Aktivis Senior A.E Priyono Wafat, Cegah Pneumonia dengan Cara Ini
Reporter
Sarah Ervina Dara Siyahailatua
Editor
Yayuk Widiyarti
Selasa, 14 April 2020 11:28 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Kabar duka datang dari aktivis senior A.E. Priyono. Pada Minggu, 12 April 2020, sekitar pukul 11.30 WIB, tokoh intelektual itu mengembuskan napas terakhir. Sahabatnya, Yusril Ihza Mahendra, menceritakan tentang penyakit yang diderita almarhum.
“AE Priyono wafat hari ini karena pneumonia,” katanya pada akun Twitter @Yusrilihza_Mhd.
Pneumonia menjadi salah satu masalah paru-paru yang banyak mengakibatkan kematian. Infeksi ini disebabkan oleh bakteri, virus, atau jamur. Infeksi ini menyebabkan kantung udara di dalam paru meradang dan membengkak. Sering kali paru-paru dipenuhi dengan air atau cairan lendir.
Dilansir dari Web MD, pneumonia dapat menyerang seluruh kalangan, mulai dari anak-anak hingga orang tua. Pengidap pneumonia akan merasakan pembengkakan saluran pernapasan akibat kantong udara kecil dipenuhi oleh cairan. Akibatnya, mereka akan merasakan demam, batuk berdahak, hingga sulit bernapas.
Berikut tiga cara mencegah dan mengurangi risiko penyakit pneumonia tersebut.
Melakukan vaksin pneumonia
Meski tidak menghilangkan kemungkinan, melakukan vaksin dapat mengurangi risiko terjangkit pneumonia. Ada dua jenis vaksin pneumonia, konjugasi pneumokokus (PCV13 atau Prevnar 13) dan polisakarida pneumokokus (PPSV23 atau Pneumovax 23).
Vaksin konjugasi pneumokokus biasanya dilakukan satu kali kepada anak-anak dan orang dewasa. Dipercaya, ini dapat mencegah 13 jenis bakteri yang menyebabkan infeksi serius. Sedangkan vaksin polisakarida pneumokokus hanya direkomendasikan bagi orang dewasa. Penggunaannya yang hanya satu kali diyakini dapat mencegah 23 jenis bakteri jahat.
Menjaga kebersihan
Tangan telah terbukti menjadi salah satu sumber berkumpulnya bakteri-bakteri jahat dan pembawa utama kuman penyebab penyakit. Menurut sebuah riset di Amerika Serikat, cara termudah memerangi pneumonia yang tidak perlu mengeluarkan biaya banyak adalah dengan mencuci tangan menggunakan sabun.
Mencuci tangan perlu dilakukan setelah menggunakan toilet, sebelum makan, dan setelah melakukan aktivitas di luar. Dipercaya, hal ini dapat mengurangi risiko infeksi pernapasan seperti pneumonia akibat bakteri dan kuman yang dibawa oleh tangan sebesar 50 persen. Apabila seseorang tidak dapat mencuci tangan, mengunakan pembersih tangan berbahan dasar alkohol juga dapat dilakukan.
Hindari merokok
Sebuah studi menunjukan tembakau dapat meningkatkan kerentanan terhadap infeksi bakteri pada paru-paru atau pneumonia. Setiap satu bungkus rokok yang diisap dalam satu hari terbukti menaikan faktor risiko terkena pneumonia sebesar 121 persen.
Jika pneumonia tidak diobati dan tak ada perbaikan gaya hidup, masalah ini akan berimbas pada penyakit yang lebih besar, yaitu kanker paru-paru. Oleh sebab itu, cara terbaik untuk mencegah faktor-faktor risiko yang lebih besar adalah dengan berhenti merokok. Apabila berhenti total merupakan hal yang sulit dilakukan, berhentilah setidaknya satu atau dua minggu demi memberi jeda paru-paru bergerak dengan sehat.