Bahaya di Balik Gaya Hidup Hybrid di Masa Pandemi

Reporter

Tempo.co

Selasa, 7 September 2021 15:06 WIB

Seorang pejalan kaki berjalan di dekat sebuah papan yang terpampang kode batang (QR code) tanaman di kawasan Bundaran HI, Jakarta, Jumat 21 Januari 2021. Dinas Pertamanan dan Hutan Kota Provinsi DKI Jakarta memasang teknologi "Quick Response (QR) Code" pada tanaman atau pohon di beberapa titik kawasan Sudirman-Thamrin dengan tujuan untuk memudahkan masyarakat mengetahui jenis tanaman yang ditanam. TEMPO/Hilman Faturrahman

TEMPO.CO, Jakarta - Gaya hidup hybrid menjadi perilaku baru yang mau tidak mau harus dijalankan di masa pandemi Covid-19. Karena harus menjaga jarak dan pergaulan sosial, banyak hal harus dilakukankan secara virtual dan sebagiannya lagi tatap muka.

Mode hidup yang sebagian offline dan sebagian lagi online, memang harus dijalani untuk mencegah penularan Covid-19. Kebijakan PPKM yang diberlakukan pemerintah adalah bagian dari implementasi gaya hidup hybrid. Ada yang bekerja dari rumah dan ada yang bekerja di kantor.

Meski dinilai memiliki banyak manfaat untuk mencegah penularan Covid-19, masyarakat juga perlu waspada agar kehidupan hybrid tidak berdampak negatif pada kesehatan.

Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran Siska Wiramihardja, dr., MKes., SpGK., mengatakan bahwa untuk menjalani kehidupan hybrid perlu diimbangi dengan gaya hidup sehat.

Disamping memiliki banyak manfaat untuk mencegah penularan Covid-19 karena tidak bersua, masyarakat juga perlu waspada bahwa kehidupan hybrid punya dampak negatif pada kesehatan, seperti zoom fatigue dan obesitas.

Advertising
Advertising

“Gaya hidup sehat di era hybrid ini telah menjadi keniscayaan,” kata Siska pada Webinar “Wellbeing in Hybrid Life” yang digelar secara daring, Rabu 25 Agustus 2021dikutip dari situs resmi unpad.ac.id.

Lebih lanjut lagi, kata Siska saat seseorang menjalani kehidupan hybrid, biasanya akan kurang pergerakan tubuh, sebab hanya duduk di depan monitor, kondisi ini justru menyebabkan menaiknya berat badan.

Tak sedikit pula yang bekerja sambil duduk bahkan rebahan, sambil mengonsumsi kudapan yang kurang sehat. Sehingga gaya hidup yang tidak sehat ini berdampak pada peningkatan Indeks Massa Tubuh (IMT).

Ujung-ujungnya kasus obesitas memicu risiko kesehatan, termasuk risiko infeksi Covid-19. Pasalnya jika terpapar, orang dengan obesitas berisiko mengalami gejala yang lebih parah dibandingkan mereka yang memiliki IMT normal. Untuk itu, Siska mengingatkan untuk tetap menjaga berat badan yang ideal denganrutin berolahraga dan mengatur pola makan yang sehat.

Siska juga menjelaskan penyebab zoom fatigue karena menatap layar telalu intens, sehingga terjebak pada konsentrasi tinggi, melihat diri sendiri secara konsisten, mobilitas fisik berkurang, dan lingkungan yang kurang kondusif.

Supaya seimbang Siska pun menyarankan untuk dapat mengatur jadwal rapat atau bisa dengan menggunakan alternatif lain dalam menjalani aktivitas di era gaya hidup hybrid. Selain itu, yang tak kalah pentingnya ia juga menyarankan untuk tetap menjaga kesehatan mata.

RAUDATUL ADAWIYAH NASUTION

Baca juga: 7 Gaya Hidup yang Didukung Sains untuk Umur Panjang yang Sehat

Berita terkait

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

5 jam lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Olahraga dan Modifikasi Gaya Hidup, Investasi Kesehatan bagi Anak Muda

2 hari lalu

Olahraga dan Modifikasi Gaya Hidup, Investasi Kesehatan bagi Anak Muda

Olahraga bisa menjadi investasi kesehatan di masa datang dan penting bagi anak muda zaman sekarang mengubah gaya hidup sehat dengan rajin berolahraga.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

5 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

6 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

7 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Pasca Pandemi, Gaya Belanja Offline Tetap Digemari Masyarakat

9 hari lalu

Pasca Pandemi, Gaya Belanja Offline Tetap Digemari Masyarakat

Riset menyatakan bahwa preferensi konsumen belanja offline setelah masa pandemi mengalami kenaikan hingga lebih dari 2 kali lipat.

Baca Selengkapnya

Gaya Hidup Kebaratan Bikin Kasus Kanker pada Orang Muda Meningkat

9 hari lalu

Gaya Hidup Kebaratan Bikin Kasus Kanker pada Orang Muda Meningkat

Gaya hidup tidak sehat dan cenderung kebarat-baratan memicu pasien kanker usia muda semakin banyak.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

10 hari lalu

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

Fungsi utama antibodi itu untuk mencegah infeksi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19 pada 2020.

Baca Selengkapnya

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

14 hari lalu

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

MURI nobatkan Guru Besar Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran UI, Prof Tjandra Yoga Aditama sebagai penulis artikel tentang Covid-19 terbanyak di media massa

Baca Selengkapnya

KPK Tuntut Bekas Bupati Muna Hukuman 3,5 Tahun Penjara dalam Korupsi Dana PEN

14 hari lalu

KPK Tuntut Bekas Bupati Muna Hukuman 3,5 Tahun Penjara dalam Korupsi Dana PEN

"Terbukti secara sah dan meyakinkan," kata jaksa KPK di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat saat membacakan surat tuntutan pada Kamis, 18 April 2024.

Baca Selengkapnya