Bahaya Berdesakan di Kerumunan dan Cara Beri Pertolongan bila Ada Korban

Reporter

Antara

Selasa, 1 November 2022 10:26 WIB

TEMPO.CO, Jakarta - Belakangan ini banyak kasus kerumunan atau kepadatan manusia yang menyebabkan ratusan nyawa melayang, di dalam maupun luar negeri. Vito Anggarino Damay dari Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI) menjelaskan bahaya jika orang-orang berdesakan dalam kerumunan, yakni kekurangan oksigen hingga henti jantung.

Dia mengatakan ketika orang-orang berada dalam kerumunan dan berdesakan dengan orang lain, misalnya di depan, belakang, kanan dan kiri, maka napasnya menjadi kurang lega dan ada risiko dada terhimpit sehingga menyebabkan tidak bisa bernapas dengan baik.

"Oksigen akhirnya terganggu. Tubuh mengalami kekurangan oksigen," kata Vito.

Hal ini diperparah dengan situasi yang tidak terkendali sehingga ketegangan dan adrenalin muncul. Menurut Vito, karbondioksida lebih banyak sehingga pembuluh darah menjadi kuncup. Akibatnya, oksigen tidak bisa tersalurkan dengan baik karena fungsi jantung sebagai pompa pembuluh darah dan penghantar oksigen juga mengalami kekurangan oksigen.

"Bayangkan jantung sebagai pompanya saja tidak dapat oksigen juga. Inilah yang menyebabkan terjadinya henti jantung," tutur Vito.

Advertising
Advertising

Kekurangan oksigen
Vito mengatakan henti jantung karena hipoksia atau kekurangan oksigen dalam sel otot jantung menyebabkan terjadinya detak jantung semakin lambat, bahkan asistol atau henti jantung dengan tidak adanya detak jantung. Tanda awal hipoksia yang dapat dikenali antara lain pusing, sesak, mata berkunang-kunang, keringat dingin dan lemas.

Menurut Vito, terjadinya hipoksia pada setiap orang bervariasi. Namun, dia mengingatkan ketika hipoksia terjadi dalam waktu enam menit maka kerusakan sel otak permanen bisa terjadi. Dia mengatakan salah satu cara menolong mereka dengan kondisi henti jantung ialah melakukan cardiopulmonary resuscitation (CPR) atau resusitasi jantung paru (RJP), yang dikenal sebagai pijat jantung.

"Pijat jantung dapat menolong meningkatkan survival sampai 40 persen dan bahkan dilakukan tanpa menggunakan bantuan napas," jelasnya.

Untuk melakukan CPR tak perlu menunggu korban batuk namun bisa saat dia bernapas tidak normal, misalnya megap-megap. Orang yang terlatih seperti tenaga kesehatan akan memeriksa kondisi nadi terlebih dulu tetapi langkah ini tak perlu dilakukan yang tidak terlatih.

Pertama, letakkan korban di permukaan yang rata dan keras. Setelahnya, tekan dada bagian tengah dengan ujung telapak tangan. Kaitkan satu tangan di atas tangan lain lalu lakukan pijat (tekan) dengan cepat dan keras, 100 kali per menit.

Pakailah kekuatan dari bahu dan berat badan orang yang melakukan CPR, bukan dari siku. Jadi, ketika memijat posisi siku tegak lurus sementara badan dan pundak yang bergerak turun. Lakukanlah pertolongan ini sambil menunggu tenaga medis membantu.

Baca juga: Penyakit Paru-Paru Emfisema, Bagaimana Gejala, Diagnosis, dan Pengobatannya?

Berita terkait

5 Perbedaan Karakter Alpha Male dan Sigma Male

16 hari lalu

5 Perbedaan Karakter Alpha Male dan Sigma Male

Meskipun sigma male dan alpha male memiliki sedikit kesamaan, namun sangat jelas ada perbedaan kunci yang membedakan keduanya.

Baca Selengkapnya

5 Hal yang Perlu Dipersiapkan untuk Pelihara Ikan di Akuarium Air Asin

17 hari lalu

5 Hal yang Perlu Dipersiapkan untuk Pelihara Ikan di Akuarium Air Asin

Akuarium air asin memerlukan salinitas, derajat keasaman, hingga perawatan tertentu agar zat kimia seperti amonia, nitrit, dan nitrat tidak masuk ke dalam airnya.

Baca Selengkapnya

Saran Pakar Jantung bila Ada Petugas KPPS yang Pingsan

13 Februari 2024

Saran Pakar Jantung bila Ada Petugas KPPS yang Pingsan

Dokter memberi tips pertolongan pertama jika mendapati petugas KPPS yang pingsan saat bertugas pada Pemilu 2024. Waspadai henti jantung.

Baca Selengkapnya

Kepala Kepolisian Seoul Didakwa Lalai atas Tragedi Halloween Itaewon

21 Januari 2024

Kepala Kepolisian Seoul Didakwa Lalai atas Tragedi Halloween Itaewon

Kepala kepolisian Seoul, Kim Kwang-ho, didakwa lalai atas penanganan tragedi kerumunan Halloween Itaewon pada 2022.

Baca Selengkapnya

Mengenal Fitoplankton, Penghasil Oksigen Terbesar di Bumi

1 November 2023

Mengenal Fitoplankton, Penghasil Oksigen Terbesar di Bumi

Penghasil oksigen utama di bumi bukanlah tumbuhan, melainkan mikroorganisme yang ada dalam ekosistem laut yang disebut fitoplankton.

Baca Selengkapnya

Mahasiswa Tewas setelah Tenggak Minuman Berkafein. Bisakah Kafein Sebabkan Kematian?

27 Oktober 2023

Mahasiswa Tewas setelah Tenggak Minuman Berkafein. Bisakah Kafein Sebabkan Kematian?

Sarah katz tak sadarkan diri beberapa jam setelah menenggak minuman berkafein. Ia mengalami henti jantung dan kemudian meninggal dunia.

Baca Selengkapnya

Indonesia Masuk Era Pasar Karbon, Ini 10 Tanaman yang Dapat Menyerap Karbon dengan Baik

28 September 2023

Indonesia Masuk Era Pasar Karbon, Ini 10 Tanaman yang Dapat Menyerap Karbon dengan Baik

Indonesia memasuki era pasar karbon, Inilah beberapa tanaman penghasil oksigen dan penyerap karbon yang baik di sekitar rumah Anda.

Baca Selengkapnya

Tips Pelihara Ikan Koi, Apa Saja yang Harus Diperhatikan?

12 September 2023

Tips Pelihara Ikan Koi, Apa Saja yang Harus Diperhatikan?

Mau memelihara ikan koi? Perhatikan langkah-langkah berikut.

Baca Selengkapnya

Diagnosis dan Cara Penanganan Asfiksia, Kondisi Tubuh Kekurangan Oksigen

9 September 2023

Diagnosis dan Cara Penanganan Asfiksia, Kondisi Tubuh Kekurangan Oksigen

Asfiksia adalah kondisi ketika tubuh tidak mendapatkan cukup oksigen sehingga dapat memengaruhi cara bernapas.

Baca Selengkapnya

Kenali Penyabab dan Gejala Asfiksia, Kondisi Tubuh Kekurangan Oksigen

8 September 2023

Kenali Penyabab dan Gejala Asfiksia, Kondisi Tubuh Kekurangan Oksigen

Bagi sebagian orang asfiksia terdengar asing, tetapi dampak dari kondisi ini dapat menyebabkan kematian seseorang. Lantas, apa gejala dan sebab dari asfiksia?

Baca Selengkapnya