Mengetahui Penyebab Ulkus Dekubitus, Penyakit yang Diderita Rima Melati

Jumat, 24 Juni 2022 15:21 WIB

Rima Melati adalah aktris kelahiran Tondano, Sulawesi Utara pada 22 Agustus 1937. Perempuan berdarah campuran Minahasa dan Belanda ini bernama asli Marjolien Tambajong. Nama Rima Melati diberikan oleh Bung Karno lantaran dianggap kebarat-baratan. Dok. TEMPO/Nurdiansah

TEMPO.CO, Jakarta - Aktris senior, Rima Melati meninggal dunia pada Kamis, 23 Juni 2022 pukul 15.14 di RSPAD Gatot Subroto, Jakarta Pusat dalam usia 84 tahun. Sebelumnya, Rima Melati dikabarkan tengah dirawat di ruangan Intensive Care Unit (ICU) di salah satu rumah sakit kawasan Bintaro, Jakarta Selatan, Sabtu, 28 April 2022 lalu. Kabar ini diungkap langsung oleh sahabat Rima Melati, Widyawati dalam kanal YouTube STARPRO Indonesia. Menurut Widyawati dan putranta, Rima Melati menderita Ulkus Dekubitus.

“Itu karena dekubitus. Jadi luka yang di belakang, yang biasanya kalau kita terlalu lama tidur itu yang membuat luka. Akhirnya itu jadi ke mana-mana,” kata Widyawati dalam video, yang diunggah pada Selasa, 31 Mei 2022 lalu.

Menurut Mayo Clinic, Ulkus Dekubitus atau disebut juga dengan Bedsores adalah cedera pada kulit dan jaringan di bawahnya akibat tekanan yang berkepanjangan pada kulit. Orang yang paling berisiko mengalami luka baring ini memiliki kondisi medis yang membatasi kemampuan mereka untuk mengubah posisi.

Penyebab Ulkus Dekubitus

Sehingga menyebabkan mereka menghabiskan sebagian besar waktunya di tempat tidur atau kursi. Fakta lainnya, Ulkus Dekubitus dapat berkembang selama berjam-jam atau berhari-hari. Kebanyakan luka sembuh dengan pengobatan, tetapi beberapa tidak pernah sembuh sepenuhnya.

Mengutip laman cancer.gov, selain karena tekanan, Ulkus Dekubitus juga dapat disebabkan oleh gesekan pada kulit, baik dengan pakaian atau tempat tidur. Pemicunya adalah kulit yang rapuh dan lembap. Gesekan kulit dengan tempat tidur dapat terjadi ketika posisi dada atau kepala lebih tinggi. Kondisi ini menyebabkan tubuh merosot ke bawah. Kulit yang rapuh akan mudah mengalami Ulkus Dekubitus karena hal ini, terutama pada bagian tubuh seperti punggung dan bokong.

Advertising
Advertising

Ulkus dekubitus sering terbentuk pada kulit yang menutupi area tulang tubuh, seperti punggung, tulang ekor, pinggul, bokong, siku, tumit, dan pergelangan kaki. Pasien yang tidak bisa bangun dari tempat tidur atau mengubah posisinya, atau yang selalu menggunakan kursi roda memiliki peningkatan risiko ulkus dekubitus.

Tanda dan gejalanya termasuk perubahan warna kulit dan pembengkakan, panas, nyeri akibat tekanan, dan nyeri di daerah yang terluka. Jika tidak diobati, kulit dapat retak, melepuh, atau pecah dan membentuk luka atau bisul, yang mungkin memiliki drainase seperti nanah. Ulkus dekubitus dapat merusak jaringan jauh di bawah kulit, termasuk lemak, otot, dan tulang.

Selain faktor tidak dapat bergerak karena kondisi tertentu, Ulkus dekubitus dapat terjadi akibat inkontinensia, di mana kulit menjadi lebih rentan dengan paparan urine dan tinja yang berkepanjangan.

Kurangnya persepsi sensorik. Cedera tulang belakang, gangguan saraf, dan kondisi lain dapat menyebabkan hilangnya sensasi. Ketidakmampuan untuk merasakan sakit atau ketidaknyamanan sehingga mengakibatkan seseorang tidak menyadari tanda-tanda peringatan dan kebutuhan untuk mengubah posisi.

Selain itu, nutrisi dan hidrasi yang buruk juga bisa menjadi faktor penyebab Ulkus Dekubitus. Orang membutuhkan cukup cairan, kalori, protein, vitamin dan mineral dalam makanan sehari-hari mereka untuk menjaga kesehatan kulit dan mencegah kerusakan jaringan. Faktor lainnya, kondisi medis yang mempengaruhi aliran darah. Masalah kesehatan yang dapat mempengaruhi aliran darah, seperti diabetes dan penyakit pembuluh darah, dapat meningkatkan risiko kerusakan jaringan seperti luka baring.

HENDRIK KHOIRUL MUHID

Baca: Decubitus Luka yang Sering Dialami Lansia dan Cara Pencegahannya

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Telur Memang Sedap dan Sehat tapi Pahami Juga Nutrisinya

2 hari lalu

Telur Memang Sedap dan Sehat tapi Pahami Juga Nutrisinya

Apapun olahan telur, ada baiknya untuk memahami kandungan nutrisinya. Sebelum membeli, berikut fakta manfaat telur dan nutrisinya.

Baca Selengkapnya

Inilah Tanda-tanda Anak Kekurangan Vitamin

4 hari lalu

Inilah Tanda-tanda Anak Kekurangan Vitamin

Dokter anak dan ahli neonatologi Richa Panchal menjabarkan tanda-tanda utama kekurangan vitamin pada anak.

Baca Selengkapnya

Jaga Kesehatan Kulit dengan Konsumsi Buah-buahan Ini

5 hari lalu

Jaga Kesehatan Kulit dengan Konsumsi Buah-buahan Ini

Kandungan berbagai vitamin dan mineral dalam buah-buahan ini dapat membantu kulit menjadi sehat, cerah, dan terawat.

Baca Selengkapnya

Deteksi Lupus pada Anak dengan 11 Pertanyaan Ini

11 hari lalu

Deteksi Lupus pada Anak dengan 11 Pertanyaan Ini

Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) membagikan 11 butir pertanyaan yang dapat digunakan untuk mendeteksi awal penyakit lupus pada anak secara mandiri.

Baca Selengkapnya

Saran Dokter untuk Jaga Kesehatan Kulit saat Cuaca Panas

12 hari lalu

Saran Dokter untuk Jaga Kesehatan Kulit saat Cuaca Panas

Berikut saran spesialis kulit untuk menjaga kesehatan kulit di tengah cuaca panas seperti belakangan ini.

Baca Selengkapnya

Manfaat Saffron untuk Kesehatan Kulit saat Cuaca Panas

13 hari lalu

Manfaat Saffron untuk Kesehatan Kulit saat Cuaca Panas

Tak hanya untuk kesehatan fisik, saffron juga bisa dimanfaatkan untuk menjaga kesehatan kulit saat cuaca panas seperti belakangan ini.

Baca Selengkapnya

Pakar Kesehatan Bagi Tips Hadapi Cuaca Panas

14 hari lalu

Pakar Kesehatan Bagi Tips Hadapi Cuaca Panas

Berikut tips yang dapat diterapkan demi terhindar dari dehidrasi hingga heat stroke atau serangan panas saat cuaca panas.

Baca Selengkapnya

Kandungan Plastik dalam Makanan dan Minuman: Dampak Kesehatan dan Cara Kurangi Konsumsi Mikroplastik

22 hari lalu

Kandungan Plastik dalam Makanan dan Minuman: Dampak Kesehatan dan Cara Kurangi Konsumsi Mikroplastik

Penelitian menunjukkan bahwa hampir semua makanan kita mengandung mikroplastik, dalam bentuk apa saja? Apa bahaya bagi kesehatan?

Baca Selengkapnya

Ketahui Manfaat dan Risiko Terapi Ikan

27 hari lalu

Ketahui Manfaat dan Risiko Terapi Ikan

Terapi ikan bisa menghilangkan sel kulit mati, namun dapat berbahaya jika kebersihan kolam tidak terjaga.

Baca Selengkapnya

Pola Makan yang Perlu Diperhatikan Pasien Parkinson

29 hari lalu

Pola Makan yang Perlu Diperhatikan Pasien Parkinson

Sejumlah hal perlu diperhatikan dalam pola makan penderita Parkinson, seperti pembuatan rencana makan. Berikut yang perlu dilakukan.

Baca Selengkapnya