Pentingnya Kontrol Faktor Risiko untuk Cegah Penyakit Jantung Koroner

Reporter

Antara

Selasa, 20 September 2022 19:31 WIB

Ilustrasi pemeriksaan kesehatan jantung. Shutterstock

TEMPO.CO, Jakarta - Spesialis jantung dan pembuluh darah Iwan Dakota mengatakan penyakit jantung koroner dapat dicegah dengan cara mengontrol faktor-faktor risiko pada setiap orang. Ia menjelaskan penyakit jantung koroner disebabkan adanya penyempitan pada pembuluh darah jantung (koroner). Penyempitan tersebut tidak terjadi begitu saja melainkan terdapat proses yang panjang yang disumbang dari faktor risiko.

“Kalau ada penyempitan seperti ini berarti ada penyebab, ada faktor risiko. Faktor risiko itulah yang harus kita kontrol,” kata Direktur Pusat Jantung Nasional Harapan Kita itu.

Ia menyebutkan faktor-faktor risiko tersebut antara lain memiliki tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, kebiasaan merokok, serta diabetes. Sejumlah faktor risiko inilah yang dapat dikontrol.

“Bagaimana mencegahnya? Kalau dia ada darah tinggi, tekanan darahnya harus dikontrol, diturunkan. Kalau kolesterolnya tinggi, kolesterolnya diturunkan. Kalau dia ada penyakit kencing manis, gulanya harus dikontrol, baik dengan obat maupun dengan diet. Itu yang dapat kita kontrol,” jelasnya.

Namun, ada pula faktor risiko yang tidak dapat diubah, yaitu pengaruh dari keturunan atau genetik. Iwan mengatakan faktor risiko genetik memang sulit dihindari. Biasanya, laki-laki yang memiliki orang tua penderita penyakit jantung maka dia berisiko mengalami penyakit jantung sebesar 50 persen.

Advertising
Advertising

“Belum ada data yang riil yang bisa kita dapatkan terkait berapa persen yang mempunyai faktor keturunan di Indonesia, belum ada data yang bisa digunakan sebagai patokan. Tetapi, di luar faktor risiko genetik justru yang paling penting faktor risiko lainnya itu yang dapat kita kontrol,” tegasnya.

Bahaya penyakit jantung koroner
Iwan mengingatkan penyakit jantung koroner termasuk penyakit yang sangat berbahaya karena dapat menyebabkan kematian mendadak. Bahkan, tercatat menjadi penyebab kematian nomor satu di dunia.

Menurut Iwan, kematian mendadak tersebut terjadi karena masih banyak orang yang tidak menyadari mengidap penyakit jantung koroner. Masyarakat seharusnya bisa lebih mengenali tanda-tanda dan terutama pencegahan penyakit jantung koroner.

Ia menganjurkan skrining untuk mendeteksi tanda-tanda penyakit jantung ketika orang menginjak usia 40 tahun sebanyak minimal satu tahun sekali, bahkan dimulai dari usia muda mengingat saat ini terdapat kecenderungan pasien-pasien muda dengan serangan jantung.

Lebih jauh, ia juga menganjurkan masyarakat memodifikasi gaya hidup sehat, terutama bagi yang sebelumnya cenderung memiliki gaya hidup tidak aktif atau kurang bergerak. Selain itu, gaya hidup sehat juga termasuk menerapkan pola makan dengan gizi seimbang, tidak memakan makanan cepat saji, menghindari makanan kolesterol tinggi, menjaga berat badan ideal, serta menghindari stres. Kemudian, lakukan olahraga ringan aerobik, seperti jalan kaki santai atau tidak terlalu cepat minimal selama 30 menit secara terus-menerus.

“Olahraga yang paling direkomendasikan adalah aktivitas olahraga ringan aerobik. Jalan kaki, bukan lari. Kalau aktivitas aerobik akan memperbaiki fungsi jantung. Tetapi, kalau dia lari atau aktivitas lain yang cepat, itu justru bukan memperbaiki otot jantung,” katanya.

Baca juga: Setelah Pemasangan Ring Jantung, Apa yang Harus Dilakukan dan Pantangannya?

Berita terkait

12 Tips Bantu Cegah Kolesterol dan Gula Darah Tinggi

2 hari lalu

12 Tips Bantu Cegah Kolesterol dan Gula Darah Tinggi

Berikut 12 tips yang bantu mencegah kolesterol dan gula darah naik, termasuk pola makan dan kelola stres.

Baca Selengkapnya

Pola Tidur Baik Bantu Kurangi Risiko Penyakit Jantung dan Stroke

3 hari lalu

Pola Tidur Baik Bantu Kurangi Risiko Penyakit Jantung dan Stroke

Pola tidur yang sehat dapat membantu meningkatkan kesehatan tubuh secara keseluruhan.

Baca Selengkapnya

Jokowi Ungkap PR Besar di Bidang Kesehatan: Pintar kalau Sakit Mau Apa?

4 hari lalu

Jokowi Ungkap PR Besar di Bidang Kesehatan: Pintar kalau Sakit Mau Apa?

Presiden Jokowi mengungkapkan PR besar Indonesia di bidang kesehatan. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Apakah Jantung Bocor Bisa Disembuhkan?

4 hari lalu

Apakah Jantung Bocor Bisa Disembuhkan?

Jantung bocor terjadi ketika salah satu dari empat katup di jantung Anda tidak menutup rapat.

Baca Selengkapnya

Hindari Paparan Zat Asing untuk Cegah Kanker Darah

6 hari lalu

Hindari Paparan Zat Asing untuk Cegah Kanker Darah

Masyarakat diminta menghindari paparan zat asing demi mencegah risiko kanker darah. Apa saja yang dimaksud?

Baca Selengkapnya

Benarkah Tidur di Lantai atau dengan Kipas Angin Sebabkan Paru-paru Basah?

9 hari lalu

Benarkah Tidur di Lantai atau dengan Kipas Angin Sebabkan Paru-paru Basah?

Dokter meluruskan beberapa mitos seputar paru-paru basah, termasuk yang mengaitkan kebiasaan tidur di lantai dan kipas angin menghadap badan.

Baca Selengkapnya

Sering Diabaikan, Padahal Peradangan Berisiko Penyakit Jantung sampai Kanker

11 hari lalu

Sering Diabaikan, Padahal Peradangan Berisiko Penyakit Jantung sampai Kanker

Peradangan yang terlalu sering berbahaya bagi kesehatan dan kita kerap mengabaikan dampaknya, yakni penyakit kronis.

Baca Selengkapnya

Penelitian Sebut Diet Ini Bisa Turunkan Risiko Gagal Jantung

11 hari lalu

Penelitian Sebut Diet Ini Bisa Turunkan Risiko Gagal Jantung

Diet sayur dan rendah gula, yang dikenal sebagai diet EAT-Lancet, membantu mengurangi risiko gagal jantung. Bagaimana hubungannya?

Baca Selengkapnya

7 Tanda-tanda Kucing Mengalami Dehidrasi

12 hari lalu

7 Tanda-tanda Kucing Mengalami Dehidrasi

Dehidrasi terjadi ketika kucing kehilangan lebih banyak cairan dari yang mereka konsumsi.

Baca Selengkapnya

WHO: Kardiovaskular dan Pembuluh Darah Jadi Penyebab Kematian Utama Secara Global

16 hari lalu

WHO: Kardiovaskular dan Pembuluh Darah Jadi Penyebab Kematian Utama Secara Global

Kenali ragam penyakit kardiovaskular yang menjadi penyebab utama kematian secara global.

Baca Selengkapnya