Kanker Usus Besar Bisa Dicegah dan Diobati, Ini Penjelasan Ahli

Reporter

Tempo.co

Editor

Susandijani

Selasa, 23 Oktober 2018 10:17 WIB

Ilustrasi Kanker. shutterstock.com

TEMPO.CO, Jakarta - Kanker usus kembali dibicarakan sejak berita Titi Qadarsih meninggal penyakit tersebut bergulir, Senin, 22 Oktober 2018. Kanker usus besar, menurut spesialis penyakit dalam, Prof Dr Ari Fahrial Syam, melalui keterangan tertulisnya hari ini, Selasa, 23 Oktober 2018, merupakan salah satu kanker yang menyebabkan kematian utama, baik pada wanita maupun pria, di seluruh dunia saat ini.

Baca juga: Titi Qadarsih Meninggal, Waspada 11 Faktor Risiko Kanker Usus Ini

Namun, menurut Ari, penyakit kanker ini sebetulnya bisa dicegah dan diobati. "Semakin dini ditemukan, semakin baik prognosisnya," ujarnya. Ia menyebutkan, jika kasus kanker usus besar ini ditemukan pada stadium awal, harapan hidup lima tahunnya mencapai 92 persen. Sebaliknya, jika kanker usus ini ditemukan pada stadium IV atau lanjut, harapan hidup lima tahunnya hanya tinggal 12 persen.

Apa yang menjadi penyebab kanker usus besar? Ari menuturkan gaya hidup menjadi salah satu penyebab kanker usus besar tetap bertahan sebagai penyebab utama kematian, dan angka kejadian terus meningkat di tengah masyarakat.

“Dalam praktik saya sehari-hari, kasus kanker usus sudah umum ditemukan. Saat ini bahkan kasus-kasus baru yang ditemukan pada usia yang lebih muda,” ucapnya.

Faktor genetik memang merupakan salah satu faktor risiko terjadinya kanker usus besar, tapi gaya hidup merupakan hal utama. Beberapa faktor risiko yang telah teridentifikasi dan konsisten dalam berbagai penelitian, termasuk penelitian di Indonesia, adalah diet tinggi daging merah serta daging olahan serta kurang makan sayur dan buah.

Ari mewanti-wanti soal anjuran diet untuk mengontrol berat badan dengan konsumsi daging merah yang berlebihan dan tidak mengkonsumsi buah karena mengandung karbohidrat. "Itu merupakan anjuran yang menyesatkan," tuturnya.

Satu lagi faktor utama penyebab kanker usus besar adalah rokok. Bukan saja perokok aktif, tapi juga perokok pasif. "Beberapa kasus kanker usus yang saya temukan bukan pada perokok, tapi orang terdekat dan sekitarnya merokok, sehingga mereka yang terkena kanker usus besar tersebut merupakan perokok pasif," kata Ari.

Indonesia masih menjadi surga buat para perokok karena mereka bebas merokok di mana saja. Di beberapa kota besar di negara maju sudah sulit mencari tempat buat merokok.

Faktor risiko lain adalah kegemukan, kurang bergerak, dan peminum alkohol. Ada beberapa faktor risiko yang tidak bisa berubah adalah umur. Umur di atas 50 tahun menjadi batasan umur untuk memulai screening. Faktor genetik berupa riwayat kanker atau polip usus pada keluarga, riwayat penyakit radang usus kronis (inflammatory bowel disease/IBD) sebelumnya, dan riwayat penyakit kencing manis/diabetes mellitus merupakan faktor risiko yang juga harus diantisipasi.

Gejala yang timbul kalau kanker usus sudah terjadi antara lain buang air besar berdarah, pola defekasi yang berubah, baik mudah diare maupun sembelit secara bergantian, sakit perut berulang, berat badan turun, pucat tanpa sebab yang jelas, bahkan apabila teraba benjolan di perut merupakan gejala kanker usus besar.

Penyakit ini, menurut Ari, awalnya tanpa gejala. Karena itu, masyarakat yang mempunyai risiko tinggi mengalami kanker usus besar sebaiknya segera kontrol ke dokter. "Dokter akan melakukan pemeriksaan screening untuk mendeteksi secara dini penyakit ini," ujarnya. Kemudian akan ada pemeriksaan kolonoskopi dan dilanjutkan dengan biopsi merupakan metode utama untuk menemukan kanker usus ini pada usus.

Jika sudah dikenali gejala kanker usus besarnya, berobat adalah pilihan selanjutnya. "Jangan lupa untuk selalu menjaga agar tetap melakukan gaya hidup sehat," ucap Ari sambil mewanti-wanti untuk segera melakukan deteksi dini sehingga harapan hidup masih terbentang ke depan.

Berita terkait

Imigran Laos Pengidap Kanker Menangi Lotere Jackpot AS Sebesar Rp21 Triliun

2 hari lalu

Imigran Laos Pengidap Kanker Menangi Lotere Jackpot AS Sebesar Rp21 Triliun

Pemenang lotere jackpot bersejarah Powerball Amerika Serikat senilai lebih dari Rp21 triliun adalah seorang imigran dari Laos pengidap kanker

Baca Selengkapnya

Cara Mengendalikan Nyeri pada Pasien Kanker Menurut Dokter

2 hari lalu

Cara Mengendalikan Nyeri pada Pasien Kanker Menurut Dokter

Dokter menjelaskan cara mengendalikan nyeri pada pasien kanker. Berikut yang perlu dilakukan.

Baca Selengkapnya

Raja Charles III Siap Kembali Bertugas

5 hari lalu

Raja Charles III Siap Kembali Bertugas

Raja Charles III sudah mendapat izin dari tim dokter untuk kembali bertugas setelah menjalani pengobatan kanker.

Baca Selengkapnya

Gaya Hidup Kebaratan Bikin Kasus Kanker pada Orang Muda Meningkat

8 hari lalu

Gaya Hidup Kebaratan Bikin Kasus Kanker pada Orang Muda Meningkat

Gaya hidup tidak sehat dan cenderung kebarat-baratan memicu pasien kanker usia muda semakin banyak.

Baca Selengkapnya

Memahami Penyembuhan Kanker Darah dengan Sel Punca

10 hari lalu

Memahami Penyembuhan Kanker Darah dengan Sel Punca

Dokter menjelaskan metode penyembuhan kanker darah dengan melakukan transplantasi sel punca atau stem cell. Simak penjelasannya.

Baca Selengkapnya

Hindari Paparan Zat Asing untuk Cegah Kanker Darah

10 hari lalu

Hindari Paparan Zat Asing untuk Cegah Kanker Darah

Masyarakat diminta menghindari paparan zat asing demi mencegah risiko kanker darah. Apa saja yang dimaksud?

Baca Selengkapnya

Hati-hati, Asap Rokok Tingkatkan Risiko Kanker Paru hingga 20 Kali Lipat

12 hari lalu

Hati-hati, Asap Rokok Tingkatkan Risiko Kanker Paru hingga 20 Kali Lipat

Hati-hati, asap rokok dapat meningkatkan 20 kali risiko utama kanker paru, baik pada perokok aktif maupun pasif. Simak saran pakar.

Baca Selengkapnya

Sering Diabaikan, Padahal Peradangan Berisiko Penyakit Jantung sampai Kanker

15 hari lalu

Sering Diabaikan, Padahal Peradangan Berisiko Penyakit Jantung sampai Kanker

Peradangan yang terlalu sering berbahaya bagi kesehatan dan kita kerap mengabaikan dampaknya, yakni penyakit kronis.

Baca Selengkapnya

Angka Kematian Tinggi, Jangan Sampai Telat Deteksi Kanker Mulut

16 hari lalu

Angka Kematian Tinggi, Jangan Sampai Telat Deteksi Kanker Mulut

Kanker mulut merupakan salah satu kasus keganasan dengan angka kematian yang tinggi sehingga deteksi dini adalah kunci keberhasilan mengatasinya.

Baca Selengkapnya

Mengenal Kanker Prostat yang Diderita OJ Simpson, Siapa yang Berpotensi Diserang Jenis Kanker Ini?

18 hari lalu

Mengenal Kanker Prostat yang Diderita OJ Simpson, Siapa yang Berpotensi Diserang Jenis Kanker Ini?

OJ Simpson meninggal setelah melawan kanker prostat. Lantas, apa jenis kanker tersebut dan siapa yang berpotensi mengalaminya?

Baca Selengkapnya