Bell's Palsy, Apa Penyebab dan Gejalanya?

Reporter

Tempo.co

Editor

Bram Setiawan

Senin, 13 Juni 2022 00:15 WIB

Ilustrasi wajah pria. Shutterstock

TEMPO.CO, Jakarta - Bell's palsy kondisi kelumpuhan karena radang yang menyerang serabut saraf tepi wajah atau saraf kranial ketujuh (CN-VII). Saraf ini berhubungan ekspresi wajah. Bell's palsy kondisi yang menyebabkan kelemahan tiba-tiba otot di satu sisi wajah. Itu berakibat wajah sulit diatur atau sulit menutup mata di sisi yang mengalami bell's palsy.

Gejala dan penyebab

Merujuk Mayo Clinic, bell's palsy ditandai kelemahan ringan sampai kelumpuhan di satu sisi wajah. Kondisi itu berakibat kesulitan berekspresi, nyeri di sekitar rahang, peningkatan kepekaan terhadap suara di sisi yang terkena, sakit kepala, kehilangan rasa, perubahan jumlah air mata dan liur.

Mengutip Healthline, kelumpuhan dan kelemahan wajah terkait bell's palsy diakibatkan saraf kranial ketujuh wajah mengalami bengkak atau tekanan.

Peneliti berpendapat kerusakan saraf kemungkinan besar dipicu infeksi virus herpes simpleks dan herpes genital yang merusak sistem kekebalan tubuh, sarkoidosis penyebab peradangan organ. Adapun virus herpes zoster penyebab cacar air, virus epstein-barr penyebab mononukleosis, penyakit lyme.

Merujuk Cleveland Clinic, jika gejala bell’s palsy tak membaik selama tiga bulan maka perlu intens berkonsltasi dengan dokter. Kondisi lainnya juga iritasi mata kronis, kelopak mata susah menutup, dehidrasi akibat kesulitan minum dan menelan, pendengaran berkurang.

Diagnosis bell's palsy

Advertising
Advertising

Mengutip lamn Cleveland Clinic bell's palsy bisa diperiksa menggunakan beberapa prosedur medis. Tes darah untuk memeriksa kondisi penyakit, seperti lyme dan sarkoidosis, elektromiografi (EMG).

Mengukur aktivitas dan kerusakan saraf terkait prediksi waktu penyembuhan, penggunaan magnetic resonance imaging (MRI) atau computed tomography (CT) scan untuk menyingkirkan stroke atau penyebab lain dari kerusakan saraf.

Setelah menjalani diagnosis, dokter menyarankan prosedur pengobatan untuk pasien. Mengutip Healthline, itu termasuk obat kortikosteroid untuk mengurangi peradangan, obat antivirus atau antibakteri, obat pereda nyeri seperti ibuprofen atau asetaminofen, dan tetes mata untuk menjaga kelembapan.

Apakah mungkin komplikasi bell's palsy?

Merujuk keterangan dalam laman Johns Hopkins Medicine, bell's palsy biasanya sembuh dalam jangka waktu tertentu. Bell's palsy tidak menyebabkan komplikasi serius maupun jangka panjang.

Kebanyakan orang yang mengalami bell's palsy tak bisa menutup mata di sisi wajah. Itu sebabnya penting untuk melindungi mata dari kekeringan saat malam atau bekerja di depan komputer, supaya tak terjadi goresan di kornea.

DELFI ANA HARAHAP

Baca: Pengobatan Efektif Bell's Palsy

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Berita terkait

Pentingnya Menjaga Kelembapan Kulit, Ini Tips Menggunakan Moisturizer

13 jam lalu

Pentingnya Menjaga Kelembapan Kulit, Ini Tips Menggunakan Moisturizer

Berikut tips yang perlu diperhatikan agar tidak salah dalam memilih produk moisturizer.

Baca Selengkapnya

Kondisi Kolesterol Tinggi Bisa Muncul di Wajah dan Mata, Kenali Cirinya

2 hari lalu

Kondisi Kolesterol Tinggi Bisa Muncul di Wajah dan Mata, Kenali Cirinya

Berbagai gejala dan tanda di tubuh dapat mengingatkan masyarakat tentang rentannnya saah kolesterol tinggi yang bisa berujung da penyakit jantung.

Baca Selengkapnya

Penyebab Mata Berkedip Terlalu Sering, Waspadai Kondisi Serius

2 hari lalu

Penyebab Mata Berkedip Terlalu Sering, Waspadai Kondisi Serius

Mata berkedip terlalu sering bisa menjadi gejala berbagai masalah kesehatan dan mungkin saja serius dan perlu penanganan dokter, jangan abaikan.

Baca Selengkapnya

Hindari Paracetamol Sambil Minum Kopi, Ini Efek yang Ditimbulkannya

12 hari lalu

Hindari Paracetamol Sambil Minum Kopi, Ini Efek yang Ditimbulkannya

Seseorang perlu waspada agar tidak mengonsumsi paracetamol bersamaan dengan minum kopi. Apa alasannya?

Baca Selengkapnya

Bahaya Konsumsi Paracetamol Sembarangan, Perlu Perhatikan Dosis yang Tepat

12 hari lalu

Bahaya Konsumsi Paracetamol Sembarangan, Perlu Perhatikan Dosis yang Tepat

Paracetamol tidak dapat dikonsumsi sembarangan karena memiliki efek dan bahaya bagi kesehatan. Perhatikan dosis yang disarankan.

Baca Selengkapnya

7 Tips Jaga Kualitas Hidup dengan Glaukoma

16 hari lalu

7 Tips Jaga Kualitas Hidup dengan Glaukoma

Setiap individu harus memahami tantangan yang dihadapi saat didiagnosis glaukoma dan harus mempertahankan kualitas hidup dengan manajemen tepat.

Baca Selengkapnya

Pakar Farmasi Bantah Obat Sakit Kepala Bisa Sebabkan Anemia Aplastik

23 hari lalu

Pakar Farmasi Bantah Obat Sakit Kepala Bisa Sebabkan Anemia Aplastik

Pakar menjelaskan kasus anemia aplastik akibat obat-obatan jarang terjadi, apalagi hanya karena obat sakit kepala.

Baca Selengkapnya

Dapat Melembapkan Kulit, Apa Itu Lanolin?

29 hari lalu

Dapat Melembapkan Kulit, Apa Itu Lanolin?

Lanolin adalah pelembab kulit untuk mencegah dan mengatasi kulit yang kering, kasar, gatal, atau iritasi.

Baca Selengkapnya

3 Mitos Terkait Gerhana Matahari dan Penglihatan serta Faktanya

37 hari lalu

3 Mitos Terkait Gerhana Matahari dan Penglihatan serta Faktanya

Berikut tiga mitos terkait gerhana matahari dan penglihatan serta faktanya. Lindungi selalu mata saat menontonnnya.

Baca Selengkapnya

4 Masalah Mata yang Mulai Mengganggu di Usia 40-an

38 hari lalu

4 Masalah Mata yang Mulai Mengganggu di Usia 40-an

Setelah usia mencapai 40-an, risiko masalah mata pun meningkat dan perlu diwaspadai. Berikut empat masalah tersebut.

Baca Selengkapnya