Bahaya TAR, Saran Pakar buat yang Mau Berhenti Merokok

Reporter

Antara

Jumat, 30 Desember 2022 09:32 WIB

Ilustrasi rokok, stop smoking, no smoking

TEMPO.CO, Jakarta - Peneliti senior Yayasan Pemerhati Kesehatan Publik (YPKP), Prof. Achmad Syawqie, mengatakan produk tembakau alternatif menerapkan sistem pemanasan, khususnya pada rokok elektrik dan produk tembakau yang dipanaskan. Hal ini berbeda dengan rokok konvensional yang mengalami proses pembakaran.

"Dengan begitu, produk tembakau alternatif tidak menghasilkan asap, TAR, dan abu," ujar Syawqie.

Ia mengatakan bahaya merokok ditimbulkan dari berbagai kandungan yang terdapat di dalam sebatang rokok ketika dibakar. Diperkirakan ada lebih dari 7.000 bahan kimia berbahaya yang terdapat di dalamnya. Sekitar 70 di antaranya bisa menyebabkan kanker.

Kandungan berbahaya tersebut salah satunya adalah TAR yang dihasilkan dari proses pembakaran. TAR mengandung berbagai bahan kimia karsinogen yang dapat memicu perkembangan sel kanker di tubuh. Selain itu, bahaya lain yang ditimbulkan bagi perokok dan orang-orang di sekitar adalah gangguan kardiovaskular, kerusakan otak, penyakit paru-paru, penyakit mulut dan tenggorokan, serta berbagai penyakit lain.

"Jadi, yang berbahaya itu TAR, bukan nikotin. Nikotin itu lebih kepada dapat menyebabkan efek adiksi atau kecanduan, bukan pemicu kanker," jelasnya.

Advertising
Advertising

Kurangi kebiasaan merokok
Oleh sebab itu, perokok dewasa diharapkan untuk mengurangi kebiasaan merokok. Menurut Syawqie, perokok dapat berhenti secara langsung atau melalui terapi pengganti nikotin. Namun, bagi yang sulit menghentikan kebiasaan secara langsung, disarankan beralih ke opsi alternatif lain.

"Pilihan tersebut bisa mempertimbangkan pemanfaatan produk tembakau alternatif, seperti rokok elektrik, produk tembakau yang dipanaskan, dan kantong nikotin," kata Syawqie.

Sementara itu, Guru Besar Universitas Sahid Jakarta, Prof. Kholil mengatakan pemahaman mengenai tingkat profil risiko produk tembakau alternatif perlu ditingkatkan. Hal ini untuk mencegah persepsi yang salah mengenai produk ini yang masih berkembang luas.

Kholil mengatakan masyarakat perlu diedukasi secara akurat dan lengkap mengenai kelebihan serta kekurangan produk tembakau alternatif dibandingkan rokok. Dalam mengedukasi masyarakat, perlu disesuaikan dengan latar belakang serta profil para perokok dewasa. Strategi komunikasi ini dilakukan untuk mengurangi misinformasi mengenai produk tembakau alternatif.

"Misinformasi apapun sangat berbahaya karena publik bisa mengambil kesimpulan atau bahkan tindakan yang kontraproduktif merugikan dirinya. Mengedukasi masyarakat secara akurat dan lengkap sangat penting," ujarnya.

Baca juga:

Berita terkait

Indonesia Tertinggal dalam Pengendalian Industri Tembakau di Tingkat ASEAN

16 jam lalu

Indonesia Tertinggal dalam Pengendalian Industri Tembakau di Tingkat ASEAN

Hingga hari ini, kata Bigwanto, pemerintah belum mempunyai regulasi yang memadai untuk mengendalikan produk tembakau.

Baca Selengkapnya

Tak Ingin Pikun Usia Muda? Lakukan Tips Berikut

9 hari lalu

Tak Ingin Pikun Usia Muda? Lakukan Tips Berikut

Gaya hidup membantu untuk mengurangi resiko pikun sampai demensia alzheimer.

Baca Selengkapnya

Rokok Elektrik dan Konvensional Miliki Bahaya yang Sama

18 hari lalu

Rokok Elektrik dan Konvensional Miliki Bahaya yang Sama

Tim IDI Medan mengatakan risiko penggunaan rokok elektrik serupa dengan rokok konvensional. Keduanya memiliki bahaya ketergantungan yang sama.

Baca Selengkapnya

Polres Jayapura Tangkap Ceria yang Jual Sabu di Diaper MamyPoko

19 hari lalu

Polres Jayapura Tangkap Ceria yang Jual Sabu di Diaper MamyPoko

Polisi menangkap perempuan berinisial SJ alias Ceria, 43 tahun, karena menjual narkotika jenis sabu.

Baca Selengkapnya

Belajar Buat Narkoba Sintetis dan Diedarkan, Pria di Tangerang Ditangkap Polsek Ciputat Timur

20 hari lalu

Belajar Buat Narkoba Sintetis dan Diedarkan, Pria di Tangerang Ditangkap Polsek Ciputat Timur

Pengungkapan kasus narkoba jenis sintetis ini berawal saat kecurigaan seorang warga akan adanya penyalahgunaan narkoba di wilayah Larangan, Tangerang.

Baca Selengkapnya

Pakar Sebut 8 Hal Paling Umum yang Percepat Penuaan

22 hari lalu

Pakar Sebut 8 Hal Paling Umum yang Percepat Penuaan

Pakar kesehatan menyebut delapan perilaku tak sehat paling umum yang mempercepat proses penuaan. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Operator Kereta Deutsche Bahn di Jerman Akan Melarang Merokok Ganja di Area Stasiun

24 hari lalu

Operator Kereta Deutsche Bahn di Jerman Akan Melarang Merokok Ganja di Area Stasiun

Operator kereta di Jerman Deutsche Bahn (DB) mengumumkan melarang merokok ganja di area-area stasiun per 1 Juni 2024.

Baca Selengkapnya

Pakta Konsumen Nasional Minta Pemerintah Penuhi Hak Konsumen Tembakau

26 hari lalu

Pakta Konsumen Nasional Minta Pemerintah Penuhi Hak Konsumen Tembakau

Pakta Konsumen Nasional meminta pemerintah untuk memenuhi hak konsumen tembakau di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Hati-hati, Asap Rokok Tingkatkan Risiko Kanker Paru hingga 20 Kali Lipat

27 hari lalu

Hati-hati, Asap Rokok Tingkatkan Risiko Kanker Paru hingga 20 Kali Lipat

Hati-hati, asap rokok dapat meningkatkan 20 kali risiko utama kanker paru, baik pada perokok aktif maupun pasif. Simak saran pakar.

Baca Selengkapnya

Selama Libur Lebaran, Ratusan Wisatawan di Malioboro Ditegur Petugas Karena Merokok Sembarangan

28 hari lalu

Selama Libur Lebaran, Ratusan Wisatawan di Malioboro Ditegur Petugas Karena Merokok Sembarangan

Wisatawan banyak yang belum mengetahui bahwa Malioboro termasuk kawasan tanpa rokok sejak 2018.

Baca Selengkapnya