Psikolog Ingatkan Pengawasan Orang Tua untuk Cegah Penculikan Anak

Reporter

Antara

Rabu, 1 Februari 2023 11:28 WIB

Dua pelaku penculikan anak tergiur dengan iklan di internet tentang penjualan organ tubuh manusia.

TEMPO.CO, Jakarta - Psikolog dari Universitas Indonesia (UI) dan pelatih parenting Irma Gustiana mengingatkan pentingnya meningkatkan pengawasan orang tua untuk mencegah penculikan anak sebab keamanan dan keselamatan anak merupakan tanggung jawab orang tua.

"Yang pasti pengawasan itu penting. Orang tua harus bertanggung jawab terhadap keamanan dan keselamatan anak," kata Irma.

Ia mengatakan, beberapa aksi penculikan belakangan didasari oleh maraknya penjualan organ tubuh demi mendapatkan uang. Menurutnya, lemahnya pengawasan orang tua dapat menjadi salah satu faktor yang memudahkan penculik untuk melakukan kejahatan tersebut mengingat anak merupakan kelompok paling rentan yang belum bisa melindungi diri sendiri.

"Ketika anak tidak dalam pengawasan orang tua maka akan memudahkan para penculik untuk melakukan aksinya," katanya.

Selain memberikan pengawasan, Irma mengatakan orang tua juga perlu mengajarkan anak cara memberikan respons terhadap orang-orang asing yang ada di sekitar. Kemudian, ajarkan cara menolak ajakan orang lain yang tidak dikenal. Pastikan juga anak mampu menyampaikan isi pikirannya. Hal itu dapat dilatih, salah satunya dengan permainan peran.

Advertising
Advertising

"Jadi ketika ada sesuatu yang terjadi, anak mampu menyampaikan kecemasan atau ketakutan. Misalnya ketika di keramaian ada yang bertingkah laku aneh atau mencurigakan," ujar Irma. "Sampaikan juga pada anak jangan berada di tempat yang sepi yang tidak ada orang lain. Jadi, harus berkumpul dengan teman-temannya atau mencari orang dewasa."

Mengenal orang sekitar
Irma juga mengatakan penting bagi orang tua untuk mengenal tetangga di sekitar rumah sebab menurutnya kasus penculikan juga sangat mungkin terjadi di daerah perumahan. Pastikan juga anak tidak menggunakan aksesoris berlebihan yang akan mengundang penculik.

"Misalnya perhiasan berlebihan atau menggunakan smartphone dengan teknologi canggih dan harga yang mahal. Itu bisa menjadi incaran penculik untuk memanfaatkan kelemahan anak," jelasnya.

Di samping itu, Irma mengatakan mengajari anak bela diri dapat menjadi salah satu alternatif untuk mencegah penculikan. Meski demikian, perlu diingat anak tetap merupakan kelompok yang tidak berdaya, apalagi jika penculikan dilakukan beberapa orang dewasa.

Di sisi lain, psikolog anak dan keluarga Samanta Elsener mengatakan meskipun anak memiliki kemampuan bela diri, pengawasan orang tua tetap jadi yang utama.

"Sekalipun anak bisa bela diri, kekuatan fisiknya masih kalah dibanding orang dewasa yang jadi penculik. Diajari ilmu bela diri boleh tapi tetap, anak di bawah usia 12 tahun harus dalam pengawasan orang tua di setiap situasi di mana pun dan kapan pun," tegasnya. "Gandeng tangan anak supaya tidak jauh-jauh jalannya. Jangan tinggalkan anak duduk atau berdiri sendirian tanpa pendamping yang dikenal."

Baca juga: Ramai soal Penculikan Anak, Perhatikan Kondisi Psikologis Korban

Berita terkait

7 Cara Berhenti dari Kecanduan Judi Online

3 hari lalu

7 Cara Berhenti dari Kecanduan Judi Online

PPATK menemukan bahwa 3,2 juta warga Indonesia menjadi pemain judi online dengan perputaran uang mencapai Rp 100 triliun. Ini 7 cara berhenti main judi online.

Baca Selengkapnya

Kelola Stres Setiap Hari untuk Redakan Emosi

3 hari lalu

Kelola Stres Setiap Hari untuk Redakan Emosi

Mengelola stres adalah cara meredakan emosi yang harus terus dilatih setiap hari agar tidak mudah emosional si situasi yang buruk.

Baca Selengkapnya

Kecewa karena Calon yang Didukung Kalah, Simak Saran Psikolog

3 hari lalu

Kecewa karena Calon yang Didukung Kalah, Simak Saran Psikolog

Psikolog mengatakan wajar bila orang kecewa karena harapan tidak menjadi kenyataan tetapi rasa kecewa itu mesti dikelola agar tak sampai memicu stres.

Baca Selengkapnya

Pemalu Hingga Takut Bentuk Kecemasan Sosial pada Anak, Ini Cara Atasinya

6 hari lalu

Pemalu Hingga Takut Bentuk Kecemasan Sosial pada Anak, Ini Cara Atasinya

Kecemasan sosial pada anak bukan hanya sekadar berdampak menjadi pemalu, namun dapat menyebabkan anak merasa takut dan menghindari situasi sosial

Baca Selengkapnya

Teknik Pernapasan 4-7-8 untuk Meredakan Stres dan Kecemasan, Begini Caranya

20 hari lalu

Teknik Pernapasan 4-7-8 untuk Meredakan Stres dan Kecemasan, Begini Caranya

Berikut cara melakukan teknik pernapasan 4-7-8 untuk membantu meredakan stres dan mengurangi kecemasan. Bagaimana tahapannya?

Baca Selengkapnya

3 Jenis Tes Kesehatan Mental

21 hari lalu

3 Jenis Tes Kesehatan Mental

Jika kesehatan mental terganggu mempengaruhi kemampuan berpikir dan suasana hati yang berdampak terhadap perilaku

Baca Selengkapnya

Perempuan Lebih Rentan Terserang Burnout, Berikut Saran Psikoterapis

22 hari lalu

Perempuan Lebih Rentan Terserang Burnout, Berikut Saran Psikoterapis

Perempuan disebut lebih rentan terserang burnout. Psikoterapis membagi tips untuk meredakannya.

Baca Selengkapnya

Istri Ketua Kampung Bayam Cerita Suaminya Ditangkap Polisi, Seperti Penculikan

23 hari lalu

Istri Ketua Kampung Bayam Cerita Suaminya Ditangkap Polisi, Seperti Penculikan

Ketua Kampung Bayam, Furqon ditangkap. Warga menyebut penangkapan yang dilakukan Polres Jakarta Utara itu sebagai penculikan.

Baca Selengkapnya

Culik dan Aniaya Maling Motor di Binjai, 6 Prajurit TNI Dituntut 6 Bulan Penjara

24 hari lalu

Culik dan Aniaya Maling Motor di Binjai, 6 Prajurit TNI Dituntut 6 Bulan Penjara

Perkara penganiayaan ini bermula dari video viral Sures yang mengaku diculik dan dianiaya enam prajurit TNI dari Yonif Raider 100/PS.

Baca Selengkapnya

Penelitian Sebut Penyakit Autoimun Juga Memicu Depresi dan Kecemasan

26 hari lalu

Penelitian Sebut Penyakit Autoimun Juga Memicu Depresi dan Kecemasan

Lebih dari 50 persen penderita penyakit autoimun juga mengalami depresi dan gangguan kecemasan. Berikut penjelasan peneliti.

Baca Selengkapnya