Alasan Indonesia Perlu Vaksinasi Booster Kedua

Reporter

Tempo.co

Sabtu, 23 Juli 2022 19:52 WIB

Ilustrasi vaksinasi Covid-19. TEMPO/Subekti

TEMPO.CO, Jakarta - Vaksinasi booster kedua memang patut diberikan di Indonesia, setidaknya pada kelompok risiko tinggi karena empat alasan. Pertama, efikasi vaksin Covid-19 primer akan menurun sesudah lebih dari enam bulan. Kedua, varian dan subvarian baru cenderung dapat menghindar dari sistem imun yang terbentuk. Ketiga, kasus yang terus meningkat sekarang, dan keempat sesuai dengan kebijakan beberapa negara.

Singapura pada 10 Juni 2022 menyatakan vaksinasi booster kedua dapat diberikan pada semua penduduk 50 tahun ke atas. Kemudian, pada 1 Juli 2022, Kementerian Kesehatan Singapura merekomendasikan orang di atas 18 tahun yang rentan terkena COVID-19 parah untuk mendapat booster kedua pula, setidaknya sesudah lima bulan dari booster pertama.

Di Malaysia, pada 20 Juli 2022 Menteri Kesehatan Khairy Jamaluddin menyebutkan, "Kasus Covid-19 kembali meningkat. Banyak yang tidak terinfeksi tahun terakhir kini terjangkiti. Jadi, kalau Anda berusia 50 tahun ke atas, sudah mendapat dosis penggalak (booster) pertama, Anda boleh mendapat dosis penggalak kedua."

Disebutkan juga meskipun orang-orang yang berusia 50 ke atas dalam keadaan sehat dan tidak termasuk berisiko tinggi, mereka tetap boleh mendapatkan vaksinasi booster kedua di Malaysia. Golongan lain yang juga boleh mendapatkan booster dosis kedua di sana adalah petugas garis depan dan orang yang berisiko tinggi tertular COVID-19. Dosis penguat kedua tersebut dapat diperoleh sekurang-kurangnya enam bulan setelah booster pertama diberikan.

Di Eropa, European Centre for Disease Prevention and Control (ECDC) dan European Medicines Agency (EMA) pada 11 Juli 2022 menyampaikan dengan kenaikan kasus sekarang ini maka perlu dipertimbangkan pemberian booster kedua pada yang berusia 60-79 tahun dan juga kelompok rentan berapa pun usia mereka. Booster kedua di Eropa ini dapat diberikan setidaknya empat bulan sesudah yang pertama, tetapi prioritasnya memang untuk yang sudah mendapat booster pertama lebih dari enam bulan sebelumnya.

Advertising
Advertising

Di Amerika Serikat, pada 29 Maret 2022 Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat sudah mengeluarkan rekomendasi orang dengan gangguan imunologi tertentu dan yang berusia di atas 50 tahun dan telah divaksin booster pertama dapat diberikan booster kedua dengan vaksin mRNA untuk meningkatkan perlindungan terkena COVID-19 yang berat.

Karena cakupan vaksinasi booster kita masih rendah maka perlu dijalankan bersama antara peningkatan cakupan vaksinasi booster pertama dengan ketersediaan booster kedua pada kelompok risiko tinggi. Demikian keterangan dari Prof. Tjandra Yoga Aditama, Direktur Pasca Sarjana Universitas YARSI dan Mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara, Mantan Dirjen Pengendalian Penyakit, serta Mantan Kabalitbangkes.

Baca juga: Kasus Covid-19 Naik Lagi, Sudahkan Anda Vaksin Booster?

Berita terkait

Mengenal Lawrence Wong, Perdana Menteri Singapura Baru yang Jago Main Gitar

2 hari lalu

Mengenal Lawrence Wong, Perdana Menteri Singapura Baru yang Jago Main Gitar

Berasal dari kalangan biasa, Lawrence Wong mampu melesat ke puncak pimpinan negara paling maju di Asia Tenggara.

Baca Selengkapnya

AstraZeneca Tarik Vaksin Covid-19, Terkait Efek Samping yang Bisa Sebabkan Kematian?

2 hari lalu

AstraZeneca Tarik Vaksin Covid-19, Terkait Efek Samping yang Bisa Sebabkan Kematian?

AstraZeneca menarik vaksin Covid-19 buatannya yang telah beredar dan dijual di seluruh dunia.

Baca Selengkapnya

Alasan Sosiolog Unair Sebut Penarikan Vaksin AstraZeneca Bisa Memicu Kecemasan Publik

2 hari lalu

Alasan Sosiolog Unair Sebut Penarikan Vaksin AstraZeneca Bisa Memicu Kecemasan Publik

Peneliti Unair menilai penarikan vaksin AstraZeneca dari pasar akan memicu pro dan kontra. Masyarakat bisa ragu terhadap program vaksinasi nasional.

Baca Selengkapnya

Pelapor COVID-19 Cina Diperkirakan Bebas setelah 4 Tahun Dipenjara

3 hari lalu

Pelapor COVID-19 Cina Diperkirakan Bebas setelah 4 Tahun Dipenjara

Seorang jurnalis warga yang dipenjara selama empat tahun setelah dia mendokumentasikan fase awal wabah virus COVID-19 dari Wuhan pada 2020.

Baca Selengkapnya

4 Vaksin Wajib Bagi Jamaah Haji 2024, Dua Jamaah dari Provinsi Ini Ada Tambahan Vaksin Polio

7 hari lalu

4 Vaksin Wajib Bagi Jamaah Haji 2024, Dua Jamaah dari Provinsi Ini Ada Tambahan Vaksin Polio

Jamaah Haji 2024 wajib menerima 3 vaksin, namun khusus jamaah dari Jawa Timur dan Jawa Tengah, ada penambahan vaksin polio.

Baca Selengkapnya

Vaksin AstraZeneca Disebut Sebabkan Trombositopenia, Apa Itu?

7 hari lalu

Vaksin AstraZeneca Disebut Sebabkan Trombositopenia, Apa Itu?

Perusahaan farmasi AstraZeneca akui ada efek samping langka, yaitu Trombositopenia.

Baca Selengkapnya

Vaksin AstraZeneca Tidak Diedarkan Lagi di Dunia, Begini Dampaknya untuk Indonesia

8 hari lalu

Vaksin AstraZeneca Tidak Diedarkan Lagi di Dunia, Begini Dampaknya untuk Indonesia

Epidemiolog menilai penarikan stok vaksin AstraZeneca dari pasar global tak berpengaruh terhadap penanganan Covid-19 saat ini.

Baca Selengkapnya

Ramai soal Efek Samping Langka AstraZeneca, Begini Cara Cek Jenis Vaksin Covid-19 yang Pernah Diterima

8 hari lalu

Ramai soal Efek Samping Langka AstraZeneca, Begini Cara Cek Jenis Vaksin Covid-19 yang Pernah Diterima

Pengecekan status dan jenis vaksin Covid-19 bisa dicek melalui aplikasi SatuSehat

Baca Selengkapnya

Bukan Akibat Efek Samping, Ini Kata AstraZeneca yang Tarik Stok Vaksin Covidnya di Dunia

8 hari lalu

Bukan Akibat Efek Samping, Ini Kata AstraZeneca yang Tarik Stok Vaksin Covidnya di Dunia

Perusahaan farmasi AstraZeneca telah memutuskan menarik stok vaksin Vaxzefria dari seluruh dunia. Waktunya bareng dengan sidang gugatan.

Baca Selengkapnya

Penyebab Meningitis pada Anak Sering Sulit Didiagnosis

9 hari lalu

Penyebab Meningitis pada Anak Sering Sulit Didiagnosis

Meningitis sering sulit didiagnosis dan bisa berkembang sangat pesat. Kalau anak-anak tidak tertolong dalam waktu 24 jam bisa meninggal

Baca Selengkapnya