Salah Kaprah soal Tes Covid-19, Bagaimana Faktanya?

Reporter

Bisnis.com

Sabtu, 13 Maret 2021 09:00 WIB

Ilustrasi tes usap atau swab antigen Covid-19. ANTARA/M Risyal Hidayat

TEMPO.CO, Jakarta - Berbagai alasan dan keperluan membuat orang harus menjalani tes Covid-19, mulai dari alasan substansial sampai tes atas kehendak pribadi. Tapi, apakah kita memahami macam tes ini?

Edukator dan praktisi kesehatan Adaninggar mengatakan banyak masyarakat yang percaya penuh pada hasil tes Covid-19 tanpa disertai pemahaman tentang tes itu sendiri. Melalui unggahan di instagram miliknya, ia memaparkan beberapa kesalahan dalam pemahaman tes Covid yang seringkali berulang.

PCR untuk evaluasi kesembuhan
PCR tidak bisa membedakan materi genetik dari virus yang masih aktif atau tidak (bangkai virus) sehingga PCR dikatakan terlalu sensitif sebagai evaluasi kesembuhan.

Tes antigen untuk evaluasi kesembuhan
Tes antigen hanya mendeteksi sebagian infeksi pada masa menular sehingga jika pemeriksaan yang dilakukan terlalu dini bisa membuat hasil negatif yang tidak akurat dan berbahaya bila dijadikan patokan memperpendek masa isolasi atau karantina.

Baca juga: 4 Gejala Covid-19 yang Mungkin Tidak Anda Sadari

Advertising
Advertising

Tes antibodi untuk skrining
Tes ini digunakan untuk menyaring sebanyak mungkin orang yang sedang sakit kronis dan segera diisolasi untuk mengurangi risiko penularan. Antibodi akan terbentuk setelah 3-7 hari jika tes antibodi di fase awal masih nonreaktif tetapi sedang fase akut dan menular. Kesalahannya, non reaktif dianggap sedang tidak terinfeksi kemudian tidak isolasi, begitu pun reaktif dianggap sakit padahal antibodi bisa bertahan hingga delapan bulan, akhirnya mengisolasi orang yang sudah sembuh.

Tes cepat antigen untuk memperpendek masa isolasi atau karantina
Hasil tes PCR atau tes cepat antigen yang negatif selama masih di dalam rentang masa inkubasi dan masa menular bisa saja merupakan hasil negatif yang keliru. Untuk itu, lebih aman tetap menyelesaikan masa karantina dan isolasi.

Tes Covid sebagai syarat bepergian/mengadakan kegiatan berisiko
Semua tes Covid-19 berlaku real time. Hasil mencerminkan kondisi saat pengambilan sampel. Walaupun hasil tes negatif belum bisa dipastikan 100 persen tidak terinfeksi dan tidak menjamin detik berikutnya tidak terinfeksi jika terpapar. Adaninggar pun mengatakan masyarakat awam juga perlu belajar supaya tidak terjebak dalam logika sendiri dan ketakutan yang berlebihan, yang akhirnya menjadi sumber stigma negatif.

“Pertanyaan tersering itu soal menggunakan tes yang mana untuk evaluasi kesembuhan. Tidak ada. Justru evaluasinya dengan melihat gejala dan kondisi peradangan di paru-paru dan tubuh”, tulisnya.

Berita terkait

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

1 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

2 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

3 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

6 hari lalu

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

Fungsi utama antibodi itu untuk mencegah infeksi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19 pada 2020.

Baca Selengkapnya

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

10 hari lalu

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

MURI nobatkan Guru Besar Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran UI, Prof Tjandra Yoga Aditama sebagai penulis artikel tentang Covid-19 terbanyak di media massa

Baca Selengkapnya

KPK Tuntut Bekas Bupati Muna Hukuman 3,5 Tahun Penjara dalam Korupsi Dana PEN

10 hari lalu

KPK Tuntut Bekas Bupati Muna Hukuman 3,5 Tahun Penjara dalam Korupsi Dana PEN

"Terbukti secara sah dan meyakinkan," kata jaksa KPK di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat saat membacakan surat tuntutan pada Kamis, 18 April 2024.

Baca Selengkapnya

Pesan PB IDI agar Masyarakat Tetap Sehat saat Liburan dan Mudik di Musim Pancaroba

16 hari lalu

Pesan PB IDI agar Masyarakat Tetap Sehat saat Liburan dan Mudik di Musim Pancaroba

Selain musim libur panjang Idul Fitri, April juga tengah musim pancaroba dan dapat menjadi ancaman bagi kesehatan. Berikut pesan PB IDI.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Menhub Budi Karya Usulkan WFH di Selasa dan Rabu, Sri Mulyani Sebut Idul Fitri Tahun Ini Sangat Istimewa

17 hari lalu

Terpopuler: Menhub Budi Karya Usulkan WFH di Selasa dan Rabu, Sri Mulyani Sebut Idul Fitri Tahun Ini Sangat Istimewa

Menhub Budi Karya Sumadi mengusulkan work from home atau WFH untuk mengantisipasi kepadatan lalu lintas saat puncak arus balik Lebaran.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: H-4 Lebaran Penumpang di 20 Bandara AP II Melonjak 15 Persen, Kronologi Indofarma Terpukul Melandainya Covid-19

20 hari lalu

Terpopuler: H-4 Lebaran Penumpang di 20 Bandara AP II Melonjak 15 Persen, Kronologi Indofarma Terpukul Melandainya Covid-19

AP II mencatat jumlah penumpang pesawat angkutan Lebaran 2024 di 20 bandara yang dikelola perusahaan meningkat sekitar 15 persen.

Baca Selengkapnya

Kronologi Indofarma Terpukul Melandainya Covid-19, Tak Bayar Gaji sejak Januari

21 hari lalu

Kronologi Indofarma Terpukul Melandainya Covid-19, Tak Bayar Gaji sejak Januari

Indofarma ambruk karena salah perhitungan kapan pandemi COvid-19 berakhir, sehingga banyak obat sakit akibat virus corona tak terjual

Baca Selengkapnya