Stres kala Pandemi Picu GERD, Ini Saran Dokter

Reporter

Antara

Sabtu, 6 Maret 2021 09:37 WIB

Ilustrasi Asam Lambung.(TEMPO/Gunawan Wicaksono)

TEMPO.CO, Jakarta - GERD (gastroesophageal reflux disease) adalah penyakit yang disebabkan naiknya asam lambung ke kerongkongan, menyebabkan gejala tertentu dan komplikasi. Gejalanya meliputi rasa terbakar di dada (heartburn), juga rasa makanan naik kembali, atau mulut terasa asam alias regurgitasi. Gejala lain yang lebih umum meliputi batuk, suara serak, nyeri saat menelan, erosi pada gigi, nyeri dada, rasa pahit di lidah, dan rasa terganjal di kerongkongan.

Stres berperan besar pada penyakit GERD saat pandemi COVID-19. Begitu kata staf medik Divisi Gastroenterologi, Departemen Ilmu Penyakit Dalam RSCM-FKUI, Rabbinu Rangga Pribadi.

"Penelitian menunjukkan hampir setengah pasien GERD melaporkan stres sebagai faktor terbesar yang memperburuk gejala," papar Rabbinu.

Stres punya kaitan erat dengan timbulnya GERD. Sementara saat ini banyak orang yang merasa tertekan akibat kehilangan pekerjaan, kehilangan anggota keluarga, hingga tidak bisa leluasa bepergian akibat pandemi COVID-19.

Stres atau kecemasan menjadi salah satu faktor risiko GERD. Begitu juga gaya hidup yang tidak sehat seperti merokok dan berat badan berlebih. Faktor lain meliputi makan dalam jumlah besar, obat-obatan, hamil, menyantap makanan yang memicu kenaikan asam lambung, juga berbaring setelah makan.

Advertising
Advertising

Baca juga: Kenali Penyebab, Gejala, dan Bahaya GERD

GERD berbeda dengan penyakit maag tapi terkait dengan asam lambung. Dalam kondisi normal, asam lambung berada di dalam lambung, tapi asam lambung itu naik ke kerongkongan pada penderita GERD. Penyakit ini banyak dialami masyarakat di dunia. Berdasarkan data 2016, ada 24,8 persen penduduk di Indonesia yang mengalami GERD.

Dia mengatakan, GERD bisa diatasi dengan obat, tapi itu saja tak efektif bila pasien tidak memodifikasi gaya hidup menjadi lebih sehat. Pasien GERD harus mengubah gaya hidup dengan cara menjaga berat badan ideal, olahraga teratur, berhenti merokok dan minum minuman beralkohol, juga mengurangi makanan berlemak, tidur dengan meninggikan kepala sekitar 20 cm, menghindari makan dalam jumlah besar, terutama saat malam, menghindari ngemil pada malam hari, dan tidak berbaring minimal tiga jam setelah makan.

Dia menjelaskan pasien GERD perlu melakukan teropong saluran cerna atau endoskopi atas bila penyakit tidak segera membaik setelah mengonsumsi obat dan memodifikasi gaya hidup agar lebih sehat. Juga bila pasien mengalami gejala atau tanda bahaya, seperti muntah terus menerus, muntah darah, BAB hitam, sulit menelan, anemia, dan berat badan turun.

"Penyakit ini tidak menimbulkan kematian namun sangat mengganggu aktivitas keseharian pasien," katanya.

Pengobatan GERD berbeda-beda untuk setiap individu. Oleh karena itu perlu berkonsultasi pada dokter agar pengobatan lebih optimal.

Berita terkait

Doomscrolling Pertama Kali Muncul Pada Awal Pandemi Covid-19, Berdampak bagi Kesehatan Mental

22 jam lalu

Doomscrolling Pertama Kali Muncul Pada Awal Pandemi Covid-19, Berdampak bagi Kesehatan Mental

Doomscrolling mengacu pada kebiasaan terus-menerus menelusuri berita buruk atau negatif di media sosial atau internet, sering untuk waktu yang lama.

Baca Selengkapnya

Spesialis Saraf Jelaskan Segala Hal tentang Penyakit Parkinson

1 hari lalu

Spesialis Saraf Jelaskan Segala Hal tentang Penyakit Parkinson

Parkinson merupakan penyakit neurodegeneratif sejalan dengan proses penuaan sistem saraf di otak ketika zat dopamin mengalami penurunan.

Baca Selengkapnya

7 Cara Alami Meredakan Hipertensi Tanpa Obat

2 hari lalu

7 Cara Alami Meredakan Hipertensi Tanpa Obat

Mengatasi hipertensi tidak selalu dengan obat. Masalah kesehatan ini juga bisa diatasi dengan melakukan beberapa hal berikut ini.

Baca Selengkapnya

7 Potensi Ancaman Serius Hipertensi dan Langkah-Langkah Pencegahan

2 hari lalu

7 Potensi Ancaman Serius Hipertensi dan Langkah-Langkah Pencegahan

Hari hipertensi sedunia diperingati setiap 17 Mei

Baca Selengkapnya

Peserta sedang Sakit tapi Tetap Ingin Ujian, Pusat UTBK ITB Syaratkan Surat Dokter

2 hari lalu

Peserta sedang Sakit tapi Tetap Ingin Ujian, Pusat UTBK ITB Syaratkan Surat Dokter

Sejauh ini, sejak UTBK mulai digelar 30 April lalu, ada tiga orang peserta ujian yang datang dalam kondisi sakit. Terkini sakit GERD.

Baca Selengkapnya

BRIN Kembangkan Sensor Pendeteksi Kecemasan dan Stres Pegawai

3 hari lalu

BRIN Kembangkan Sensor Pendeteksi Kecemasan dan Stres Pegawai

Riset ini berpeluang untuk membuat pemetaan sensor yang bisa mendeteksi kecemasan dan tingkat stres pada pegawai.

Baca Selengkapnya

5 Tanda Seseorang Butuh Me Time

6 hari lalu

5 Tanda Seseorang Butuh Me Time

Me time atau waktu sendirian merupakan cara yang sehat untuk meremajakan diri, mengurangi stres, dan memulihkan energi

Baca Selengkapnya

7 Cara Glow Up untuk Pria Agar Penampilan Berseri

12 hari lalu

7 Cara Glow Up untuk Pria Agar Penampilan Berseri

Cara glow up untuk pria mudah. Selain merawat kulit, Anda juga harus menjalani pola hidup sehat, mulai dari istirahat cukup hingga makan bergizi.

Baca Selengkapnya

Asam Lambung Naik dan Pingsan, Peserta UTBK SNBT Gagal Tuntaskan Ujian

14 hari lalu

Asam Lambung Naik dan Pingsan, Peserta UTBK SNBT Gagal Tuntaskan Ujian

Seorang peserta UTBK SNBT harus dilarikan ke rumah sakit karena jatuh pingsan, Jumat, 4 April. Persiapan jangan hanya dengan belajar giat.

Baca Selengkapnya

Alami Burnout karena Merawat Orang Tua Demensia, Begini Saran Pakar

17 hari lalu

Alami Burnout karena Merawat Orang Tua Demensia, Begini Saran Pakar

Merawat orang tua dengan demensia menyebabkan burnout, apalagi jika Anda harus merawat anak juga alias generasi sandwich. Simak saran pakar.

Baca Selengkapnya