Kaitan Penyakit Hati dan Gangguan di Otak
Reporter
Bisnis.com
Editor
Yayuk Widiyarti
Rabu, 28 Desember 2022 11:20 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Penyakit hati atau liver tahap awal dialami oleh begitu banyak orang di dunia tetapi tidak disadari karena gejala yang kurang jelas. Menurut sebuah penelitian oleh King's College London, penyakit liver yang disebabkan oleh makan terlalu banyak gula dan lemak dapat menyebabkan disfungsi otak yang parah.
Untuk melakukan penelitian, para ilmuwan dari Universitas Poitiers, Prancis, memberi makan dua jenis makanan berbeda kepada tikus. Separuh dari tikus diberi makan dengan tidak lebih dari 10 persen lemak dalam asupan kalori mereka. Setengah lainnya memiliki 55 persen lemak dalam total asupan kalori.
Setelah 16 minggu, para peneliti menguji dampak diet kedua kelompok tersebut terhadap fungsi hati dan otak tikus. Mereka menemukan tikus yang mengonsumsi kadar lemak lebih tinggi mengembangkan penyakit hati berlemak non-alkohol (NAFLD), resistensi insulin, dan disfungsi otak. Mereka juga dianggap obesitas.
Seiring dengan berkembangnya NAFLD, para peneliti menemukan tikus dalam kelompok ini memiliki kadar oksigen yang lebih rendah. Para peneliti mencatat jumlah dan ketebalan pembuluh darah dipengaruhi NAFLD. Dengan lebih sedikit oksigen yang dikirim, beberapa sel mulai mengonsumsi lebih banyak oksigen saat otak meradang.
Otak kurang oksigen
Para ilmuwan telah menemukan aliran darah yang berkurang ke otak dan pembuluh darah yang kaku yang mengarah ke organ terkait dengan demensia. Kekurangan oksigen akhirnya membunuh sel-sel otak, menyebabkan defisit kognitif yang nyata.
“Penelitian ini menekankan bahwa mengurangi jumlah gula dan lemak dalam makanan tidak hanya penting untuk mengatasi obesitas tetapi juga untuk melindungi liver untuk menjaga kesehatan otak dan meminimalkan risiko berkembangnya kondisi seperti depresi dan demensia selama penuaan, ketika otak menjadi lebih rapuh," ujar dr. Anna Hadjihambi, penulis utama studi ini.
Temuan ini memperkuat penelitian sebelumnya yang menunjukkan NAFLD dapat menggandakan risiko demensia, yang diterbitkan dalam jurnal Neurology. Menurut penelitian ini, aliran darah yang tidak memadai dapat menyebabkan kerusakan pembuluh darah ke otak sehingga membentuk hubungan antara NAFLD dan demensia.
Baca juga: 5 Makanan Super untuk Mendukung Kesehatan Hati