Memahami Shokuiku, Pendidikan Pola Makan Sehat ala Jepang

Kamis, 1 Juni 2023 19:09 WIB

ilustrasi makan bersama (pixabay.com)

TEMPO.CO, Jakarta - Shokuiku bagian dari program pendidikan gizi sekolah umum di Jepang. Mengutip Healthline, pada 2005 Jepang mengesahkan Hukum Dasar Shokuiku yang mengamanatkan program pendidikan gizi di sekolah. Itu untuk membantu anak mengembangkan kebiasaan makan sehat menggunakan konsep shokuiku.

Program itu mengajarkan anak-anak cara membaca label makanan, pentingnya makan secara musiman, memahami produksi makanan, dan kebutuhan nutrisi beragam berdasarkan tahapan kehidupan yang berbeda.

Apa itu shokuiku?

Advertising
Advertising

Shokuiku diartikan sebagai pendidikan makanan dalam bahasa Jepang. Filosofi yang memperkenalkan pola makan seimbang dan intuitif. Shokuiku filosofi Jepang yang bertujuan mendorong kebiasaan makan yang sehat. Shokuiku memberikan pedoman bagaimana dan apa yang harus dimakan. Pedoman ini dirancang untuk menata cara berpikir tentang makanan.

Beberapa dekade belakangan, shokuiku makin populer di Jepang dan di seluruh dunia. Shokuiku pendekatan sederhana dan mudah yang membantu mendukung pengelolaan berat badan dan meningkatkan kesehatan secara keseluruhan. Kabarnya, shokuiku pertama kali dikembangkan oleh Sagen Ishizuka, dokter militer yang juga merumuskan program diet makrobiotik.

Shokuiku berdasarkan pada empat prinsip utama. Itu termasuk berfokus rasa kenyang dibandingkan kalori, makan terutama makanan utuh, menikmati berbagai makanan, dan berbagi makanan dengan orang lain. Praktik prinsip shokuiku bisa membantu meningkatkan kualitas diet dan mendukung kesejahteraan fisik, sosial, emosional. Shokuiku juga dapat dikaitkan dengan beberapa manfaat kesehatan, yaitu pengendalian berat badan, meningkatkan kebugaran, dan menjalin hubungan positif dengan makanan.

Shokuiku berfokus membangun kebiasaan sehat. Bisa untuk pengendalian berat badan jangka panjang. Shokuiku mendorong makan lebih banyak makanan padat nutrisi. Itu juga mencegah konsumsi makanan olahan yang berisiko obesitas.

Beberapa penelitian menemukan, praktik mindful eating membantu meningkatkan penurunan berat badan secara signifikan. Shokuiku mengajarkan pola makan penuh perhatian. Praktik ini melibatkan kepekaan tubuh, dan belajar mengenali isyarat lapar. Shokuiku juga memperkenalkan berbagi lebih banyak makanan dengan keluarga dan teman bisa dikaitkan dengan kualitas diet. Itu berdampak baik untuk berat badan yang sehat.

Pilihan Editor: Diet Flexitarian, Pola Makan Mengutamakan Asupan Nabati tanpa Melewatkan Hewani

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram http://tempo.co/. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Pasca-Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana, Wali Kota Depok Keluarkan SE Tentang Study Tour

9 jam lalu

Pasca-Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana, Wali Kota Depok Keluarkan SE Tentang Study Tour

Pasca kecelakaan bus rombongan perpisahan siswa SMK Lingga Kencana, Wali Kota Depok mengeluarkan surat edaran tentang kegiatan study tour.

Baca Selengkapnya

Mengenal Istilah Real Food dan Alasan Harus Mengonsumsinya

17 jam lalu

Mengenal Istilah Real Food dan Alasan Harus Mengonsumsinya

Real food adalah makanan yang paling mendekati bentuk dan keadaan aslinya tanpa banyak perubahan dan tidak mengalami proses-proses pengolahan makanan berlebihan.

Baca Selengkapnya

Bisa Berdampak Buruk bagi Kesehatan, 7 Makanan Ini Tidak Boleh Dihangatkan

1 hari lalu

Bisa Berdampak Buruk bagi Kesehatan, 7 Makanan Ini Tidak Boleh Dihangatkan

Beberapa jenis makanan tidak boleh dipanaskan kembali karena dapat menghasilkan racun. Berikut 7 daftar makanan yang tidak boleh dipanaskan.

Baca Selengkapnya

Politikus PKS Soroti Komitmen Konstitusi dalam Mengatasi Masalah Pendidikan

1 hari lalu

Politikus PKS Soroti Komitmen Konstitusi dalam Mengatasi Masalah Pendidikan

Wakil Ketua Fraksi PKS DPR RI Mardani Ali menyoroti peran penting komitmen dan investasi negara dalam mengatasi masalah di sektor pendidikan.

Baca Selengkapnya

BCA Menggelar Program BCA Berbagi Ilmu di UNDIP

1 hari lalu

BCA Menggelar Program BCA Berbagi Ilmu di UNDIP

BCA Menggelar Program BCA Berbagi Ilmu di Universitas Diponegoro (UNDIP) dengan tema 'Survival Leadership, Facing Uncertainties'.

Baca Selengkapnya

Pola Makan yang Dianjurkan untuk Redakan Gejala Menopause

2 hari lalu

Pola Makan yang Dianjurkan untuk Redakan Gejala Menopause

Fokus pada pola makan yang baik dengan mengonsumsi makanan yang bervariasi bisa membantu meringankan gejala menopause.

Baca Selengkapnya

Airlangga Hartarto Dorong Peningkatan Pendidikan Mikroelektronik

3 hari lalu

Airlangga Hartarto Dorong Peningkatan Pendidikan Mikroelektronik

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mendorong peningkatan pendidikan mikroelektronik untuk kuasai pasar semikonduktor.

Baca Selengkapnya

5 Tips Merawat Kulkas agar Awet

3 hari lalu

5 Tips Merawat Kulkas agar Awet

Berikut tips yang bisa dilakukan agar kulkas Anda di rumah awet.

Baca Selengkapnya

Faktor yang Mempercepat Penuaan Otak, Kesepian sampai Kurang Pendidikan

4 hari lalu

Faktor yang Mempercepat Penuaan Otak, Kesepian sampai Kurang Pendidikan

Para ilmuwan menemukan beberapa faktor dan kebiasaan yang tampak tak berbahaya bisa mempercepat penuaan otak.

Baca Selengkapnya

Kementerian Perdagangan Sebut Waralaba Makanan dan Minuman Terbesar, Capai 47 Persen

4 hari lalu

Kementerian Perdagangan Sebut Waralaba Makanan dan Minuman Terbesar, Capai 47 Persen

Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan Isy Karim menyebut bisnis waralaba di sektor makanan dan minuman menjadi yang terbesar

Baca Selengkapnya