3 Hal yang Bikin Orang Terlilit Utang

Reporter

Antara

Minggu, 11 Juni 2023 14:29 WIB

Ilustrasi remaja perempuan sedang melihat gawai. (Unsplash/Luke Porter)

TEMPO.CO, Jakarta - Tekor, bangkrut, terlilit utang, atau dikejar-kejar penagih utang merupakan kasus yang banyak terjadi saat ini. Menjadi ironis bila hal itu akibat pembiayaan gaya hidup dan membeli gengsi.

Biaya gaya hidup masih relatif bisa dihitung dan dianggarkan. Tapi kala sudah dirasuki unsur gengsi maka tidak bisa diukur berapa jumlah uang yang dibutuhkan untuk menjangkaunya. Sebelum mengalami keruntuhan ekonomi, beberapa hal berikut sebaiknya dihindari:

Update
Gawai, perangkat elektronik, dan kendaraan adalah barang-barang yang memang perlu diperbarui secara berkala ketika terjadi kerusakan atau turunnya performa fungsional. Artinya, membeli atau memperbarui barang-barang tersebut haruslah atas alasan kebutuhan, bukan gengsi, dan titik tekannya terletak pada fungsi.

Keinginan untuk selalu update ponsel, kendaraan, atau barang elektronik hanya karena telah ada versi terbarunya dijamin tidak akan ada habisnya. Masyarakat dengan perekonomian menengah ke bawah bisa dipastikan akan berangkat menuju kebangkrutan bila berperilaku demikian.

Membanding-bandingkan
Gemar melirik harta benda tetangga atau rekan-rekan kerja lalu membandingkan dengan yang dimiliki, kemudian merasa iri dan ingin menyaingi, merupakan cikal-bakal perilaku konsumtif yang kelak sulit dihentikan. Orang yang selalu menginginkan apa yang dimiliki orang lain akan terjebak pada persaingan tidak sehat dan bersifat terus-menerus, bahkan bisa berurusan dengan pinjaman online atau jenis utang lain demi memenangi persaingan itu.

Advertising
Advertising

Diperbudak Gengsi
Tidak perlu mengabdi pada gengsi, apalagi jika harta masih bisa dihitung atau terbatas. Harga sebuah gengsi amat mahal untuk orang yang masih hidup dengan gaji dari bulan ke bulan berikutnya.

Ambisi untuk meraih gengsi akan menghilangkan kesadaran dalam membelanjakan uang dengan kadar yang tidak wajar. Gengsi yang berkerabat dekat dengan kebutuhan akan pengakuan dapat membuat orang mengerahkan segala upaya untuk membiayai gaya hidup agar bisa seperti orang-orang.

Pilihan Editor: Tips Kendalikan Penghasilan untuk Hindari Utang akibat Gaya Hidup

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

7 Potensi Ancaman Serius Hipertensi dan Langkah-Langkah Pencegahan

1 hari lalu

7 Potensi Ancaman Serius Hipertensi dan Langkah-Langkah Pencegahan

Hari hipertensi sedunia diperingati setiap 17 Mei

Baca Selengkapnya

Dekat dengan Kedua Anak, Ruth Sahanaya Tidak Gengsi Minta Maaf Bila Salah

1 hari lalu

Dekat dengan Kedua Anak, Ruth Sahanaya Tidak Gengsi Minta Maaf Bila Salah

Ruth Sahanaya menceritakan kedekatan hubungannya dengan kedua putrinya, Nadine Emanuella Waworuntu (28) dan Amabel Odelia Waworuntu (23).

Baca Selengkapnya

Satgas PASTI Hentikan 915 Entitas Keuangan Ilegal hingga April 2024

4 hari lalu

Satgas PASTI Hentikan 915 Entitas Keuangan Ilegal hingga April 2024

Satgas PASTI menutup aktivitas 915 entitas keuangan ilegal, yang terdiri 19 investasi ilegal dan dan 896 pinjol ilegal selama 1 Januari-30 April 2024.

Baca Selengkapnya

OJK Ungkap Sejumlah Modus Penipuan Baru

4 hari lalu

OJK Ungkap Sejumlah Modus Penipuan Baru

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) ungkap sejumlah modus penipuan baru.

Baca Selengkapnya

Apakah Orang yang Terlilit Pinjol Sulit Mengajukan Pinjaman di Bank?

5 hari lalu

Apakah Orang yang Terlilit Pinjol Sulit Mengajukan Pinjaman di Bank?

OJK melaporkan banyak orang terlilit pinjol dan paylater. Lantas, apakah orang terlilit pinjol masih bisa mengajukan pinjaman di bank?

Baca Selengkapnya

Izin TaniFund Dicabut, ICT Ingatkan Lender agar Hati-Hati Berinvestasi di Fintech P2P Lending

7 hari lalu

Izin TaniFund Dicabut, ICT Ingatkan Lender agar Hati-Hati Berinvestasi di Fintech P2P Lending

ICT ingatkan para pemberi dana yang ingin berinvestasi di platform pinjaman online berbasis peer to peer lebih berhati-hati.

Baca Selengkapnya

Cadangan Devisa RI Akhir April 2024 Anjlok Menjadi USD 136,2 Miliar

10 hari lalu

Cadangan Devisa RI Akhir April 2024 Anjlok Menjadi USD 136,2 Miliar

Posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 6,1 bulan impor atau 6,0 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah.

Baca Selengkapnya

Cerita Warga tentang Kontraktor Pembangunan Masjid Al Barkah Jakarta Timur yang Mangkrak: Punya Banyak Utang

10 hari lalu

Cerita Warga tentang Kontraktor Pembangunan Masjid Al Barkah Jakarta Timur yang Mangkrak: Punya Banyak Utang

Ahsan Hariri, kontraktor pembangunan gedung baru Masjid Al Barkah di Cakung, Jakarta Timur, dikabarkan puunya banyak utang.

Baca Selengkapnya

Jerman Minta Cina Bantu Negara-Negara Miskin yang Terjebak Utang

10 hari lalu

Jerman Minta Cina Bantu Negara-Negara Miskin yang Terjebak Utang

Kanselir Jerman Olaf Scholz meminta Cina memainkan peran lebih besar dalam membantu negara-negara miskin yang terjebak utang.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Serap Rp 7,025 Triliun dari Lelang Surat Utang SBSN

11 hari lalu

Pemerintah Serap Rp 7,025 Triliun dari Lelang Surat Utang SBSN

Pemerintah menyerap dana sebesar Rp 7,025 triliun dari pelelangan tujuh seri surat utang yakni Surat Berharga Syariah Negara (SBSN).

Baca Selengkapnya