Gaya Hidup Sehat Bisa Sejalan Atasi Masalah Krisis Lingkungan

Reporter

Tempo.co

Editor

Mitra Tarigan

Senin, 31 Oktober 2022 14:44 WIB

Manajer of Nutrifood Research Center Felicia Kartawidjaja Putra/Nutrifood

Dalam mengurangi lemak, beberapa cara yang bisa dilakukan adalah dengan mengubah cara masaknya. Bila Anda terbiasa memasak dengan menggoreng makanan, cobalah untuk mengolah makanan dengan menumis, panggang, bakar, atau asap, rebus. "Bisa pula memilih jenis lemak baik, seperti lemak yang berasal dari alpukat, lalu membatasi lemak dari makanan penuh krim, keju atau mentega, serta menghindari lemak buatan seperti yang berasal dri kue-kuean," lanjut Felicia.

Dalam hal aktivitas fisik, Felicia juga memberikan beberapa tips yang bisa membuat masyarakat untuk lebih aktif bergerak. Cara pertama adalah selalu menaiki tangga dan bukan naik lift. Lalu memperbanyak langkah dengan sering jalan kaki. Aktif dengan mengajak olahraga orang-orang terdekat juga bisa menjadi pilihan. "Terakhir mulailah secara bertahap dan batasi waktu bermain gadget atau peralatan elektronik lain," katanya.

Head of Corporate Communication an Green Committee Nutrifood Angelique Dewi

Gaya Hidup Sehat Bisa Berkontribusi Jaga Kelestarian Alam

Head of Corporate Communication an Green Committee Nutrifood Angelique Dewi mendukung pertanyataan Felicia. Menurutnya, ada berbagai cara yang bisa dilakukan untuk tetap sehat dimulai dari gaya hidup yang baik.

Gaya hidup sehat juga sebenarnya bisa membantu untuk melestarikan dan menjaga lingkungan kita. Angelique mengatakan baik masyarkat desa dan kota, sebariknya mengikuti gaya hidup nutrisi seimbang melakukan olahraga rutin serta manajemen stres. "Kebiasaan gaya hidup sehat ini tentu bisa meningkatkan kondisi kesehatan global," katanya.

Selama ini, kata Angelique, cukup banyak masyarakat Indonesia yang makan dengan konsep 'yang penting kenyang'. Namun dengan mengikuti gaya hidup sehat, bisa saja kita menyatukannya dengan konsep gaya hidup ramah lingkungan. Salah satu contohnya adalah dengan mengkonsumsi makanan sayur dan buah secara utuh. Kedua jenis makanan itu tidak mahal di Asia Tenggara dibandingkan dengan sayur dan buah ketika belanja di Eropa. Angelique juga menyarankan untuk mengkonsumsi makanan asli dan bukan makanan olahan. "Dengan mengkonsumsi makanan utuh, kita bisa mengurangi plastik yang selalu jadi pembungkus makanan olahan," katanya.

Angelique juga mengingatkan bahwa salah satu faktor gaya hidup sehat adalah dengan memiliki pikiran dan jiwa yang sehat. Boleh saja seseorang healing dan pergi melakukan apa yang disukai. Walau begitu, Angelique lebih menyarankan untuk melakukan forest bathing, yaitu alih-alih jalan ke mall, bisa mengunjungi tempat yang dikeliling pepohonan. "Forest Bathing selain bagus untuk kita, bagus juga untuk bumi. Forest bathing bisa bantu turunkan stres, tingkatkan imun tubuh, hingga meningkatkan kesehatan seseorang. Bagi warga ibu kota, bisa sekali untuk jalan-jalan ke Sentul atau Bogor. Jadi selain kesehatan fisik, kesehatan mental juga bisa terjaga," katanya.

Head of Corporate Communication an Green Committee Nutrifood Angelique Dewi /Nutrifood

Gaya hidup sehat serta memikirkan lingkungan juga bisa juga diaplikasikan dalam hal pola makan. Makan dengan mindfull bisa membantu seseorang menyadarkan diri ketika sedang mengkonsumsi sesuatu. Dengan makan secara mindfull orang pun akan menyadari dan merasakan apa makanan yang sedang disantap. Kesadaran dalam makan juga membantu seseorang mengurangi kebiasaan membuang makanan berlebih dan makan secukupnya saja.

Secara korporasi, Nutrifood, kata Angelique, berusaha untuk mengurangi sampah makanan. Nutrifood bekerja sama dengan beberapa organisasi bank makanan di Indonesia. Jadi bila ada produk yang terkontaminasi rasa, dan tentu saja masih bisa dimakan, akan dialihkan ke food bank. "Kami tidak bisa menjual produk yang harusnya memiliki rasa cokelat, tapi terkontaminasi stroberi," katanya. Makanan lain yang biasanya dikirim ke food bank, ada makanan produksi Nutrifood yang batas kedaluwarsanya masih sudah hampir habis. "Biasanya 3 bulan sebelum expired, kami tarik, dan makanannya, kami berikan kepada masyarakat yang membutuhkan. Kembali, makanan itu masih aman untuk dimakan ya," katanya.

Mengurangi konsumsi protein dari daging merah dan lebih memilih protein dari ikan atau protein nabati juga bisa menjadi pilihan untuk meningkatkan gaya hidup sehat sekaligus mendukung alam yang lestari. Daging memiliki kalori yang tinggi dibandingkan ikan ataupun protein nabati. Konsumsi daging juga bisa menyebabkan pemanasan global karena daging itu meningkatkan emisi gas. Daging bisa meningkatkan deforestasi untuk keperluan lahan ternak. Daging juga bisa melepas gas metana. "Butuh alih fungsi lahan yang besar untuk pakan ternak, mengubah sumber protein kita mejadi ikan atau lebih ke protein nabati, kacang-kacangan atau tempe juga bisa menjadi pilihan gaya hidup sehat sekaligus melestarikan lingkungan," katanya.

Co-founder Tempe Movement Amadeus Driando Ahnan Winarno setuju, mengkonsumsi tempe bisa menjadi alternatif protein yang baik sekaligus ramah lingkungan. Menurut Andro, sapaan Amadeus, orang Indonesia secara objektif mengonsumsi tujuh kilogram tempe per tahun. Jumlah itu setara dengan pemenuhan protein hingga 10 persen. Jumlah tempe yang dikonsumsi masyarakat Indonesia ini juga jauh lebih tinggi dari daging yang hanya 3,1 persen, telur 1,2 persen, dan tahu 8,1 persen.

Co-founder Tempe Movement Amadeus Diando Ahnan Winarno /Nutrifood

Menurut standar Planetary Healthy Diet, menetapkan batasan karena daging merah sangat boros sumber daya lingkungan dan meningkatkan beberapa risiko kesehatan. Batasan itu penting dibuat agar orang tidak cepat sakit dan bumi tidak cepat rusak. Menurut Andro, sebenarnya dibandingkan daging, produksi tempe bisa empat kali lipat lebih efisien dalam penggunaan energi serta 20 kali lebih rendah dalam menghasilkan emisi gas rumah kaca. Selain itu, harganya pun bisa juga lebih murah delapan kali dibandingkan harga daging sapi.

Faktor lingkungan semakin menjadi pertimbangan orang memilih makanan. Maklum bumi sudah semakin tua dan penuh oleh manusia. Diperkirakan jumlah manusia mencapai 10 miliar pada 2050 nanti. Artinya, akan ada lebih banyak lagi orang yang membutuhkan makan. Mengubah konsumsi daging merah dengan protein nabati, pasti bisa menghemat penggunaan lahan hingga 90 persen, dan menghemat air hingga 10 persen.

Darurat Krisis Iklim

Head of Secretariat Lingkar Temu Kabupaten Lestari, Gita Syahrani mengatakan krisis iklim sudah tidak bisa dihindari. Dampaknya pun tidak bisa dihilangkan, akibatnya masyarakat perlu melakukan adaptasi terhadap dampak dari krisis iklim itu. "Dampak yang pasti adalah tanah akan semakin kering, dan suhu akan naik. Akibatnyam, permukaan air laut akan naik. Dari segi cuaca, ada daerah di Indonesia yang ada hujan, ada juga tempat yang tidak ada hujan," katanya.

Berbagai bencana dari krisis iklim juga bisa dialami masyarakat. Dampaknya seperti bencana banjir, atau bahkan dampak kesehatan seperti meningkatkan kasus demam berdarah bisa terjadi. Krisis iklim bisa akibatkan 52 virus yang tadinya tidur jadi bangkit karena adanya kenaikan suhu yang terjadi. "Jadi kita perlu tingkatkan imunitas tubuh dan juga (daya tahan) alam, jadi perlu tingkatkan kesehatan dan kesehatan alam," kata Gita.

Berita terkait

Dua Kubu Masyarakat Dalam Budaya Olahraga, yang Malas dan Ekstrem

22 jam lalu

Dua Kubu Masyarakat Dalam Budaya Olahraga, yang Malas dan Ekstrem

Banyak pula orang yang baru mulai olahraga setelah divonis mengalami penyakit tertentu.

Baca Selengkapnya

7 Potensi Ancaman Serius Hipertensi dan Langkah-Langkah Pencegahan

1 hari lalu

7 Potensi Ancaman Serius Hipertensi dan Langkah-Langkah Pencegahan

Hari hipertensi sedunia diperingati setiap 17 Mei

Baca Selengkapnya

Rutin Aktivitas Olahraga, Apa Saja Manfaatnya?

5 hari lalu

Rutin Aktivitas Olahraga, Apa Saja Manfaatnya?

Olahraga bukan hanya tentang membentuk tubuh atau memperkuat otot

Baca Selengkapnya

7 Cara Glow Up untuk Pria Agar Penampilan Berseri

11 hari lalu

7 Cara Glow Up untuk Pria Agar Penampilan Berseri

Cara glow up untuk pria mudah. Selain merawat kulit, Anda juga harus menjalani pola hidup sehat, mulai dari istirahat cukup hingga makan bergizi.

Baca Selengkapnya

Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

12 hari lalu

Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

Jokowi mengatakan kemampuan produksi dokter spesialis Indonesia hanya 2.700 per tahun.

Baca Selengkapnya

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

14 hari lalu

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

Bayi harus menjalani imunisasi karena beberapa alasan tertentu yang akan dibahas dalam artikel ini.

Baca Selengkapnya

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

14 hari lalu

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

Bayi penting untuk melakukan imunisasi secara rutin agar terhindar dari bahaya kesehatan mendatang. Lantas, apa saja bahaya bagi bayi yang tidak melakukan imunisasi?

Baca Selengkapnya

Olahraga dan Modifikasi Gaya Hidup, Investasi Kesehatan bagi Anak Muda

17 hari lalu

Olahraga dan Modifikasi Gaya Hidup, Investasi Kesehatan bagi Anak Muda

Olahraga bisa menjadi investasi kesehatan di masa datang dan penting bagi anak muda zaman sekarang mengubah gaya hidup sehat dengan rajin berolahraga.

Baca Selengkapnya

Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

21 hari lalu

Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

PT Indordesa-- anak perusahaan PT Konimex, meluncurkan produk makanan nutrisi dan perawatan kesehatan, FontLife One, di Kota Solo, Jawa Tengah.

Baca Selengkapnya

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

22 hari lalu

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

Kehadiran itu membahayakan tujuan perjanjian, yaitu mengatur keseluruhan daur hidup plastik untuk melindungi kesehatan manusia dan lingkungan.

Baca Selengkapnya