Mengenali Kondisi Bernapas Berlebihan atau Hiperventilasi

Reporter

Khumar Mahendra

Editor

Bram Setiawan

Minggu, 9 April 2023 21:14 WIB

Ilustrasi bernapas. (zebrapen.com)

TEMPO.CO, Jakarta - Hiperventilasi kondisi ketika bernapas sangat cepat dan berlebihan, dikutip dari Healthline. Bernapas secara berlebihan atau hiperventilasi dipengaruhi banyak faktor. Misalnya, saat merasa gugup, cemas, atau stres.

Mengutip WebMD, cedera kepala dan terkejut bisa menyebabkan hiperventilasi. Ketika mengalami hiperventilasi mengembuskan napas lebih banyak dibandingkan yang dihirup. Kondisi itu mengganggu keseimbangan pernapasan, karena karbon dioksida dalam tubuh cepat berkurang.

Mengutip Medical News Today, orang yang mengalami hiperventilasi akan mengeluarkan karbon dioksida dengan jumlah besar dari tubuhnya. Kondisi tersebut rentan mempengaruhi turunnya tekanan darah.

Biasanya hiperventilasi tersebab kecemasan yang sudah memasuki taraf tidak wajar atau akut. Dalam kondisi itu pemikiran tidak bisa berfungsi secara normal. Hiperventilasi juga dipicu rasa panik yang muncul akibat takut, stres, atau fobia. Beberapa orang mengalami hiperventilasi, karena respons ekspresi emosional yang tak terkendali.

Penyebab hiperventilasi

Advertising
Advertising

Cedera kepala rentan mengakibatkan hiperventilasi, karena fungsi otak untuk mengendalikan pernapasan menjadi terganggu. Cedera di bagian kepala akan mempengaruhi perubahan laju pernapasan.

Ketika berada di ketinggian puncak gunung tekanan udara dan kadar oksigen menurun. Itu bisa membuat pernapasan menjadi lebih sulit. Di ketinggian lebih dari 2.400 meter, kadar oksigen yang rendah menyebabkan masalah pernapasan, termasuk hiperventilasi. Beberapa orang, bernapas berlebihan ketika melewati ketinggian 2.400 meter.

Kondisi asma juga mempengaruhi laju pernapasan, karena menyempitkan saluran udara. Kondisi itu termasuk pula penyakit paru-paru obstruktif kronik membuat harus bekerja keras untuk memasukkan udara ke paru-paru. Situasi ini menyebabkan pernapasan menjadi cepat yang ditandai bengek, nyeri dada, batuk. Kondisi yang berakibat hiperventilasi.

Pilihan Editor: 5 Cara Membuat Paru-Paru Bekerja Optimal hingga Usia Lanjut

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram http://tempo.co/. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Ibu Hamil Konsumsi Paracetamol, Apa yang Perlu Jadi Perhatian?

16 jam lalu

Ibu Hamil Konsumsi Paracetamol, Apa yang Perlu Jadi Perhatian?

Ibu hamil mengonsumsi paracetamol perlu baca artikel ini. Apa saja yang harus diperhatikan?

Baca Selengkapnya

Alami Burnout karena Merawat Orang Tua Demensia, Begini Saran Pakar

1 hari lalu

Alami Burnout karena Merawat Orang Tua Demensia, Begini Saran Pakar

Merawat orang tua dengan demensia menyebabkan burnout, apalagi jika Anda harus merawat anak juga alias generasi sandwich. Simak saran pakar.

Baca Selengkapnya

Perkokoh Kesehatan Mental dengan 4 Tips Berikut

1 hari lalu

Perkokoh Kesehatan Mental dengan 4 Tips Berikut

Psikolog menyarankan empat praktik untuk menjaga kesehatan mental dan meningkatkan kekuatan mental, baik di tempat kerja maupun di rumah.

Baca Selengkapnya

Kenali Dampak Stres pada Diabetes dan Cara Mengelolanya

3 hari lalu

Kenali Dampak Stres pada Diabetes dan Cara Mengelolanya

Stres fisik, seperti saat sakit atau cedera, gula darah juga bisa meningkat, yang dapat mempengaruhi penderita diabetes tipe 1 maupun tipe 2.

Baca Selengkapnya

Psikiater: Jangan Ukur Kebahagiaan Berdasar Standar Orang Lain

3 hari lalu

Psikiater: Jangan Ukur Kebahagiaan Berdasar Standar Orang Lain

Faktor penghambat kebahagiaan kerap berasal dari tekanan dalam diri untuk mencapai sesuatu dari standar mengukur kebahagiaan orang lain.

Baca Selengkapnya

Tips Psikiater untuk Mengusir Rasa Tak Bahagia

4 hari lalu

Tips Psikiater untuk Mengusir Rasa Tak Bahagia

Rutin menulis jurnal bersyukur atau gratitude journal, semacam buku harian, bisa menjadi salah satu cara mengusir perasaan tidak bahagia.

Baca Selengkapnya

12 Tips Bantu Cegah Kolesterol dan Gula Darah Tinggi

6 hari lalu

12 Tips Bantu Cegah Kolesterol dan Gula Darah Tinggi

Berikut 12 tips yang bantu mencegah kolesterol dan gula darah naik, termasuk pola makan dan kelola stres.

Baca Selengkapnya

Pakar Sebut 8 Hal Paling Umum yang Percepat Penuaan

8 hari lalu

Pakar Sebut 8 Hal Paling Umum yang Percepat Penuaan

Pakar kesehatan menyebut delapan perilaku tak sehat paling umum yang mempercepat proses penuaan. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Kelola Stres Setiap Hari untuk Redakan Emosi

8 hari lalu

Kelola Stres Setiap Hari untuk Redakan Emosi

Mengelola stres adalah cara meredakan emosi yang harus terus dilatih setiap hari agar tidak mudah emosional si situasi yang buruk.

Baca Selengkapnya

Kecewa karena Calon yang Didukung Kalah, Simak Saran Psikolog

8 hari lalu

Kecewa karena Calon yang Didukung Kalah, Simak Saran Psikolog

Psikolog mengatakan wajar bila orang kecewa karena harapan tidak menjadi kenyataan tetapi rasa kecewa itu mesti dikelola agar tak sampai memicu stres.

Baca Selengkapnya