Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke [email protected].

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Bukan Hanya Batuk Kering, Kenali Macam Gejala Varian Omicron

Reporter

image-gnews
Ilustrasi batuk. health24.com
Ilustrasi batuk. health24.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Batuk kering sering dianggap sebagai gejala varian Omicron. Padahal, tak ada gejala batuk spesifik pada kasus Omicron karena karakteristik batuk yang dialami bervariasi. Begitu kata Ketua Umum Perkumpulan Dokter Pengembang Obat Tradisional dan Jamu Indonesia (PDPOTJI), Dr. (Cand.) dr. Inggrid Tania, M.Si (Herbal).

"Tapi dari statistik, survei gejala, sebagian besar batuk kering. Tapi ini perlu dikonfirmasi lagi benar atau tidak, kadang masyarakat mendefinisikan batuk kering, padahal sebetulnya ada dahak tapi sulit dikeluarkan," kata Inggrid.

Pada orang yang terinfeksi varian Omicron, batuk kering hingga berdahak bisa dirasakan. Namun, yang pasti batuk yang sifatnya paroksismal, terjadi terus menerus hingga menyebabkan sesak napas, tidak terjadi pada penderita Omicron.

"Kalau ada gejala itu, ada penyebab lain," ujarnya.

Dia menjelaskan, batuk adalah refleks dari sistem pernapasan yang bertujuan mengosongkan jalan napas dari partikel benda asing, mikroba, dan bahan iritan seperti asap dan debu, serta cairan dan mucus. Selain dari infeksi virus seperti influenza dan COVID-19, batuk dapat disebabkan oleh bahan iritan, efek samping obat, infeksi yang menyebabkan bronkitis, refluks asam lambung, alergi, asma, hingga kanker paru.

Batuk terdiri dari beberapa jenis, yakni batuk kering, batuk berdahak, atau kombinasinya. Dilihat dari durasi, batuk terbagi menjadi dua, yakni batuk akut yang bisa berakhir setelah dua hingga tiga minggu, juga batuk kronis yang umumnya berlangsung dalam waktu lama.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Pada COVID-19, batuknya akut. Tetapi walaupun varian Omicron dianggap ringan, tetap ada kejadian long COVID, di mana setelah empat pekan ada gejala yang dirasakan," paparnya.

Inggrid memaparkan kiat-kiat dalam mengatasi batuk, di antaranya cukup minum air putih. Sebisa mungkin minumlah air putih hangat untuk membantu meredakan batuk. Kemudian, mandi dengan air hangat serta jauhi iritan yang dapat memperparah batuk.

"Kalau batuk akibat Omicron, hindari lingkungan yang mengandung bahan iritan, misalnya asap rokok atau kamar isolasi mandiri jangan sampai berdebu," jelasnya.

Ketika batuk, jangan merokok dan jauhi juga perokok agar batuk segera mereda. Bila tidak membaik selama tiga hari, segera berkonsultasi ke dokter.

Baca juga: 7 Obat Batuk Pilek Tradisional untuk Dewasa

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Kenali Ragam Jenis Penyakit Asma, Penyebab, dan Gejalanya

2 hari lalu

Ilustrasi serangan asma. shutterstock
Kenali Ragam Jenis Penyakit Asma, Penyebab, dan Gejalanya

Meskipun banyak orang mengenal asma sebagai satu jenis penyakit, sebenarnya terdapat berbagai jenis asma dengan pemicu, gejala, yang berbeda.


Serba Serbi XEC, Varian Covid Turunan Omicron yang Diprediksi Bakal Mendominasi Dunia

18 hari lalu

Ilustrasi virus Corona (Covid-19) varian MU. Shutterstock
Serba Serbi XEC, Varian Covid Turunan Omicron yang Diprediksi Bakal Mendominasi Dunia

Para ahli menyebut Covid XEC akan mendominasi dunia, mengingat pendahulunya, yaitu varian Omicron, memiliki tingkat penularan yang cukup tinggi.


Anak Sakit, Kapan Boleh Tetap Sekolah atau di Rumah Saja?

29 hari lalu

Ilustrasi Anak Sakit/Halodoc
Anak Sakit, Kapan Boleh Tetap Sekolah atau di Rumah Saja?

Orang tua boleh khawatir bila anak sakit tapi bukan berarti otomatis tak mengizinkan ke sekolah. Kapan anak sakit harus di rumah atau tetap sekolah?


IDAI Ingatkan Bahaya Batuk Rejan dan Pentingnya Imunisasi

49 hari lalu

Ilustrasi Imunisasi. TEMPO/Fully Syafi
IDAI Ingatkan Bahaya Batuk Rejan dan Pentingnya Imunisasi

Batuk rejan membuat anak sulit menarik napas hingga mengeluarkan bunyi ketika batuk sehingga perlu dicegah sejak awal dengan imunisasi.


Pakar Ungkap Bahaya Batuk Pertusis yang Tak Diobati

49 hari lalu

Dokter memeriksa pasien anak dengan gejala batuk dan sesak di Poli Batuk dan infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) di Puskesmas Kecamatan Mampang Prapatan, Jakarta, Rabu, 23 Agustus 2023. Angka tersebut meningkat sekitar 50 persen dari biasanya yang hanya berjumlah 30-40 orang. TEMPO / Hilman Fathurrahman W
Pakar Ungkap Bahaya Batuk Pertusis yang Tak Diobati

Dokter anak mengatakan pertusis yang tidak segera diobati bisa menyebabkan saluran napas lumpuh sehingga batuk tidak mengeluarkan dahak.


Virus Covid-19 Varian JN.1 Menyebar Cepat Hanya Karena Mutasi Satu Gen

12 Agustus 2024

Orang-orang mengantri di pusat vaksinasi komunitas, menjelang pembukaan kembali perbatasan  dengan Cina, selama pandemi penyakit virus COVID-19 di Hong Kong, 4 Januari 2023. REUTERS/Tyrone Siu
Virus Covid-19 Varian JN.1 Menyebar Cepat Hanya Karena Mutasi Satu Gen

Mutasi satu gen diduga berada di balik penyebaran cepat varian virus Covid-19 JN.1 di dunia tahun lalu, termasuk di Indonesia.


Mengenali Perbedaan Jenis Batuk

11 Juli 2024

Ilustrasi batuk pilek. Shutterstock
Mengenali Perbedaan Jenis Batuk

Batuk merupakan tindakan refleks yang menjaga tenggorokan dan saluran pernapasan


Dokter Jelaskan Jenis Batuk, Penyebab dan Bedanya

26 Juni 2024

Ilustrasi batuk pilek. Shutterstock
Dokter Jelaskan Jenis Batuk, Penyebab dan Bedanya

Dokter penyakit dalam menyebut batuk memiliki perbedaan yang dapat dilihat berdasarkan sifat akutnya. Berikut penjelasannya.


Tips Penderita PPOK Bersihkan Paru-paru secara Mandiri

20 Juni 2024

Ilustrasi wanita batuk. Freepik.com/Jcomp
Tips Penderita PPOK Bersihkan Paru-paru secara Mandiri

Dokter membagi tips pasien penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) untuk membersihkan paru-paru secara mandiri.


Lonjakan Kasus Covid-19 di Singapura karena Subvarian KP.1 dan KP.2, Jumlah Pasien Sepekan Naik 2 Kali Lipat

25 Mei 2024

Orang-orang berbelanja bahan makanan di supermarket menjelang pemberlakuan lockdown di Singapura, Jumat, 14 Mei 2021. Singapura akan kembali melakukan pembatasa pembatasan pertemuan sosial dan kegiatan publik menyusul meningkatnya kasus Covid-19 di negara tersebut. REUTERS/Caroline Chia
Lonjakan Kasus Covid-19 di Singapura karena Subvarian KP.1 dan KP.2, Jumlah Pasien Sepekan Naik 2 Kali Lipat

Kasus Covid-19 melonjak di Singapura kasus infeksi akibat varian KP.1 dan KP.2 bagian dari keluarga varian FLiRT yang juga merebak di AS.