40 Persen Calon Pengantin Perempuan Alami Anemia, Awas Lahirkan Anak Stunting

Reporter

Antara

Editor

Mitra Tarigan

Senin, 6 Juni 2022 21:20 WIB

Ilustrasi perempuan sakit. Shutterstock

TEMPO.CO, Jakarta - Dwi Listyawardani Penyuluh KB Ahli Utama BKKBN, menyebutkan pada Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2021 konsumsi protein hewani hanya 21,5 gr/kapita/hari. Artinya hanya sekitar 1/3 dari konsumsi protein keseluruhan yang mencapai 62,28 gr/kapita/hari. Melihat masih rendahnya pemenuhan kebutuhan protein hewani, BKKBN pun mulai menyasar para calon pengantin. Karena ternyata 40 persen calon pengantin perempuan mengalami anemia dan 35 persen lagi dalam kondisi kekurangan energi kronik, ceking.

“Kondisi anemia lalu hamil, itu menjadi awal dari masalah kurang gizi pada bayi,” kata Dwi dalam keterangan pers pada Senin 6 Juni 2022.

Melalui program Generasi Berencana yang menyasar remaja, BKKBN membentuk opini bahwa remaja yang sehat itu adalah yang Indeks Massa Tubuhnya lebih tinggi dari 18,5. Artinya memastikan remaja putri dan calon pengantin pemenuhan nutrisi protein hewani merupakan salah satu strategi penting untuk mencegah stunting dari hulu.

Susu dikenal memiliki segudang manfaat untuk mendukung tumbuh kembang anak, pasalnya dalam fase tumbuh kembang, anak-anak sangat membutuhkan zat gizi makro seperti protein. Sandra Fikawati mengatakan menjelaskan protein terdiri atas senyawa kimia yang terdiri atas asam-asam amino yang fungsinya adalah membangun dan mengatur sel-sel tubuh.

"Tubuh memerlukan 20 jenis asam amino, dan 9 diantaranya adalah asam amino esensial yang didapat dari makanan. Makanan seperti apa? Protein hewani memiliki asam amino lebih lengkap dibandingkan protein nabati. Susu adalah salah satu sumber protein hewani terbaik,” jawab Sandra dalam keterangan pers Senin 6 Juni 2022. "Asam amino esensial yang lebih lengkap inilah yang akan mendukung kerja hormonal di dalam tubuh, termasuk hormon pertumbuhan."

Advertising
Advertising

Artinya pada anak yang kekurangan asupan asam amino esensial maka tubuhnya akan mengalami kekurangan hormon pertumbuhan. Inilah kemudian yang menyebabkan terganggunya regenerasi sel sehingga tubuh tidak tumbuh dengan baik, bahkan juga dapat mengganggu sistem kekebalan tubuh.

Teknologi fortifikasi pada produksi susu bisa menambahkan zat yang tidak ada atau kurang seperti vitamin A, D, dan Fe (zat besi). Artinya susu bisa menjadi solusi pelengkap untuk mengatasi masalah anemia dan kekurangan gizi kronik yang banyak terjadi di remaja putri.

Selain itu konsumsi susu kini sudah praktis. Bisa diminum tanpa makanan pendamping apapun. "Susu bisa satu saja. Telur misalnya, harus dimasak, tidak mungkin mentah. Kalau produk dari susu tidak usah diapa-apa sudah tinggal dikonsumsi," kata Sandra Fikawati.

Pada ibu hamil, kebutuhan akan asam folat sangatlah esensial untuk mengoptimalkan tumbuh kembang janin. Sehingga asam folat pada susu juga akan menjaga sistem kekebalan ibu hamil dan kehamilan yang dijalankan tetap sehat baik untuk janin maupun ibunya.

Baca: Daftar 6 Manfaat Zat Besi: Cegah Anemia hingga Memperbaiki Kualitas Tidur

Berita terkait

BKKBN Perkuat Kemitraan Program Bangga Kencana dan Stunting

2 hari lalu

BKKBN Perkuat Kemitraan Program Bangga Kencana dan Stunting

Pentingnya data yang presisi untuk penguatan kemitraan agar mencegah stunting.

Baca Selengkapnya

Alasan ASI Beku Lebih Baik dari ASI Bubuk

4 hari lalu

Alasan ASI Beku Lebih Baik dari ASI Bubuk

Kepala BKKBN menyebut ASI yang dibekukan lebih baik dari ASI bubuk, ini alasannya.

Baca Selengkapnya

Menkes Jelaskan Penyebab Rendahnya Penurunan Angka Prevalensi Stunting

8 hari lalu

Menkes Jelaskan Penyebab Rendahnya Penurunan Angka Prevalensi Stunting

Pemerintah menargetkan angka prevalensi stunting bisa turun hingga 14 persen pada tahun ini.

Baca Selengkapnya

Indonesia Akan Perkenalkan Program Pamsimas di World Water Forum ke-10

8 hari lalu

Indonesia Akan Perkenalkan Program Pamsimas di World Water Forum ke-10

Pamsimas dinyatakan sebagai salah satu bentuk praktik baik pada World Water Forum ke-10 yang digelar di Nusa Dua, Bali pada 18-25 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Alasan Orang Stunting Berpotensi Berpenghasilan 22 Persen Lebih Rendah Menurut Kepala BKKBN

9 hari lalu

Alasan Orang Stunting Berpotensi Berpenghasilan 22 Persen Lebih Rendah Menurut Kepala BKKBN

Kepala BKKBN mengatakan orang stunting berpotensi memiliki pendapatan 22 persen lebih rendah dari yang sehat, berikut alasannya.

Baca Selengkapnya

Menteri Budi Gunadi Cari Model Penyaluran Anggaran Cegah Stunting

9 hari lalu

Menteri Budi Gunadi Cari Model Penyaluran Anggaran Cegah Stunting

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin masih mencari model penyaluran dana pencegahan stunting.

Baca Selengkapnya

Bappenas Sebut Makan Siang Gratis Bukan untuk Atasi Stunting

10 hari lalu

Bappenas Sebut Makan Siang Gratis Bukan untuk Atasi Stunting

Menurut Bappenas indikator keberhasilan program makan siang gratis adalah peningkatan prestasi belajar

Baca Selengkapnya

Penyebab Pemerintah Sulit Capai Target Penurunan Stunting di Indonesia

11 hari lalu

Penyebab Pemerintah Sulit Capai Target Penurunan Stunting di Indonesia

Pemerintah menurunkan target penyelesaian masalah stunting dari 14 Persen menjadi 17 persen pada 2024.

Baca Selengkapnya

RI - Inggris Berkomitmen Perkuat Kerja Sama Ekonomi dan Perdagangan

13 hari lalu

RI - Inggris Berkomitmen Perkuat Kerja Sama Ekonomi dan Perdagangan

Pemerintah Indonesia bertemu dengan Menteri Perdagangan Inggris Greg Hands MP untuk membahas sejumlah kerja sama di bidang ekonomi dan perdagangan.

Baca Selengkapnya

Penyakit Minamata Ditemukan di Jepang 68 Tahun Lalu, Ini Cara Merkuri Masuk dalam Tubuh

17 hari lalu

Penyakit Minamata Ditemukan di Jepang 68 Tahun Lalu, Ini Cara Merkuri Masuk dalam Tubuh

Penyakit Minamata ditemukan di Jepang pertama kali yang mengancam kesehatan tubuh akibat merkuri. Lantas, bagaimana merkuri dapat masuk ke dalam tubuh?

Baca Selengkapnya