Memahami Kondisi untuk Mengurangi Risiko Duck Syndrome

Reporter

Yolanda Agne

Editor

Bram Setiawan

Kamis, 14 Juli 2022 15:17 WIB

Seekor bebek berenang di genangan banjir di Schaerding, Austria, (3/6). Hujan deras di Austria menyebabkan banjir besar sehingga warga harus mengungsi ke tempat yang lebih aman. REUTERS/Michaela Rehle

TEMPO.CO, Jakarta - Sindrom bebek (duck syndrome) istilah ini digunakan untuk menggambarkan orang yang ingin terlihat memiliki semuanya. Perumpamaan itu seperti bebek yang tampak tenang di permukaan air, tapi kakinya mendayung. Merujuk Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders tanda dan gejalanya bervariasi, namun beberapa orang yang mengalami duck syndrome, biasanya berciri membandingkan diri dengan orang lain.

Mengutip Psych Central istilah duck syndrome pertama kali digunakan di Universitas Stanford. Penyebutan itu digunakan di kalangan mahasiswa. Tapi, bukan berarti duck syndrome hanya terbatas mahasiswa. Orang yang duck syndrome cenderung merasa enggan diawasi dan dikritik.

Agar duck syndrome tak berkepanjangan

Duck syndrome bisa saja makin serius kondisinya jika memunculkan depresi dan gangguan kecemasan, karena reaksi stres. Risiko kondisi duck syndrome perlu dipertimbangkan sebagai jika terkait depresi dan kecemasan.

Orang dengan kondisi duck syndrome biasanya memiliki sejumlah pengaruh secara biologis, psikologis, dan lingkungan. Secara biologis, depresi dan kecemasan, karena itu mungkin duck syndrome bisa dikaitkan dengan tingkat neurotransmiter yang tidak normal di otak.

Perlu pula memahami kecenderungan yang menandakan sindrom ini. Penyebab kekinian duck syndrome termasuk tekanan yang dipengaruhi media sosial untuk tampak mencapai kesempurnaan terlepas dari semua tekanannya. Faktor risiko duck syndrome diperkirakan mencakup banyak aspek dari pengalaman kuliah, termasuk tinggal jauh dari keluarga untuk pertama kalinya. Peningkatan yang signifikan dalam tuntutan akademik dibandingkan saat sekolah menengah dan tekanan sosial terkait kuliah.

Advertising
Advertising

Merujuk publikasi ilmiah A Study of Loneliness and Academic Anxiety Among College Students, psikoterapi berguna untuk membimbing atau perawatan orang yang mengalami duck syndrome. Terapi yang tepat bermanfaat untuk membantu pemulihan.

Orang tidak perlu berpura-pura seperti semuanya baik-baik saja, padahal sebenarnya tidak. Itu sebabnya membutuhkan dukungan pihak dari luar dirinya, misalnya bimbingan atau konseling di kampus jika tersedia fasilitas itu.

Adapun beberapa kiat merawat diri untuk mencegah atau mengatasi sindrom ini, yaitu melatih perhatian, menetapkan batas kemampuan, mempelajari keterampilan manajemen waktu, berbicara dengan orang yang dicintai, belajar menetapkan tujuan secara bijak.

Baca: Duck Syndrome, Mengapa Sindrom Ini Mengumpamakan Seperti Bebek Berenang?

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Berita terkait

Ibu Hamil Konsumsi Paracetamol, Apa yang Perlu Jadi Perhatian?

1 hari lalu

Ibu Hamil Konsumsi Paracetamol, Apa yang Perlu Jadi Perhatian?

Ibu hamil mengonsumsi paracetamol perlu baca artikel ini. Apa saja yang harus diperhatikan?

Baca Selengkapnya

Perkokoh Kesehatan Mental dengan 4 Tips Berikut

1 hari lalu

Perkokoh Kesehatan Mental dengan 4 Tips Berikut

Psikolog menyarankan empat praktik untuk menjaga kesehatan mental dan meningkatkan kekuatan mental, baik di tempat kerja maupun di rumah.

Baca Selengkapnya

Polisi Tangkap Rio Reifan 5 Kali karena Narkoba, Sederet Bahaya Konsumsi Sabu

3 hari lalu

Polisi Tangkap Rio Reifan 5 Kali karena Narkoba, Sederet Bahaya Konsumsi Sabu

Artis Rio Reifan kelima kali ditangkap polisi karena kasus narkoba. Apa itu sabu dan bahaya menggunakannya?

Baca Selengkapnya

Inilah Manfaat Berlari di Pagi Hari

6 hari lalu

Inilah Manfaat Berlari di Pagi Hari

Salah satu manfaat yang paling signifikan dari berlari di pagi hari adalah kemampuannya untuk mengurangi gejala depresi.

Baca Selengkapnya

Pemalu Hingga Takut Bentuk Kecemasan Sosial pada Anak, Ini Cara Atasinya

11 hari lalu

Pemalu Hingga Takut Bentuk Kecemasan Sosial pada Anak, Ini Cara Atasinya

Kecemasan sosial pada anak bukan hanya sekadar berdampak menjadi pemalu, namun dapat menyebabkan anak merasa takut dan menghindari situasi sosial

Baca Selengkapnya

Tanda Ibu Hamil Alami Gangguan Mental

11 hari lalu

Tanda Ibu Hamil Alami Gangguan Mental

Gangguan mental pada ibu hamil perlu dikenali karena membuat perasaan tidak nyaman dan ada gangguan pada aktivitas sehari-hari.

Baca Selengkapnya

Ginekolog Minta Pemilik Kolesterol Tinggi Waspadai Gejala Menopause

11 hari lalu

Ginekolog Minta Pemilik Kolesterol Tinggi Waspadai Gejala Menopause

Pemilik kolesterol tinggi perlu mewaspadai gejala menopause yang kian berat, terutama risiko penyakit kardiovaskular karena ketiadaan hormon estrogen.

Baca Selengkapnya

Terbukti KDRT, Suami Dokter Qory Divonis 2 Tahun Penjara

15 hari lalu

Terbukti KDRT, Suami Dokter Qory Divonis 2 Tahun Penjara

Suami dokter Qory itu juga mendapat hukuman tambahan berupa konseling kejiwaan.

Baca Selengkapnya

Aurelie Moeremans Ungkap Alami Depresi, Semangat Hilang, dan Merasa Hampa

18 hari lalu

Aurelie Moeremans Ungkap Alami Depresi, Semangat Hilang, dan Merasa Hampa

Aurelie Moeremans mengungkapkan dirinya saat ini tengah menepi dari media sosial untuk penyembuhan dari depresi yang dirasakannya.

Baca Selengkapnya

Gejala Depresi, dari Fisik, Psikologis, sampai Sosial

20 hari lalu

Gejala Depresi, dari Fisik, Psikologis, sampai Sosial

Selain pada mental, depresi juga bisa berdampak pada fisik dan sosial. Berikut gejala depresi pada fisik, mental, dan sosial.

Baca Selengkapnya