1 dari 3 Pasien Kanker Jalani Pengobatan Alternatif, Risikonya?

Minggu, 14 April 2019 10:50 WIB

Ilustrasi Kanker. shutterstock.com

TEMPO.CO, Jakarta - Kanker merupakan salah satu penyakit yang paling ditakutkan karena banyak yang berakhir dengan kematian. Tak heran, pasien pun berusaha dengan segala cara untuk meraih kesembuhan.

Baca: Imunoterapi jadi Harapan Baru untuk Pengobatan Kanker Paru-paru

Selain pengobatan medis, tak jarang pasien juga menjalani pengobatan alternatif. Sayangnya tidak sedikit dari pasien yang enggan memberitahukan pengobatan tersebut pada dokter.

Sebuah riset yang telah dipublikasikan oleh JAMA Oncology menyebutkan bahwa dari sekitar 3.100 pasien kanker yang menanggapi pertanyaan tentang kanker dan penggunaan pengobatan alternatif melalui Survei Wawancara Kesehatan Nasional 2012, lebih dari 1.000 pasien dilaporkan menggunakan satu atau lebih dari obat alternatif selama tahun sebelumnya. Artinya, satu dari tiga pasien kanker menjalani pengobatan ini.

Dan dari jumlah tersebut, sekitar sepertiga mengatakan mereka tidak memberi tahu dokter apabila mengkonsumsi dan menggunakan pengobatan alternatif itu.

Rupanya, hal ini dapat berpotensi masalah sebab pengobatan alternatif dapat menimbulkan risiko kesehatan. Apalagi jika pasien menghentikan perawatan konvensional dan beralih sepenuhnya pada pengobatan alternatif.

Dikutip dari Time, Jumat, 12 April 2019, Para peneliti menjelaskan bahwa secara umum, pengobatan alternatif tidak menakar dan mengukur kadar terapi dengan baik. Mereka tidak menggunakan cara yang tepat seperti bagaimana pendidikan yang telah diterima dokter.

Contohnya adalah pemberian tingkat antioksidan yang tinggi. Ini dapat mengganggu proses radiasi pada pasien. Selain itu, suplemen herbal yang dapat menjadi berbahaya ketika dicampur dengan obat resep tertentu.

Itu sebabnya, dokter tidak merekomendasikan melakukan pengobatan alternatif. Justru, mereka akan mengimbau untuk melakukan aktivitas pendukung kesembuhan yang berupa intervensi pikiran dan tubuh. Ini tentunya tidak berhubungan dengan memasukkan sesuatu ke dalam tubuh layaknya pengobatan alternatif, namun mencangkup yoga, tai chi, dan meditasi.

Para ahli onkologi mengatakan bahwa aktivitas pendukung yang mereka berikan ini dipercaya dapat membuat tubuh pasien menjadi tetap bugar dan berenergi ketika akan menjalani perawatan. Selain itu, hal tersebut juga dapat mengurangi efek samping dari terapi konvensional dan meningkatkan kualitas tidur pasien. Oleh karena itu, banyak rumah sakit yang membuka pusat pengobatan alternatif dengan menawarkan program ini.

Selain dari suplemen dan terapi alternatif, pasien juga sering berkonsultasi ke ahli tulang dan terapis pijat. Sejumlah kecil juga melakukan hal-hal seperti akupunktur, terapi energi atau perawatan homeopati.

Sayangnya, meski beberapa penelitian menemukan bahwa akupunktur dapat membantu rasa sakit, hanya ada sedikit bukti yang mengatakan bahwa ini dapat memulihkan energi. Sebuah tinjauan besar pada tahun 2015 dari studi tentang homeopati juga menemukan bahwa praktik tersebut tidak memiliki cukup bukti untuk mendukung efektivitasnya.

Baca: Ampuhnya Kacang Kenari Melawan Kanker Payudara

Dengan segala bukti yang ada, dapat dilihat bahwa semua alternatif yang dijalani memiliki efek yang baik untuk tubuh. Oleh karena itu, penting untuk selalu mengkonsultasikan pilihan alternatif pengobatan kanker atau penyakit lainnya kepada dokter sebelum dijalankan.

SARAH ERVINA DARA SIYAHAILATUA | TIME

Berita terkait

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

7 jam lalu

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

Bayi harus menjalani imunisasi karena beberapa alasan tertentu yang akan dibahas dalam artikel ini.

Baca Selengkapnya

10.000 Warga Palestina Hilang di Gaza, 210 Hari Sejak Serangan Israel Dimulai

8 jam lalu

10.000 Warga Palestina Hilang di Gaza, 210 Hari Sejak Serangan Israel Dimulai

Sejauh ini, 30 anak telah meninggal karena kelaparan dan kehausan di Gaza akibat blokade total bantuan kemanusiaan oleh Israel

Baca Selengkapnya

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

14 jam lalu

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

Bayi penting untuk melakukan imunisasi secara rutin agar terhindar dari bahaya kesehatan mendatang. Lantas, apa saja bahaya bagi bayi yang tidak melakukan imunisasi?

Baca Selengkapnya

Dokter Bedah Ternama Gaza Tewas di Penjara Israel, Diduga Disiksa

1 hari lalu

Dokter Bedah Ternama Gaza Tewas di Penjara Israel, Diduga Disiksa

Seorang dokter bedah Palestina terkemuka dari Rumah Sakit al-Shifa di Gaza meninggal di penjara Israel setelah lebih dari empat bulan ditahan.

Baca Selengkapnya

Pasien Kanker Minim Pengetahuan Akibat Waktu Konsultasi Terbatas

1 hari lalu

Pasien Kanker Minim Pengetahuan Akibat Waktu Konsultasi Terbatas

Waktu konsultasi yang terbatas menyebabkan pasien kanker sering merasa bingung untuk memahami betul penyakitnya.

Baca Selengkapnya

Imigran Laos Pengidap Kanker Menangi Lotere Jackpot AS Sebesar Rp21 Triliun

4 hari lalu

Imigran Laos Pengidap Kanker Menangi Lotere Jackpot AS Sebesar Rp21 Triliun

Pemenang lotere jackpot bersejarah Powerball Amerika Serikat senilai lebih dari Rp21 triliun adalah seorang imigran dari Laos pengidap kanker

Baca Selengkapnya

Cara Mengendalikan Nyeri pada Pasien Kanker Menurut Dokter

4 hari lalu

Cara Mengendalikan Nyeri pada Pasien Kanker Menurut Dokter

Dokter menjelaskan cara mengendalikan nyeri pada pasien kanker. Berikut yang perlu dilakukan.

Baca Selengkapnya

Raja Charles III Siap Kembali Bertugas

7 hari lalu

Raja Charles III Siap Kembali Bertugas

Raja Charles III sudah mendapat izin dari tim dokter untuk kembali bertugas setelah menjalani pengobatan kanker.

Baca Selengkapnya

Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

7 hari lalu

Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

PT Indordesa-- anak perusahaan PT Konimex, meluncurkan produk makanan nutrisi dan perawatan kesehatan, FontLife One, di Kota Solo, Jawa Tengah.

Baca Selengkapnya

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

9 hari lalu

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

Kehadiran itu membahayakan tujuan perjanjian, yaitu mengatur keseluruhan daur hidup plastik untuk melindungi kesehatan manusia dan lingkungan.

Baca Selengkapnya