Terapi Kanker Serviks Tak Ganggu Hubungan Seksual

Reporter

Antara

Rabu, 4 Januari 2023 11:00 WIB

Ilustrasi kanker serviks. shutterstock.com

TEMPO.CO, Jakarta - Spesialis kebidanan dan kandungan di RSUP Persahabatan Jakarta, Oni Khonsa, mengatakan terapi kanker serviks tidak akan mengganggu kualitas hubungan seksual ataupun menularkan pada suami.

“Saya katakan sekali lagi, pasien yang melakukan terapi ataupun operasi total bukannya sama sekali tidak bisa berhubungan seksual, bisa sekali karena vaginanya tidak dihabisi. Hanya saja yang tidak ada adalah sebagian atau secara total rahimnya,” katanya.

Ia menuturkan adanya saran untuk tidak berhubungan seksual terlebih dulu adalah jika pasien baru saja menjalani terapi, misalnya pada tahap lesi atau prakanker. Diharapkan pasien untuk tak berhubungan seksual selama 40 hari supaya proses penyembuhan di daerah serviks yang terpotong tidak terganggu dan dapat kembali pulih lebih dulu.

Selebihnya, barulah pasangan boleh melakukan hubungan seksual sebab setelah menjalani operasi pun perempuan tetap bisa berhubungan karena masih memiliki vagina. Hanya saja, terdapat bagian rahim yang hilang.

“Jadi proses berhubungan seksual itu masih bisa dilakukan oleh mereka yang sampai mengalami proses radiasi atau sudah kita sinari tadi,” ungkapnya.

Advertising
Advertising

Tak halangi hubungan seksual
Menurut Oni, justru para dokter berharap pasien tetap berhubungan seksual supaya area vagina tidak mengalami penyempitan. Selain itu, dari hubungan seksual pula para dokter bisa menilai kondisi terkini dari area serviks tersebut setelah mendapatkan sinar radiasi atau menjalankan kemoterapi guna mengetahui dampak lanjutan setelah dilakukan tata laksana.

Ia mengatakan kanker serviks memang memiliki beberapa stadium. Namun, jika pasien baru memasuki tahap lesi maka fungsi reproduksi perempuan masih bisa dipertahankan karena hanya sebagian kecil rahim yang mendapatkan penanganan.

“Hanya sebagian serviks yang terkena masalah yang diambil sehingga selanjutnya penyembuhannya akan menjadi sempurna, bagus, hanya mungkin sedikit lebih pendek. Pada beberapa kasus menghendaki upaya tambahan, ketika wanita tersebut hamil semacam diikat agar tidak mudah terjadi persalinan prematur,” ujarnya.

Ia mengatakan pada tahap awal sekali dokter mungkin melakukan trakelektomi radikal untuk mengonservasi. Namun, jumlah kasus seperti itu masih sedikit karena rata-rata tidak memungkinkan untuk melakukan tata cara tersebut. Sebaliknya, jika pasien kanker sudah memasuki stadium berat maka tindakan yang bisa dilakukan melalui histerektomi atau mengangkat rahim pasien. Dengan demikian, pasien bisa tidak memiliki anak lagi atau mengalami menopause dini.

“Sehingga ini menjadi operasi yang tentunya membuat pasien tersebut tidak lagi mendapatkan fungsi reproduksi karena rahimnya sudah tidak ada,” tandas Oni.

Baca juga: Kenali 5 Macam Kanker Ginekologi

Berita terkait

Pasien Kanker Minim Pengetahuan Akibat Waktu Konsultasi Terbatas

13 jam lalu

Pasien Kanker Minim Pengetahuan Akibat Waktu Konsultasi Terbatas

Waktu konsultasi yang terbatas menyebabkan pasien kanker sering merasa bingung untuk memahami betul penyakitnya.

Baca Selengkapnya

Imigran Laos Pengidap Kanker Menangi Lotere Jackpot AS Sebesar Rp21 Triliun

3 hari lalu

Imigran Laos Pengidap Kanker Menangi Lotere Jackpot AS Sebesar Rp21 Triliun

Pemenang lotere jackpot bersejarah Powerball Amerika Serikat senilai lebih dari Rp21 triliun adalah seorang imigran dari Laos pengidap kanker

Baca Selengkapnya

Cara Mengendalikan Nyeri pada Pasien Kanker Menurut Dokter

3 hari lalu

Cara Mengendalikan Nyeri pada Pasien Kanker Menurut Dokter

Dokter menjelaskan cara mengendalikan nyeri pada pasien kanker. Berikut yang perlu dilakukan.

Baca Selengkapnya

Raja Charles III Siap Kembali Bertugas

5 hari lalu

Raja Charles III Siap Kembali Bertugas

Raja Charles III sudah mendapat izin dari tim dokter untuk kembali bertugas setelah menjalani pengobatan kanker.

Baca Selengkapnya

Gaya Hidup Kebaratan Bikin Kasus Kanker pada Orang Muda Meningkat

9 hari lalu

Gaya Hidup Kebaratan Bikin Kasus Kanker pada Orang Muda Meningkat

Gaya hidup tidak sehat dan cenderung kebarat-baratan memicu pasien kanker usia muda semakin banyak.

Baca Selengkapnya

Memahami Penyembuhan Kanker Darah dengan Sel Punca

10 hari lalu

Memahami Penyembuhan Kanker Darah dengan Sel Punca

Dokter menjelaskan metode penyembuhan kanker darah dengan melakukan transplantasi sel punca atau stem cell. Simak penjelasannya.

Baca Selengkapnya

Hindari Paparan Zat Asing untuk Cegah Kanker Darah

10 hari lalu

Hindari Paparan Zat Asing untuk Cegah Kanker Darah

Masyarakat diminta menghindari paparan zat asing demi mencegah risiko kanker darah. Apa saja yang dimaksud?

Baca Selengkapnya

Hati-hati, Asap Rokok Tingkatkan Risiko Kanker Paru hingga 20 Kali Lipat

13 hari lalu

Hati-hati, Asap Rokok Tingkatkan Risiko Kanker Paru hingga 20 Kali Lipat

Hati-hati, asap rokok dapat meningkatkan 20 kali risiko utama kanker paru, baik pada perokok aktif maupun pasif. Simak saran pakar.

Baca Selengkapnya

Sering Diabaikan, Padahal Peradangan Berisiko Penyakit Jantung sampai Kanker

15 hari lalu

Sering Diabaikan, Padahal Peradangan Berisiko Penyakit Jantung sampai Kanker

Peradangan yang terlalu sering berbahaya bagi kesehatan dan kita kerap mengabaikan dampaknya, yakni penyakit kronis.

Baca Selengkapnya

Angka Kematian Tinggi, Jangan Sampai Telat Deteksi Kanker Mulut

16 hari lalu

Angka Kematian Tinggi, Jangan Sampai Telat Deteksi Kanker Mulut

Kanker mulut merupakan salah satu kasus keganasan dengan angka kematian yang tinggi sehingga deteksi dini adalah kunci keberhasilan mengatasinya.

Baca Selengkapnya