6 Jenis Dermatitis, 5 Cara Mengobatinya

Reporter

Tempo.co

Rabu, 8 Juni 2022 08:08 WIB

Ilustrasi dermatitis atopik pada dewasa. Shutterstock

TEMPO.CO, Jakarta - Kulit merupakan organ terluar manusia yang melindungi lapisan di bawahnya. Sebagai pelindung, kulit rentan mengalami masalah. Salah satu masalah kesehatan pada kulit adalah dermatitis.

Mengutip dari laman Cleveland Clinic, dermatitis merupakan peradangan pada kulit yang mencakup iritasi kulit dan ruam yang disebabkan oleh beberapa faktor. Mulai dari genetika, sistem imun, infeksi, alergi, dan zat lain yang dapat mengiritasi kulit.

Tingkat keparahan dermatitis tergantung dari penyebabnya meski tidak berpotensi kematian. Gejala yang muncul biasanya terasa gatal dan kemerahan pada kulit. Meski dermatitis umum diderita, penyakit kulit ini tidak termasuk dalam penyakit menular.

Jenis-jenis Dermatitis

Seperti yang disebutkan sebelumnya, dermatitis memiliki banyak faktor penyebab, berdasarkan hal tersebut terdapat beberapa jenis dermatitis. Berikut jenis dermatitis yang dikutip dari Healthline.

1. Dermatitis Atopik

Advertising
Advertising

Dermatitis atopik atau sering disebut eksim merupakan dermatitis yang biasa terjadi pada bayi dan anak-anak, namun orang dewasa juga bisa mengalaminya. Saat mengalami eksim terdapat beberapa gejala dalam siklus flare up dan tanpa gejala. Saat flare up kulit akan muncul bercak kasar, kering, dan gatal. Eksim ini tidak memiliki obat.

Mengutip dari WebMd, eksim dapat terjadi karena genetik, alergi, asma, dan stres. Selain itu kondisi kulit yang memungkinkan bakteri atau kuman dan kondisi lingkungan juga bisa menjadi penyebabnya. Pada beberapa kasus, dermatitis atopik adalah faktor meningkatnya konsumsi gula, susu, dan daging merah.

2. Dermatitis Kontak

Dermatitis kontak merupakan dermatitis yang terjadi karena kulit terkena zat yang menyebabkan reaksi pada kulit seperti alergi atau iritasi yang menyebabkan ruam yang terasa gatal, sensasi terbakar dan menyengat, dan melepuh.

Selain langsung terkena kulit, dermatitis kontak alergi tidak langsung menyerang kulit, namun sistem kekebalan terlebih dahulu sehingga reaksi tersebut menyebabkan kulit bereaksi sedemikian rupa seperti gatal dan kemerahan. Zat alergen yang mungkin menyebabkan reaksi seperti detergen, kosmetik, dan nikel.

3. Dermatitis Seboroik

Dermatitis seboroik atau lebih dikenal dengan cradle cap sering terjadi pada bayi di beberapa bagian seperti kulit kepala, wajah, dada, dan sekitar telinga. Cradle cap akan membuat kulit berubah warna dan bercaknya seperti bersisik. Dermatitis ini biasanya terjadi atau semakin parah saat stres. Jika dermatitis jenis ini terjadi pada kulit kepala orang dewasa disebut ketombe. Risiko dermatitis seboroik juga dapat meningkat karena memiliki kondisi kesehatan lain seperti HIV, epilepsi, rosacea, dan psoriasis,

4. Dermatitis Numularis

Bentuk luka dari dermatitis numularis terlihat seperti koin yang terjadi akibat cedera kulit. DIkutip dari WebMD, plak merah banyak terlihat pada kaki, tangan, lengan, dan dada serta yang banyak mengidap dermatitis numularis ini laki-laki. Dermatitis numularis dapat menginfeksi karena cuaca panas dan kering atau sering mandi dengan air panas.

5. Dermatitis Statis

Dermatitis statis terjadi karena sirkulasi darah yang buruk dan dapat menyebabkan perubahan warna kulit dan bahkan tekstur kulit bisa menebal. Dari WebMD, kondisi kesehatan lain juga memengaruhi munculnya dermatitis statis seperti varises, gagal jantung, dan kondisi kesehatan yang yang menyebabkan pembengkakan pada kaki.

Proses terjadinya penggelapan kulit terutama di pergelangan kaki karena vena yang ada di kaki gagal mengembalikan darah sehingga darah dan cairan menumpuk dan pergelangan kaki menjadi bengkak kan kulit teriritasi.

6. Neurodermatitis

Selain dermatitis seboroik yang dapat ditrigger oleh stres, neurodermatitis juga dipicu oleh stres. Yang dirasakan pada penderita neurodermatitis adalah rasa gatal pada kulit. Selain itu terdapat dermatitis neglecta yang terjadi akibat sebum, keringat, korneosit, dan bakteri yang membentuk kerak kotoran yang melekat pada kulit.

Dermatitis dapat berkurang dan hilang secara sendirinya atau hanya dengan bantuan salep, misalnya dermatitis kontak akan hilang jika tidak terkena dengan iritan. Namun seperti yang disebut dalam Mayoclinic.org, jika semakin lama semakin parah dan aktivitas terganggu sebaiknya melakukan pemeriksaan lebih lanjut.

Dalam Healthline disebutkan perawatan yang mungkin diberikan jika terkena dermatitis di antaranya:

  1. Memberi obat alergi dan gatal seperti antihistamin dan diphenhydramine
  2. Melakukan fototerapi, yaitu memaparkan area dermatitis dengan cahaya yang telah ditentukan jenis dan jumlahnya
  3. Diberikan salep topikal dengan steroid untuk meredakan gatal dan peradangan seperti hidrokortison
  4. Jika infeksi menyebar, dokter juga akan memberikan antibiotik atau antijamur. Biasanya infeksi menyebar karena kulit yang digaruk dengan intens.
  5. Jika berkaitan dengan stres seperti dermatitis seboroik, pasien juga direkomendasikan untuk melakukan meditasi, yoga, pijat, atau akupuntur.

TATA FERLIANA

Baca: Kulit Bersisik Masalah Kulit Berpotensi Sebabkan Kanker Kulit

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Kemenkes Minta Jemaah Haji Waspada Virus MERS-CoV, Ini Penularan dan Gejalanya

1 jam lalu

Kemenkes Minta Jemaah Haji Waspada Virus MERS-CoV, Ini Penularan dan Gejalanya

Kemenkes minta jemaah haji mewaspadai virus MERS-CoV pada musim haji. Berikut gejalanya dan risiko terinfeksi virus ini.

Baca Selengkapnya

Mengenal 7 Penyakit Autoimun Selain Lupus

4 hari lalu

Mengenal 7 Penyakit Autoimun Selain Lupus

Penyakit autoimun umumnya tidak dapat disembuhkan, namun bisa dikurangi dampaknya. Kenali 7 penyakit ini untuk pencegahan.

Baca Selengkapnya

Bukan Karena Jarang Sikat Gigi, Ini 4 Penyebab Bau Mulut yang Mengganggu

4 hari lalu

Bukan Karena Jarang Sikat Gigi, Ini 4 Penyebab Bau Mulut yang Mengganggu

Bau mulut sangat mengganggu. Simak 4 penyebab bau mulut lain yang terjadi bukan karena jarang sikat gigi.

Baca Selengkapnya

Jangan Hentikan Pengobatan Lupus meski Sudah Dapat Remisi

5 hari lalu

Jangan Hentikan Pengobatan Lupus meski Sudah Dapat Remisi

Pakar mengatakan kondisi remisi pada penyakit lupus belum tentu sama dengan berhenti berobat. Berikut penjelasan dokter penyakit dalam.

Baca Selengkapnya

Berikut Pengertian, Penyebab, Gejala Awal dari Penyakit Lupus

9 hari lalu

Berikut Pengertian, Penyebab, Gejala Awal dari Penyakit Lupus

Pelajari lebih lanjut tentang gejala dan kemungkinan komplikasi lupus. Apa saja tanda-tanda awal penyakit lupus?

Baca Selengkapnya

6 Cara Menangani Asam Urat dengan Sederhana, Salah Satunya Minum Air Lemon

18 hari lalu

6 Cara Menangani Asam Urat dengan Sederhana, Salah Satunya Minum Air Lemon

Asam urat dapat ditangani secara sederhana dengan pengobatan rumahan. Berikut 7 cara yang disarankan.

Baca Selengkapnya

Punya Efek yang Parah, Bisakah Penyakit Lyme Disembuhkan?

18 hari lalu

Punya Efek yang Parah, Bisakah Penyakit Lyme Disembuhkan?

Bisakah penyakit Lyme akibat gigitan serangga disembuhkan? Tentu saja asal tak terlambat diobati karena komplikasinya beragam.

Baca Selengkapnya

Kenali Gejala Imunodefisiensi yang Mengganggu Kesehatan Anak

21 hari lalu

Kenali Gejala Imunodefisiensi yang Mengganggu Kesehatan Anak

Masyarakat diminta mewaspadai imunodefisiensi pada anak bila ditemui gejala berikut. Simak penjelasan pakar kesehatan anak.

Baca Selengkapnya

Kondisi Kolesterol Tahapan Lanjut Bisa Terlihat dari Tanda di Wajah

22 hari lalu

Kondisi Kolesterol Tahapan Lanjut Bisa Terlihat dari Tanda di Wajah

Gejala kolesterol tahapan lanjut dapat dilihat secara fisik dan dirasakan tubuh. Antara lain, bisa ditandai dari wajah. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Saran Tenaga Medis agar Kebersihan Tangan Selalu Terjaga

24 hari lalu

Saran Tenaga Medis agar Kebersihan Tangan Selalu Terjaga

Menjaga kebersihan tangan merupakan upaya mencegah berbagai penyakit infeksi dan bagian dari cara hidup sehat. Ini cara yang dianjurkan.

Baca Selengkapnya