Sebab Perut Kembung kala Stres

Reporter

Bisnis.com

Sabtu, 17 April 2021 04:52 WIB

Ilustrasi perut kembung. Sina.com

TEMPO.CO, Jakarta - Kemarahan, kecemasan, kesedihan, kegembiraan adalah perasaan yang memiliki hubungan yang erat dengan usus. Dan saluran pencernaan peka terhadap emosi manusia. Stres dapat menyebabkan banyak gejala gastrointestinal seperti nafsu makan menurun, mual, muntah, bersendawa, perut kembung, sembelit, diare, sakit perut, dan makan berlebihan.

Hal tersebut menunjukkan otak dan saluran pencernaan saling berkomunikasi dan hubungan miliki hubungan yang akrab. Stres dikaitkan dengan perubahan bakteri usus yang dapat mempengaruhi suasana hati. Dengan demikian, emosi dapat mempengaruhi fungsi usus. Konsultan Senior-Gastroenterologi dari Rumah Sakit Fortis di Mulund, Dr. Nutan Desai, mengatakan otak dan saluran pencernaan saling terhubung erat.

"Usus memiliki ratusan juta neuron atau sel saraf yang dapat berfungsi secara mandiri dan terus berkomunikasi dengan otak," kata Desai.

Alhasil, stres pun dapat mempengaruhi komunikasi antara otak dan usus sehingga dapat memicu rasa sakit, kembung, dan ketidaknyamanan usus. Stres jangka panjang dapat menyebabkan sembelit, diare, atau sakit perut. Berdasarkan pemaparan dari Desai, berikut fakta mengenai hubungan yang erat antara usus dan otak.

Mempengaruhi sistem saraf
Stres dapat pengaruhi perkembangan sistem saraf bagaimana tubuh bereaksi. Perubahan ini dapat meningkatkan risiko penyakit usus atau disfungsi di kemudian hari. Misalnya, merasa mual sebelum memberikan presentasi atau merasakan sakit usus saat stres. Meningkatnya gangguan usus karena stres dapat membuat diare atau dorongan berulang kali untuk buang air kecil selama atau setelah peristiwa yang membuat tertekan.

Advertising
Advertising

Masalah sistem pencernaan
Stres dapat menunda pengosongan isi perut dengan mempercepat perjalanan materi melalui usus. Kombinasi aktivitas ini menyebabkan sakit perut dan kebiasaan buang air besar yang berubah. Selain itu, stres psikologis akut menurunkan ambang nyeri seseorang. Orang sehat biasanya melaporkan mengalami ketidaknyamanan perut atau perubahan fungsi usus saat kesal atau tertekan. Ekspresi yang digunakan untuk mengamankan situasi tersebut adalah ketidaknyamanan perut.

Mengacaukan nafsu makan
Ketika stres, orang mungkin makan lebih banyak atau sedikit dari biasanya. Makan lebih banyak atau peningkatan konsumsi alkohol atau tembakau dapat menyebabkan mulas atau refluks asam. Pola makan yang tidak sehat dapat merusak suasana hati.

Kejang
Kasus kejang jarang terjadi namun tetap ada yang mengalami. Kejang dapat dipicu stres yang intens dan dengan mudah disalahartikan sebagai serangan jantung.

Masalah serius di perut
Stres dapat meningkatkan jumlah udara yang tertelan, yang meningkatkan sendawa, perut kembung, dan kentut. Bahkan, banyak penelitian menunjukkan peristiwa kehidupan yang penuh tekanan dikaitkan dengan timbulnya gejala dalam beberapa kondisi pencernaan, seperti radang usus, sindrom pencernaan, naiknya asam lambung, dan ulkus peptikum. Kesimpulannya, gangguan pencernaan fungsional atau FGID yang membentuk 40 persen kasus gastrointestinal diperburuk oleh stres.

Baca juga: 5 Kiat Atasi Perut Kembung

Berita terkait

Alami Burnout karena Merawat Orang Tua Demensia, Begini Saran Pakar

1 hari lalu

Alami Burnout karena Merawat Orang Tua Demensia, Begini Saran Pakar

Merawat orang tua dengan demensia menyebabkan burnout, apalagi jika Anda harus merawat anak juga alias generasi sandwich. Simak saran pakar.

Baca Selengkapnya

Kenali Dampak Stres pada Diabetes dan Cara Mengelolanya

4 hari lalu

Kenali Dampak Stres pada Diabetes dan Cara Mengelolanya

Stres fisik, seperti saat sakit atau cedera, gula darah juga bisa meningkat, yang dapat mempengaruhi penderita diabetes tipe 1 maupun tipe 2.

Baca Selengkapnya

Psikiater: Jangan Ukur Kebahagiaan Berdasar Standar Orang Lain

4 hari lalu

Psikiater: Jangan Ukur Kebahagiaan Berdasar Standar Orang Lain

Faktor penghambat kebahagiaan kerap berasal dari tekanan dalam diri untuk mencapai sesuatu dari standar mengukur kebahagiaan orang lain.

Baca Selengkapnya

Tips Psikiater untuk Mengusir Rasa Tak Bahagia

4 hari lalu

Tips Psikiater untuk Mengusir Rasa Tak Bahagia

Rutin menulis jurnal bersyukur atau gratitude journal, semacam buku harian, bisa menjadi salah satu cara mengusir perasaan tidak bahagia.

Baca Selengkapnya

12 Tips Bantu Cegah Kolesterol dan Gula Darah Tinggi

7 hari lalu

12 Tips Bantu Cegah Kolesterol dan Gula Darah Tinggi

Berikut 12 tips yang bantu mencegah kolesterol dan gula darah naik, termasuk pola makan dan kelola stres.

Baca Selengkapnya

Pakar Sebut 8 Hal Paling Umum yang Percepat Penuaan

8 hari lalu

Pakar Sebut 8 Hal Paling Umum yang Percepat Penuaan

Pakar kesehatan menyebut delapan perilaku tak sehat paling umum yang mempercepat proses penuaan. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Kelola Stres Setiap Hari untuk Redakan Emosi

9 hari lalu

Kelola Stres Setiap Hari untuk Redakan Emosi

Mengelola stres adalah cara meredakan emosi yang harus terus dilatih setiap hari agar tidak mudah emosional si situasi yang buruk.

Baca Selengkapnya

Kecewa karena Calon yang Didukung Kalah, Simak Saran Psikolog

9 hari lalu

Kecewa karena Calon yang Didukung Kalah, Simak Saran Psikolog

Psikolog mengatakan wajar bila orang kecewa karena harapan tidak menjadi kenyataan tetapi rasa kecewa itu mesti dikelola agar tak sampai memicu stres.

Baca Selengkapnya

Mengapa Stres Bisa Sebabkan Sakit Punggung?

12 hari lalu

Mengapa Stres Bisa Sebabkan Sakit Punggung?

Stres sebabkan sakit punggung bisa terjadi lantaran tubuh Anda mengalami reaksi kimia sebagai respons terhadap stres.

Baca Selengkapnya

Cara Menjaga Kualitas Hubungan dengan Pasangan Pasca Melahirkan Anak Pertama

14 hari lalu

Cara Menjaga Kualitas Hubungan dengan Pasangan Pasca Melahirkan Anak Pertama

Studi menemukan bahwa sikap terhadap sentuhan berdampak pada pasangan dalam transisi menjadi orang tua atau usai melahirkan anak pertama.

Baca Selengkapnya