Picu Penyakit Kardiovaskular, Apa Itu Lemak Trans?

Reporter

Dini Pramita

Editor

Susandijani

Rabu, 23 Mei 2018 16:31 WIB

Minyak goreng. palmoilhealth.org

TEMPO.CO, Jakarta - Badan Kesehatan Dunia atau WHO untuk pertama kali merilis panduan dunia untuk menghilangkan lemak trans dari tiap hidangan di meja makan. Organisasi tersebut menargetkan salah satu jenis lemak tak jenuh ini hilang dari seluruh belahan dunia pada 2023.

Seperti dituliskan pada KORAN TEMPO, Penghapusan lemak trans ini diklaim dapat menjaga kesehatan dan meningkatkan kualitas kehidupan. Salah satunya dari ancaman kematian akibat penyakit kardiovaskular yang disebabkan konsumsi lemak jenis ini. WHO memperkirakan lemak trans menjadi biang keladi lebih dari 500 ribu kematian setiap tahun akibat penyakit kardiovaskular.

Baca juga:
Menikah dengan Kimmy Jayanti, Intip 4 Gaya Greg Nwokolo
3 Jurus Jitu Berburu Tiket Murah di Situs Online
Tilik Faktor Risiko Kanker Kulit, Hindari Makanan dengan Pengawet

Ada dua jenis Lemak trans atau trans fat. Yaitu trans fat alami dan trans fat buatan. Trans fat alami merupakan lemak tak jenuh yang biasanya ditemukan dalam produk susu dan daging. Lemak trans buatan (atau asam lemak trans) dihasilkan dari proses industri yang menambahkan hidrogen pada cairan minyak sayur untuk membuatnya lebih padat.

Minyak terhidrogenasi parsial pertama kali diperkenalkan ke industri makanan pada awal abad ke-20 sebagai pengganti mentega, dan menjadi lebih populer pada 1950-an hingga 1970-an. Minyak ini banyak digunakan untuk menggoreng dan memanggang makanan, terutama makanan ringan.

Salah satu alasan produsen sering menggunakannya adalah minyak tersebut memiliki umur simpan yang lebih lama daripada lemak lain.

"Lemak trans adalah bahan kimia beracun yang tidak perlu dan membunuh, serta tidak ada alasan bagi orang di seluruh dunia untuk terus mengkonsumsinya," kata Tom Frieden, mantan Kepala Pusat Pengendalian Penyakit Amerika Serikat (CDC) dan sekarang memimpin inisiatif kesehatan Resolved. Menurut Frieden, upaya tersebut juga harus dilakukan di negara-negara berpenghasilan menengah dan rendah yang sering lemah dalam kontrol penggunaan lemak trans oleh industri penganan.

Duta Besar Global WHO untuk Penyakit Non-Komunik, yang juga mendirikan Bloomberg Philantropies, Michael R. Bloomberg, mengatakan larangan penggunaan lemak trans di New York membantu mengurangi jumlah kasus serangan jantung tanpa mengubah rasa makanan yang disantap warganya.

KORAN TEMPO | DINI PRAMITA

Berita terkait

Jokowi Ungkap PR Besar di Bidang Kesehatan: Pintar kalau Sakit Mau Apa?

4 hari lalu

Jokowi Ungkap PR Besar di Bidang Kesehatan: Pintar kalau Sakit Mau Apa?

Presiden Jokowi mengungkapkan PR besar Indonesia di bidang kesehatan. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Apakah Jantung Bocor Bisa Disembuhkan?

4 hari lalu

Apakah Jantung Bocor Bisa Disembuhkan?

Jantung bocor terjadi ketika salah satu dari empat katup di jantung Anda tidak menutup rapat.

Baca Selengkapnya

Penelitian Sebut Diet Ini Bisa Turunkan Risiko Gagal Jantung

11 hari lalu

Penelitian Sebut Diet Ini Bisa Turunkan Risiko Gagal Jantung

Diet sayur dan rendah gula, yang dikenal sebagai diet EAT-Lancet, membantu mengurangi risiko gagal jantung. Bagaimana hubungannya?

Baca Selengkapnya

7 Tanda-tanda Kucing Mengalami Dehidrasi

12 hari lalu

7 Tanda-tanda Kucing Mengalami Dehidrasi

Dehidrasi terjadi ketika kucing kehilangan lebih banyak cairan dari yang mereka konsumsi.

Baca Selengkapnya

WHO: Kardiovaskular dan Pembuluh Darah Jadi Penyebab Kematian Utama Secara Global

16 hari lalu

WHO: Kardiovaskular dan Pembuluh Darah Jadi Penyebab Kematian Utama Secara Global

Kenali ragam penyakit kardiovaskular yang menjadi penyebab utama kematian secara global.

Baca Selengkapnya

Gejala Penyakit Jantung yang Biasa Muncul saat Bangun Tidur

18 hari lalu

Gejala Penyakit Jantung yang Biasa Muncul saat Bangun Tidur

Penelitian baru-baru ini menemukan gejala penyakit jantung yang biasanya terjadi di pagi hari. Berikut penjelasannya.

Baca Selengkapnya

Hidangan Lebaran Identik Makanan Bersantan, Ahli Gizi Imbau Jangan Sering Dipanaskan

21 hari lalu

Hidangan Lebaran Identik Makanan Bersantan, Ahli Gizi Imbau Jangan Sering Dipanaskan

Makanan yang bersantan seperti hidangan Lebaran sebaiknya tidak dipanaskan berulang kali karena kandungan gizinya bisa berubah.

Baca Selengkapnya

Olahraga, Cara Ampuh Cegah Varises. Simak Saran Dokter Jantung

22 hari lalu

Olahraga, Cara Ampuh Cegah Varises. Simak Saran Dokter Jantung

Olahraga merupakan cara ampuh mencegah varises karena dapat melancarkan sirkulasi darah dari kaki ke jantung. Ini jenis yang dianjurkan.

Baca Selengkapnya

Saran BKKBN untuk Ibu Hamil Berumur di Atas 35 Tahun

25 hari lalu

Saran BKKBN untuk Ibu Hamil Berumur di Atas 35 Tahun

Ibu hamil berusia 35 tahun atau lebih diimbau rutin cek kesehatan mulai dari gula darah, tekanan darah, hingga jantung karena risiko lebih tinggi.

Baca Selengkapnya

Bahaya Hipoglikemia Berulang, Stroke hingga Gangguan Jantung

28 hari lalu

Bahaya Hipoglikemia Berulang, Stroke hingga Gangguan Jantung

Hipoglikemia jangan sampai terjadi secara berulang karena tidak baik bagi kesehatan otak dan jantung.

Baca Selengkapnya