Penularan Omicron Cepat, Penurunan Juga Demikian

Reporter

Antara

Jumat, 25 Februari 2022 21:24 WIB

Ilustrasi tes usap atau swab antigen Covid-19 pada anak. ANTARA/M Risyal Hidayat

TEMPO.CO, Jakarta - Juru bicara Satgas COVID-19 dari RS Universitas Sebelas Maret (UNS), dr. Tonang Dwi Ardiyanto SpPK., mengatakan cepatnya penularan COVID-19 varian Omicron diikuti penurunan kasus yang cepat pula.

"Walaupun angka penularannya cepat, angka perawatan pasien di rumah sakit masih signifikan di bawah gelombang Delta Juli 2021,” kata Tonang.

Menghadapi pandemi COVID-19 selama dua tahun belakangan ini, para ahli kesehatan sudah lebih memahami pola-pola dan karakteristik penyakit yang disebabkan virus corona tersebut. Meski kecepatan penularan varian Omicron lebih cepat dari Delta, Tonang mengatakan ada harapan puncak Omicron juga akan lebih cepat bergerak melandai tanpa harus banyak pasien yang dirawat maupun meninggal, tak seperti gelombang Delta. Subvarian Omicron BA.1 menurut Tonang memiliki karakteristik cepat berkembang di saluran pernapasan tapi lambat berkembang di paru-paru.

"Inilah yang kita duga menjadi salah satu faktor gejala yang dialami pasien terinfeksi Omicron cenderung lebih ringan daripada varian Delta. Tapi, kita patut khawatir dengan subvarian Omicron BA.2 yang kemampuan berkembang di paru-paru bisa mendekati kemampuan Delta," jelas Tonang.

Ia mengakui rata-rata derajat keparahan penyakit pada pasien Omicron lebih ringan daripada varian Delta. Namun, ia berharap dengan banyaknya yang mendapat kekebalan alami dari infeksi dan juga semakin banyak yang sudah vaksinasi, varian virus ini tidak akan berkembang lebih jauh.

Advertising
Advertising

"Saya yang termasuk mempercayai apabila varian baru mendominasi. Maka, pelan-pelan varian sebelumnya berkurang. Tapi, sebenarnya kita tidak perlu terjebak dengan Omicron dan Delta karena semuanya sama-sama virus COVID-19. Hanya saja, semua varian virus ini berisiko membuat pasien bergejala berat. Perkara Omicron atau bukan itu kepentingannya untuk epidemiologis agar bisa memetakan dan melihat tren ke depan. Tapi bagi masyarakat, apapun varian COVID-19 yang menginfeksinya, cara penanganannya sama," ujar Tonang.

Saat ini, jumlah kasus dirawat di RS UNS sedikit mengalami peningkatan. Akan tetapi, saat dibandingkan dengan gelombang Delta yang lalu relatif lebih rendah.

"Kalau di saat gelombang Delta yang lalu kita mengalihfungsikan lebih dari separuh tempat tidur, hampir 70 persen disediakan untuk penanganan COVID-19. Saat ini, hanya sekitar 40 persen yang kami siapkan dan itu belum penuh,” kata Tonang.

Selain saat ini mampu mempertahankan fasilitas pelayanan kesehatan, diketahui juga perbandingan kasus kematian periode Omicron dengan Delta juga berbeda secara signifikan. Namun, ia menyarankan Kemenkes untuk mengkaji lebih mendalam mengenai kasus kematian saat ini.

Menurut pengamatan Tonang, untuk wilayah Jakarta, apabila diambil rata-rata kasus mingguan maka puncaknya terjadi 10 Februari 2022, lalu diikuti penurunan angka kematian pada 20 Februari.

"Apabila polanya seperti ini, maka angka kematian akan ikut turun atau melandai beberapa pekan setelah kasus konfirmasi harian menurun juga," tuturnya.

Masyarakat perlu mengetahui beberapa hal untuk menghadapi periode Omicron yang tidak berbeda jauh dengan cara-cara yang sudah dilakukan saat menghadapi gelombang Delta.

“Apabila timbul gejala, maka saat itu juga kita harus periksa PCR/antigen. Saat hasilnya negatif, maka jangan langsung senang dulu, tunggu dua hari lagi untuk memastikan kembali melalui tes PCR/antigen apakah benar-benar negatif atau tidak. Apabila kontak erat, maka dilakukan tes PCR/antigen pada awalnya. Baik hasilnya positif maupun negatif, kontak erat harus melakukan karantina lima hari. Nanti di hari kelima kita ulang kembali tes kedua (exit). Apabila hasil exit test negatif, maka karantina dianggap selesai,” jelas Tonang.

“Tapi, secara keseluruhan kita berharap periode ini segera mencapai puncak dan segera turun agar bulan Ramadan tahun ini kita tidak terjebak lagi dengan polemik Salat Tarawih maupun Lebaran yang dua tahun ini jadi terganjal akibat COVID-19,” kata Tonang.

Baca juga: Bukan Hanya Batuk Kering, Kenali Macam Gejala Varian Omicron

Berita terkait

Terkini: Penjelasan Wamendag Aturan Impor Tiga Kali Direvisi, Derita Warga Sekitar Smelter Nikel PT KFI

2 jam lalu

Terkini: Penjelasan Wamendag Aturan Impor Tiga Kali Direvisi, Derita Warga Sekitar Smelter Nikel PT KFI

Pemerintah telah merevisi kebijakan impor menjadi Peraturan Menteri Perdagangan atau Permendag Nomor 8 Tahun 2024. Wamendag sebut alasannya.

Baca Selengkapnya

OJK Ungkap Potensi Kredit Bermasalah Perbankan usai Relaksasi Restrukturisasi Pandemi Dihentikan

5 jam lalu

OJK Ungkap Potensi Kredit Bermasalah Perbankan usai Relaksasi Restrukturisasi Pandemi Dihentikan

OJK mengungkap prediksi kredit bermasalah perbankan.

Baca Selengkapnya

Mengenal Lawrence Wong, Perdana Menteri Singapura Baru yang Jago Main Gitar

3 hari lalu

Mengenal Lawrence Wong, Perdana Menteri Singapura Baru yang Jago Main Gitar

Berasal dari kalangan biasa, Lawrence Wong mampu melesat ke puncak pimpinan negara paling maju di Asia Tenggara.

Baca Selengkapnya

AstraZeneca Tarik Vaksin Covid-19, Terkait Efek Samping yang Bisa Sebabkan Kematian?

3 hari lalu

AstraZeneca Tarik Vaksin Covid-19, Terkait Efek Samping yang Bisa Sebabkan Kematian?

AstraZeneca menarik vaksin Covid-19 buatannya yang telah beredar dan dijual di seluruh dunia.

Baca Selengkapnya

Pelapor COVID-19 Cina Diperkirakan Bebas setelah 4 Tahun Dipenjara

4 hari lalu

Pelapor COVID-19 Cina Diperkirakan Bebas setelah 4 Tahun Dipenjara

Seorang jurnalis warga yang dipenjara selama empat tahun setelah dia mendokumentasikan fase awal wabah virus COVID-19 dari Wuhan pada 2020.

Baca Selengkapnya

Vaksin AstraZeneca Tidak Diedarkan Lagi di Dunia, Begini Dampaknya untuk Indonesia

9 hari lalu

Vaksin AstraZeneca Tidak Diedarkan Lagi di Dunia, Begini Dampaknya untuk Indonesia

Epidemiolog menilai penarikan stok vaksin AstraZeneca dari pasar global tak berpengaruh terhadap penanganan Covid-19 saat ini.

Baca Selengkapnya

Ramai soal Efek Samping Langka AstraZeneca, Begini Cara Cek Jenis Vaksin Covid-19 yang Pernah Diterima

9 hari lalu

Ramai soal Efek Samping Langka AstraZeneca, Begini Cara Cek Jenis Vaksin Covid-19 yang Pernah Diterima

Pengecekan status dan jenis vaksin Covid-19 bisa dicek melalui aplikasi SatuSehat

Baca Selengkapnya

Bukan Akibat Efek Samping, Ini Kata AstraZeneca yang Tarik Stok Vaksin Covidnya di Dunia

9 hari lalu

Bukan Akibat Efek Samping, Ini Kata AstraZeneca yang Tarik Stok Vaksin Covidnya di Dunia

Perusahaan farmasi AstraZeneca telah memutuskan menarik stok vaksin Vaxzefria dari seluruh dunia. Waktunya bareng dengan sidang gugatan.

Baca Selengkapnya

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

13 hari lalu

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

Pada 2021 lalu European Medicines Agency (EMA) telah mengungkap efek samping dari vaksinasi AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

15 hari lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya