranak. "Dukun beranak masih menjadi favorit di daerah dan pedalaman Indonesia karena memiliki beberapa keunggulan dibanding bidan atau dokter di rumah sakit atau puskesmas," kata Program Manager Pencerah Nusantara, Siska Verawati di Jakarta pada 12 April 2018.

Menurut Siska menjelaskan salah satu keunggulan pelayanan dari dukun beranak adalah suka memberikan layanan memijat. Para dukun beranak ini senantiasa menemani dan memijat para ibu sehingga membuat ibu lebih nyaman saat menghadapi masa menjelang melahirkan. "Di Mamuju Utara, Sulawesi Barat, dan Kecamatan Losari, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, keberadaan dukun beranak tetap eksis seiring kehadiran tenaga kesehatan dari puskesmas setempat," kata Siska.

Baca juga:
Stop Kemasan Plastik atau Bahaya Ini Mengintai Kita
Mark Zuckerberg Dicecar Kasus Facebook, Ini Arti Bahasa Tubuhnya
Lelang Memorabilia Simpson, Kisah Cinta Raja yang Dikucilkan

Dukun beranak pun biasanya ramah kepada si ibu yang melahirkan. Si dukun tahu riwayat keluarga dan menanyakan kabar tentang keluarga ibu yang melahirkan sehingga membuat ibu itu merasa dekat dan nyaman. "Jadi yang ditanya kabarnya itu tidak hanya si ibu, tapi semua anggota keluarganya. Mereka ramah sekali," kata Siska.

Walau memiliki keunggulan itu, para ibu yang hendak melahirkan sebaiknya tetap memprioritaskan datang ke bidan atau ke dokter kandungan serta rumah sakit untuk melahirkan. Rumah sakit serta tenaga kesehatan seperti bidan dan dokter tentunya memiliki ilmu serta mendapatkan dukungan alat medis yang lebih lengkap untuk menangani masalah kelahiran dibanding para dukun beranak. "Hal ini juga untuk mengurangi kematian ibu dan anak saat proses melahirkan," kata Siska.

Siska mengatakan tim Pencerah Nusantara pun mencoba memperkuat layanan kesehatan primer dengan terus bekerja sama dengan para dukun beranak. Dengan begitu, para dukun beranak bisa tetap mendapatkan pekerjaan dan terus dekat dengan masyarakat. "Dukun beranak menjadi mitra bidan dan dokter. Tim Pencerah Nusantara bekerja sama dengan mereka tanpa menghilangkan peran mereka di masyarakat," katanya.

Advertising
Advertising

Tim Pencerah Nusantara, kata Siska, meminta para dukun beranak mengarahkan para ibu yang hendak melahirkan ke bidan dan dokter. Para dukun beranak ini juga bertugas mengantarkan para ibu hamil untuk berobat dan menjalani perawatan lebih lanjut ke bidan di puskesmas. Dengan begitu, mereka tetap memiliki peran penting di masyarakat. "Para bidan dan dokter setempat pun diajarkan untuk lebih ramah dalam memberikan pelayanan. Kami belajar dari keunggulan dukun beranak ini," kata Siska.

Menurut Siska, tentu tidak mudah mengajak para dukun beranak ikut serta bekerja sama dengan bidan dan dokter di puskesmas setempat. Tim Pencerah Nusantara harus melakukan berbagai lobi agar kemitraan itu bisa terjalin sehingga masyarakat pun bisa percaya kepada bidan dan dokter. "Ada pendekatan personal, yang harus dijalani. Kami dekati kepala dukun beranak atau tokoh dukun beranak yang dihormati gitu. Kami juga sampai menginap di rumah dukunnya juga," kata Siska.

Berita terkait

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

22 jam lalu

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

Bayi harus menjalani imunisasi karena beberapa alasan tertentu yang akan dibahas dalam artikel ini.

Baca Selengkapnya

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

1 hari lalu

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

Bayi penting untuk melakukan imunisasi secara rutin agar terhindar dari bahaya kesehatan mendatang. Lantas, apa saja bahaya bagi bayi yang tidak melakukan imunisasi?

Baca Selengkapnya

Dokter Bedah Ternama Gaza Tewas di Penjara Israel, Diduga Disiksa

1 hari lalu

Dokter Bedah Ternama Gaza Tewas di Penjara Israel, Diduga Disiksa

Seorang dokter bedah Palestina terkemuka dari Rumah Sakit al-Shifa di Gaza meninggal di penjara Israel setelah lebih dari empat bulan ditahan.

Baca Selengkapnya

Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

8 hari lalu

Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

PT Indordesa-- anak perusahaan PT Konimex, meluncurkan produk makanan nutrisi dan perawatan kesehatan, FontLife One, di Kota Solo, Jawa Tengah.

Baca Selengkapnya

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

9 hari lalu

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

Kehadiran itu membahayakan tujuan perjanjian, yaitu mengatur keseluruhan daur hidup plastik untuk melindungi kesehatan manusia dan lingkungan.

Baca Selengkapnya

Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

9 hari lalu

Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

Presiden Joko Widodo atau Jokowi acap menyampaikan keresahannya soal warga negara Indonesia yang berbondong-bondong berobat ke negara lain, alih-alih dalam negeri.

Baca Selengkapnya

Yang Perlu Disiapkan Ibu Hamil agar Persalinan Aman dan Lancar

10 hari lalu

Yang Perlu Disiapkan Ibu Hamil agar Persalinan Aman dan Lancar

Selain memahami bahaya persalinan, ibu hamil juga harus menyiapkan keperluan untuk membantu lancarnya proses kelahiran.

Baca Selengkapnya

5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

10 hari lalu

5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

Ternyata lima masalah ini menjadi penyebab penderita diabetes sulit tidur.

Baca Selengkapnya

Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

10 hari lalu

Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

Proyek penelitian di 13 negara ini bertujuan meningkatkan kesadaran global tentang bahan kimia berbahaya dalam plastik daur ulang

Baca Selengkapnya

Jokowi Ungkap PR Besar di Bidang Kesehatan: Pintar kalau Sakit Mau Apa?

10 hari lalu

Jokowi Ungkap PR Besar di Bidang Kesehatan: Pintar kalau Sakit Mau Apa?

Presiden Jokowi mengungkapkan PR besar Indonesia di bidang kesehatan. Apa saja?

Baca Selengkapnya