Kondisi Seperti Apa yang Tidak Boleh Menggunakan Kompres Hangat dan Dingin?

Reporter

Winda Oktavia

Editor

Bram Setiawan

Rabu, 19 April 2023 16:11 WIB

Persendian kaki yang di kompres. healthline.co

TEMPO.CO, Jakarta - Kompres membantu mengendalikan rasa sakit, peradangan, pembengkakan dan kekakuan. Kompres cara yang efektif dan terjangkau untuk meredakan sakit dan cedera. Kompres dingin dan hangat memiliki manfaat dan cara penggunaan yang berlainan. Penggunaan kompres di bagian tubuh untuk meredakan berbagai keluhan, seperti nyeri otot, kejang, sakit punggung, hingga demam.

Mengutip Times of India, kompres hangat untuk nyeri dan kekakuan otot kronis. Kompres hangat dapat meningkatkan aliran darah dan nutrisi ke area tubuh. Cara ini bermanfaat untuk masalah sendi kaku saat pagi, dikutip WebMD. Adapun kompres dingin digunakan untuk peradangan dan pembengkakan. Kompres dingin berguna memperlambat aliran darah, mengurangi pembengkakan dan rasa sakit jangka waktu pendek.

Manfaat kompres

Advertising
Advertising

1. Nyeri otot dan kejang
2. Nyeri punggung bawah dan atas
3, Sendi kaku, bengkak, atau lunak
4. Kekakuan leher
5. Nyeri jari, tangan, atau pergelangan tangan
6. Nyeri lutut

Kapan kompres boleh digunakan?

Mengutip Healthline, berikut penjelasan kapan kompres boleh digunakan dan tidak:

1. Kompres hangat

Kompres hangat bekerja meningkatkan sirkulasi dan aliran darah ke bagian tertentu karena peningkatan suhu. Meningkatkan suhu di bagian yang terluka untuk menenangkan dan meningkatkan kelenturan otot.

Saat menggunakan kompres hangat, bisa memilih untuk menggunakan perawatan sebagian atau seluruh tubuh. Terapi lokal pilihan terbaik untuk bagian kecil, seperti satu otot yang kaku. Perawatan bagian adalah pilihan untuk rasa sakit atau yang lebih luas. Bisa dilakukan dengan handuk panas. Adapun perawatan seluruh tubuh, yakni sauna atau mandi air hangat.

Terapi panas atau hangat tidak boleh digunakan jika bagian memar atau bengkak. Kondisi seperti itu sebaiknya menggunakan terapi dingin. Terapi hangat juga tidak boleh di bagian luka terbuka.

2. Kompres dingin

Kompres dingin berguna mengurangi aliran darah ke bagian tertentu yang secara signifikan mengurangi peradangan dan pembengkakan yang menyebabkan rasa sakit. Itu terutama di bagian sendi atau tendon. Cara itu mengurangi aktivitas saraf untuk sementara yang juga bisa mengurangi rasa sakit.

Orang dengan gangguan sensoris yang mencegah tubuh merasakan sensasi tertentu tidak boleh menggunakan terapi dingin.

Jika tidak berhati-hati, kompres dingin bisa mengganggu kulit, jaringan, atau saraf. Jika memiliki penyakit jantung atau pembuluh darah, sebaiknya mengonsultasikan dengan dokter sebelum menggunakan terapi dingin. Jika terapi tidak membantu mengurangi cedera atau pembengkakan dalam waktu 48 jam, segera berkonsultasi dengan dokter.

Pilihan Editor: Perbedaan Manfaat Kompres Dingin dan Hangat

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram http://tempo.co/. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

6 Cara Menangani Asam Urat dengan Sederhana, Salah Satunya Minum Air Lemon

3 hari lalu

6 Cara Menangani Asam Urat dengan Sederhana, Salah Satunya Minum Air Lemon

Asam urat dapat ditangani secara sederhana dengan pengobatan rumahan. Berikut 7 cara yang disarankan.

Baca Selengkapnya

Macam Masalah pada Leher dan Cara Mengatasi

4 hari lalu

Macam Masalah pada Leher dan Cara Mengatasi

Pegal pada leher sering mengganggu aktivitas sehari-hari sehingga penting untuk mendeteksi penyebabnya terlebih dulu dengan memahami cara penanganan.

Baca Selengkapnya

5 Jenis Olahraga Sederhana yang Bisa Dilakukan Tiap Hari

11 hari lalu

5 Jenis Olahraga Sederhana yang Bisa Dilakukan Tiap Hari

Olahraga atau aktivitas fisik secara teratur bermanfaat untuk tubuh dan kesehatan mental

Baca Selengkapnya

10 Langkah Tangkal Peradangan Penyebab Penyakit Kronis

17 hari lalu

10 Langkah Tangkal Peradangan Penyebab Penyakit Kronis

Peradangan bisa memicu berbagai penyakit kronis bila didiamkan, seperti penyakit jantung dan kanker. Namun, ada cara untuk mencegahnya.

Baca Selengkapnya

Sering Diabaikan, Padahal Peradangan Berisiko Penyakit Jantung sampai Kanker

17 hari lalu

Sering Diabaikan, Padahal Peradangan Berisiko Penyakit Jantung sampai Kanker

Peradangan yang terlalu sering berbahaya bagi kesehatan dan kita kerap mengabaikan dampaknya, yakni penyakit kronis.

Baca Selengkapnya

Cara Mudah Redakan Radang Gusi di Rumah

22 hari lalu

Cara Mudah Redakan Radang Gusi di Rumah

Ada beberapa cara yang bisa dilakukan di rumah untuk pengobatan sementara radang gusi. Salah satunya kompres air dingin.

Baca Selengkapnya

Memahami Gangguan Saraf Papiledema, Penyebab dan Gejala

31 hari lalu

Memahami Gangguan Saraf Papiledema, Penyebab dan Gejala

Papiledema adalah pembengkakan kepala saraf kedua yang terjadi secara bersamaan antara dua mata. Cek gejalanya.

Baca Selengkapnya

Berpuasa Ramadan Tetap Berolahraga, Ini 5 Pilihan Latihan Kalistenik Ringan

40 hari lalu

Berpuasa Ramadan Tetap Berolahraga, Ini 5 Pilihan Latihan Kalistenik Ringan

Kalistenik salah satu pilihan olahraga yang sesuai untuk dilakukan selama Ramadan

Baca Selengkapnya

Mengenal Neuroferritinopathy, Penyakit Genetik yang Hanya Dimiliki Sekitar 100 Orang di Dunia

41 hari lalu

Mengenal Neuroferritinopathy, Penyakit Genetik yang Hanya Dimiliki Sekitar 100 Orang di Dunia

Neuroferritinopathy penyakit genetik yang hanya dimiliki sekitar 100 orang di dunia. Bagaimana gejala dan pengobatannya?

Baca Selengkapnya

Spesialis Jantung: Hasil Pemeriksaan Medis Baik Tak Jamin Perokok Sehat

41 hari lalu

Spesialis Jantung: Hasil Pemeriksaan Medis Baik Tak Jamin Perokok Sehat

Hasil pemeriksaan medis yang baik tak menjamin perokok sehat. Untuk memastikan kesehatan perokok satu-satunya jalan adalah total berhenti merokok.

Baca Selengkapnya