Menkes Sebut Subvarian Omicron XBB Sudah Masuk ke Indonesia, Waspada Gejalanya

Sabtu, 22 Oktober 2022 16:45 WIB

Ilustrasi Omicron

TEMPO.CO, Jakarta - Subvarian Omicron XBB terkonfirmasih telah masuk ke Indonesia. Menteri Kesehatan (Menkes) RI Budi Gunadi Sadikin mengimbau semua pihak dapat bekerja sama memperkuat efektivitas Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) serta penerapan protokol kesehatan (prokes).

"Singapura kasusnya naik lagi ke 6.000 per hari, karena ada varian baru namanya XBB, varian ini juga sudah masuk ke Indonesia, kita amati terus," ujar Budi dalam acara webinar, Jumat 21 Oktober 2022. Ia mengatakan, subvarian baru Covid-19 Omicron XBB yang merebak di Singapura, sudah masuk ke Indonesia. Subvarian tersebut sudah meluas di negara tetangga Singapura dengan total infeksi mencapai 6.000 kasus per hari. .

Dilansir dari Antara, Menkes menyebutkan di Singapura tercatat kasus penyebaran Covid-19 mencapai 6 ribu per hari semenjak adanya varian baru Omicron XBB ini. Selain Singapura, subvarian XBB juga telah menyerang negara Australia, Denmark, Jepang, Amerika Serikat dan India. Subvarian Omicron XBB pun telah masuk ke Indonesia dan sedang pihaknya amati.

Meski sudah masuk ke Indonesia, Budi meminta masyarakat tidak perlu khawatir karena Indonesia memiliki sistem penanganan Covid-19 yang sudah teruji.

"Kita beruntung karena vaksinasi kita sangat baik, karena 440 juta (vaksinasi) ke lebih 204 juta komunitas penghuni kita, sehingga imunitas kita sudah baik. Dan juga protokol kita relatif baik, masyarakat kita masih pakai masker," ujar Budi.

Subvarian Omicron XBB

Advertising
Advertising

Disarikan dari berbagai sumber, subvarian ini sebenarnya telah masuk ke India sejak Agustus 2022 namun penyebarannya kian meluas ke negara-negara lain.

Berdasarkan penelitian, subvarian Omicron XBB lebih mudah menular dan jumlah kasusnya terus. Selain itu, hasil penelitian sementara menyatakan subvarian Omicron XBB kebal terhadap vaksin daripada subvarian BA.5.

Gejala-gejalanya subvarian kali ini juga tidak berbeda jauh dengan infeksi varian Omicron sebelumnya, yaitu demam dan sakit tenggorokan. Namun, bagi seseorang yang sudah pernah vaksin dan booster setidaknya gejalanya lebih ringan dan kecil kemungkinan terinfeksi subvarian Omicron XBB.

Saat ini kasus COVID-19 subvarian Omicron XBB menjadi perhatian, tetapi belum ada bukti kalau subvarian ini akan memicu penyakit yang lebih parah.

Namun, seseorang yang belum menerima vaksin kemungkinan gejalanya dapat lebih parah dan memicu penyakit lain. Sebab, subvarian Omicron XBB dapat merusak antibodi tubuh, sehingga pemberian obat antibodi seperti evusheld dan bebtelovimab tidak bisa melawan infeksinya.

Gejala Omicron XBB

Dilansir dari laman Centers for Disease Control and Prevention, sejauh ini gejala dari XBB tampak mirip seperti gejala Covid-19 pada umumnya, yang meliputi:

1. Demam atau kedinginan

2. Batuk

3. Sesak napas atau kesulitan bernapas

4. Kelelahan

5. Nyeri otot atau tubuh

6. Sakit kepala

7. Hilangnya indera rasa atau bau

8. Sakit pada tenggorokan

9. Hidung tersumbat atau pilek

10. Mual atau muntah

11. Diare.

ANNISA FIRDAUSI I SDA

Baca juga: Mengenal XBB Virus Corona Jenis Baru yang Menyerang Singapura

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram http://tempo.co/. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

BPOM Pastikan Vaksin AstraZeneca Sudah Tidak Beredar di Indonesia

6 jam lalu

BPOM Pastikan Vaksin AstraZeneca Sudah Tidak Beredar di Indonesia

Koordinator Humas Badan Pengawas Makanan dan Obat (BPOM) Eka Rosmalasari angkat bicara soal penarikan vaksin AstraZeneca secara global.

Baca Selengkapnya

Alasan Sosiolog Unair Sebut Penarikan Vaksin AstraZeneca Bisa Memicu Kecemasan Publik

1 hari lalu

Alasan Sosiolog Unair Sebut Penarikan Vaksin AstraZeneca Bisa Memicu Kecemasan Publik

Peneliti Unair menilai penarikan vaksin AstraZeneca dari pasar akan memicu pro dan kontra. Masyarakat bisa ragu terhadap program vaksinasi nasional.

Baca Selengkapnya

4 Vaksin Wajib Bagi Jamaah Haji 2024, Dua Jamaah dari Provinsi Ini Ada Tambahan Vaksin Polio

6 hari lalu

4 Vaksin Wajib Bagi Jamaah Haji 2024, Dua Jamaah dari Provinsi Ini Ada Tambahan Vaksin Polio

Jamaah Haji 2024 wajib menerima 3 vaksin, namun khusus jamaah dari Jawa Timur dan Jawa Tengah, ada penambahan vaksin polio.

Baca Selengkapnya

Menkes Jelaskan Penyebab Rendahnya Penurunan Angka Prevalensi Stunting

6 hari lalu

Menkes Jelaskan Penyebab Rendahnya Penurunan Angka Prevalensi Stunting

Pemerintah menargetkan angka prevalensi stunting bisa turun hingga 14 persen pada tahun ini.

Baca Selengkapnya

Vaksin AstraZeneca Tidak Diedarkan Lagi di Dunia, Begini Dampaknya untuk Indonesia

7 hari lalu

Vaksin AstraZeneca Tidak Diedarkan Lagi di Dunia, Begini Dampaknya untuk Indonesia

Epidemiolog menilai penarikan stok vaksin AstraZeneca dari pasar global tak berpengaruh terhadap penanganan Covid-19 saat ini.

Baca Selengkapnya

Bukan Akibat Efek Samping, Ini Kata AstraZeneca yang Tarik Stok Vaksin Covidnya di Dunia

7 hari lalu

Bukan Akibat Efek Samping, Ini Kata AstraZeneca yang Tarik Stok Vaksin Covidnya di Dunia

Perusahaan farmasi AstraZeneca telah memutuskan menarik stok vaksin Vaxzefria dari seluruh dunia. Waktunya bareng dengan sidang gugatan.

Baca Selengkapnya

Lonjakan Kasus Diare di Kecamatan Sutera, Diduga Air Tercemar Pasca Banjir

8 hari lalu

Lonjakan Kasus Diare di Kecamatan Sutera, Diduga Air Tercemar Pasca Banjir

Sebanyak 202 orang di Kecamatan Sutera, Kabupaten Pesisir Selatan terjangkit penyakit diare. Lima balita meninggal karena dehidrasi parah saat diare.

Baca Selengkapnya

Fakta Miris Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis, Menkes: Jadi Masalah Hampir 80 tahun

10 hari lalu

Fakta Miris Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis, Menkes: Jadi Masalah Hampir 80 tahun

Jokowi menyebut pemerintah baru mampu mencetak 2.700 dokter spesialis per tahun. Sementara pemerintah membutuhkan 29 ribu dokter spesialis.

Baca Selengkapnya

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

11 hari lalu

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

Pada 2021 lalu European Medicines Agency (EMA) telah mengungkap efek samping dari vaksinasi AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Respons Isu Efek Langka Vaksin AstraZeneca, Budi Gunadi: Benefitnya Jauh Lebih Besar

13 hari lalu

Respons Isu Efek Langka Vaksin AstraZeneca, Budi Gunadi: Benefitnya Jauh Lebih Besar

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin buka suara soal efek samping langka dari vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya