Sebab Otak Masih Merespons Rasa Bahagia setelah Putus Cinta

Reporter

Tempo.co

Jumat, 11 Februari 2022 19:40 WIB

Ilustrasi wanita sedih atau patah hati. Freepik.com

TEMPO.CO, Jakarta - Cinta mengubah seseorang sampai ke tingkat psikologis, membuatnya lebih peka terhadap rasa senang dan sakit. Namun, ketika putus cinta, ia akan merasa sangat sakit. Ternyata, ketika hubungan cinta berakhir, otak masih mendeteksi perasaan cinta.

“Salah satu pengalaman paling menyakitkan yang bisa dialami manusia adalah kehilangan pasangan hidup,” kata penulis Anatomy of Love: A Natural History of Mating, Marriage, and Why We Stray, Helen Fisher, dikutip dari Theatlantic.

Antropolog biologi yang mempelajari neurokimia cinta itu mengatakan topik studi tersebut sangat diremehkan oleh banyak ilmuwan. Ia percaya banyak ilmuwan meremehkan kekuatan patah hati tapi di sisi lain menemukan keadaan jatuh cinta yang menggairahkan lebih memikat. Fisher menjelaskan ada dua tahap neurologis dasar ketika seseorang dicampakkan, yaitu protes dan pengunduran diri.

Selama tahap protes, banyak orang mencoba untuk mendapatkan kembali kekasih mereka. Perilaku ini tampaknya didasarkan pada campuran dopamin dan norepinefrin ekstra yang membanjiri otak. Seseorang mencari apa yang terlewatkan dan ditakuti.

Fisher mengatakan ini adalah perilaku waspada yang berlebihan saat menanggapi keadaan baru yang dipenuhi ancaman. Hal tersebut menjelaskan mengapa orang sulit tidur, turun berat badan, dan agitasi umum saat baru saja dicampakkan.

Advertising
Advertising

Selama tahap pengunduran diri, Fisher mengatakan sebagian besar orang menyerah pada protes dan tawar-menawar. Ini adalah saat dopamin turun dan begitu juga serotonin, neurotransmitter yang sering dikaitkan dengan perasaan sejahtera.

“Begitu berada di sana (tahap pengunduran diri), itu (terasa) lesu dan tentu saja banyak air mata. Sekarang, beberapa orang akan minum alkohol terlalu banyak, mengemudi terlalu cepat, atau bersembunyi dan menonton TV. Orang lain akan membicarakan hal itu. (Tidak satu pun dari itu) yang bagus,” ungkap Fisher.

Dalam makalah yang diterbitkan dalam Journal of Neurophysiology pada 2010, Fisher dan rekan-rekannya menempatkan 15 orang yang masih patah hati dalam pemindai otak. Ketika orang tersebut melihat foto orang yang menolaknya, otaknya menunjukkan aktivasi di beberapa wilayah yang sama dengan saat ia masih bahagia dalam cinta.

Dalam studi tersebut, daerah otak yang berhubungan dengan nafsu makan dan regulasi emosi menyala, termasuk area tegmental ventral (VTA) secara bilateral, striatum ventral, dan cingulate gyrus. Fisher menjelaskan banyak dari wilayah yang aktif tersebut diperlukan untuk merasakan cinta romantis dan mendorong kecanduan kokain.

Selain menemukan aktivitas di bagian otak yang terkait dengan keinginan dan kecanduan, tim Fisher juga melihat aktivasi di bagian korteks insular dan anterior singulat yang terkait dengan rasa sakit fisik. Daerah ini juga menyala saat orang sakit gigi. Berbeda dengan patah hati, rasa sakitnya bisa bertahan lama. Melihat hasil pemindaian otak tersebut, Fisher teringat akan sesuatu.

“Kesedihan bukanlah cinta tetapi terlihat seperti cinta. Ini adalah saudara dari asmara yang terasing, karakter yang kejam, semua kesulitan tidur dan adrenalin tanpa pemanis oleh harapan,” kata Rachel Cusk dalam memoar perceraiannya.

Dalam penelitian Fisher, semua subjek mengatakan mereka memikirkan tentang penolakan yang dialami terhadap orang tercinta selama lebih dari 85 persen dari jam bangun mereka. Ketika patah hati, banyak orang menjadi tak menggelora seperti biasanya.

"Tanda-tanda kurangnya kontrol emosi secara teratur sejak awal putus cinta dalam semua kasus yang terjadi secara teratur selama berminggu-minggu atau berbulan-bulan," tulis para peneliti.

Rasa sakit hati itu pun kadang menimbulkan keinginan untuk bunuh diri. Satu makalah menemukan di antara remaja dengan ide bunuh diri di Amerika Serikat, putus cinta adalah salah satu faktor risiko terbesar untuk upaya pertama bunuh diri. Menurut sebuah penelitian, di antara orang dewasa yang tewas karena bunuh diri, masalah pasangan intim memiliki faktor 27 persen.

“Saya pikir alam telah berlebihan,” ujar Fisher.

BERNADETTE JEANE WIDJAJA

Baca juga: Tips Cepat Lupakan Mantan setelah Putus Cinta

Berita terkait

Cara Menyenangkan Memulihkan Kesehatan Mental usai Putus Cinta

1 hari lalu

Cara Menyenangkan Memulihkan Kesehatan Mental usai Putus Cinta

Berikut berbagai cara menyenangkan yang dapat dilakukan untuk memulihkan kesehatan mental setelah putus cinta.

Baca Selengkapnya

Tak Ingin Musuhan dengan Mantan Pasangan, Apa Saja yang Perlu Dilakukan?

2 hari lalu

Tak Ingin Musuhan dengan Mantan Pasangan, Apa Saja yang Perlu Dilakukan?

Putus cinta atau berpisah sering menyebabkan permusuhan dengan mantan pasangan. Bila tak ingin itu terjadi, coba lakukan hal berikut.

Baca Selengkapnya

Putus tapi Masih Cinta, Bagaimana Meredam Rasa Sakit?

3 hari lalu

Putus tapi Masih Cinta, Bagaimana Meredam Rasa Sakit?

Memutuskan hubungan dengan orang yang masih dicintai memang sangat sulit. Rasa sakit dan patah hati akan lama membekas. Bagaimana meredamnya?

Baca Selengkapnya

Cara Konyol yang Biasa Dilakukan saat Kangen Si Dia

4 hari lalu

Cara Konyol yang Biasa Dilakukan saat Kangen Si Dia

Rasa kangen sangat menyiksa saat berada jauh atau lama tidak bertemu dan berkomunikasi dengan pasangan. Berikut sikap konyol yang biasa dilakukan.

Baca Selengkapnya

43 Tahun Meninggalnya Bob Marley, Ini 7 Lagu Terpopulernya

6 hari lalu

43 Tahun Meninggalnya Bob Marley, Ini 7 Lagu Terpopulernya

Bob Marley meninggal pada 11 Mei 1981 karena melanoma. Berikut lagu-lagu terpopulernya.

Baca Selengkapnya

Cara Mengendalikan Emosi dengan Teknik Distraksi Menurut Psikiater

7 hari lalu

Cara Mengendalikan Emosi dengan Teknik Distraksi Menurut Psikiater

Teknik distraksi dapat dimanfaatkan sebagai cara mengendalikan emosi agar tidak membahayakan diri sendiri maupun orang lain.

Baca Selengkapnya

Penyebab Sulit Redakan Kesedihan karena Kehilangan Orang Tersayang

13 hari lalu

Penyebab Sulit Redakan Kesedihan karena Kehilangan Orang Tersayang

Kehilangan orang yang disayangi memang berat. Tak jarang, kesedihan bisa berlangsung lama, bahkan sampai bertahun-tahun.

Baca Selengkapnya

Viral Justin Bieber Menangis, Identik dengan Cengeng?

16 hari lalu

Viral Justin Bieber Menangis, Identik dengan Cengeng?

Justin Bieber menangis di Instagram. Reaksi warganet pun beragam. Bahkan istrinya, Hailey, ikut mengomentari dengan kata cengeng.

Baca Selengkapnya

Merasa Terjebak dalam Hubungan Tak Bahagia? Bulatkan Tekad untuk Pergi

17 hari lalu

Merasa Terjebak dalam Hubungan Tak Bahagia? Bulatkan Tekad untuk Pergi

Merasa terjebak dalam hubungan tak bahagia? Berikut tanda Anda harus mengakhiri hubungan karena sudah tak mungkin diperbaiki.

Baca Selengkapnya

Kelola Stres Setiap Hari untuk Redakan Emosi

23 hari lalu

Kelola Stres Setiap Hari untuk Redakan Emosi

Mengelola stres adalah cara meredakan emosi yang harus terus dilatih setiap hari agar tidak mudah emosional si situasi yang buruk.

Baca Selengkapnya