Penyebab Nyamuk Senang Bersarang di Halaman dan Cara Mencegahnya

Reporter

Antara

Minggu, 9 Juli 2023 14:14 WIB

Ilustrasi nyamuk (Pixabay.com)

TEMPO.CO, Jakarta - Kebun dan halaman rumah yang bersemak adalah tempat favorit nyamuk. Serangga pengisap darah itu bukan kebetulan lewat melainkan mungkin saja karena sejumlah kesalahan yang dibuat pemilik rumah sekaligus halaman yang mengundang mereka datang lalu berkembang biak.

Untung menghindari, jangan lakukan hal yang bisa mengundang nyamuk. Berikut lima kesalahan yang bisa mengundang nyamuk, seperti dilansir Real Simple.

Genangan air
Genangan air sisa hujan bisa menyebabkan munculnya nyamuk. Serangga itu butuh air untuk tiga tahap pertama siklus hidupnya dan bertahan hidup sehingga genangan air dapat menjadi tempat bersarang dan mendorong perkembangannya. Kepala petugas pelanggan di Angi sekaligus salah seorang pendiri Angie's List, Angie Hicks, mengatakan jika genangan air menjadi masalah. Penting untuk sering membersihkan talang dan mengevaluasi kembali sistem drainase halaman rumah.

Sampah
Malas membersihkan halaman sehingga sampah, termasuk dedaunan kering, tumpukan puing-puing, bisa mendatangkan nyamuk karena sampah memberi nyamuk perlindungan dari angin dan elemen lain.

“Itu menjadi tempat yang aman bagi nyamuk untuk bersarang dan bereproduksi. Pastikan untuk menyimpan atau membuang sampah dengan benar dan jauhkan kayu bakar dari tanah," tutur Hicks.

Advertising
Advertising

Rumput lebat
Rumput yang tumbuh lebat dapat menjadi tempat yang ideal bagi nyamuk bersarang. Kombinasi genangan air dan rerumputan yang lebat memberikan nyamuk perlindungan dan nutrisi untuk bereproduksi. Jadi, jaga kebersihan halaman dengan sering memotong rumput dan panggil tukang jika melihat masalah sistem irigasi.

Meninggalkan makanan
Nyamuk tertarik pada aroma manis seperti saus barbekyu dan kue mangkuk yang baru saja dipanggang untuk pencuci mulut. Hicks menyarankan agar makanan tetap tertutup di luar. Kemudian, pastikan membuang sisa makanan dengan benar di tempat sampah yang tertutup. Membersihkan setelah makan di luar ruangan juga dapat menjaga halaman bebas nyamuk.

Terlalu banyak karbon dioksida
Nyamuk dapat mendeteksi berbagai senyawa, termasuk karbon dioksida, yang artinya udara yang diembuskan manusia mengundang mereka ke pekarangan rumah. Hicks menyarankan para pemilik halaman untuk menggunakan obat nyamuk yang mengandung bahan aktif yang terdaftar, seperti minyak lemon ekaliptus, DEET, atau pikaridin.

Kemudian, pertimbangkan untuk menanam tanaman pengusir nyamuk untuk membantu mengusir serangga secara alami seperti lemon balm, lavender, sitronela, catnip, marigold, basil, peppermint, rosemary, pennyroyal, dan sage, yang merupakan tanaman pengusir nyamuk alami.

Pilihan Editor: Mengapa Nyamuk Ogah Dekat yang Berbau Lavender?

Berita terkait

Sampah Menyebar di Beberapa Titik Jalan usai Libur Panjang, Begini Pengolahan Limbah di Yogyakarta

14 jam lalu

Sampah Menyebar di Beberapa Titik Jalan usai Libur Panjang, Begini Pengolahan Limbah di Yogyakarta

Sampah yang masuk ke TPS 3R Nitikan Yogyakarta akan diolah menjadi bahan bakar alternatif Refused Derived Fuel (RDF).

Baca Selengkapnya

Pemprov DKI Jakarta Bangun RDF Plant sebagai Strategi Baru Kurangi Sampah

3 hari lalu

Pemprov DKI Jakarta Bangun RDF Plant sebagai Strategi Baru Kurangi Sampah

Pemprov DKI Jakarta meluncurkan strategi baru untuk mengelola sampah, yakni RDF Plant, yang mengubah sampah menjadi energi.

Baca Selengkapnya

Cerita Startup Sampangan Ciptakan Produk dari Sampah, Dapat Hibah Rp 3 Miliar di Philanthropy Asia Summit 2024

4 hari lalu

Cerita Startup Sampangan Ciptakan Produk dari Sampah, Dapat Hibah Rp 3 Miliar di Philanthropy Asia Summit 2024

Startup Sampangan produksi karbon aktif dan asap cair dari berbagai jenis sampah peroleh pendanaan 250 ribu dolar Singapura atau hampir Rp 3 miliar

Baca Selengkapnya

Untung Rugi Gunakan Popok Clodi

8 hari lalu

Untung Rugi Gunakan Popok Clodi

Popok clodi lebih ramah lingkungan dari pupuk sekali pakai

Baca Selengkapnya

Masalah Sampah di Yogyakarta Tak Kunjung Tuntas, Sultan Beri Pesan Ini ke Kepala Daerah

9 hari lalu

Masalah Sampah di Yogyakarta Tak Kunjung Tuntas, Sultan Beri Pesan Ini ke Kepala Daerah

Yogyakarta sebagai destinasi wisata turut tercoreng oleh masalah sampah yang belum terselesaikan setelah TPA Piyungan tutup.

Baca Selengkapnya

Wali Kota Cilegon Siap Tunjukkan Pengelolaan Co-Firing TPSA Bagendung

9 hari lalu

Wali Kota Cilegon Siap Tunjukkan Pengelolaan Co-Firing TPSA Bagendung

Pemerintah Kota (Pemkot) Cilegon siap tunjukan proses pengelolaan sampah menjadi Bahan Bakar Jumputan Padat (BBJP) di Tempat Pembuangan Sampah Akhir (TPSA) Bagendung.

Baca Selengkapnya

TPA Piyungan Yogya Ditutup Permanen, Ini Jurus Bantul Cegah Aksi Buang Sampah Sembarangan

12 hari lalu

TPA Piyungan Yogya Ditutup Permanen, Ini Jurus Bantul Cegah Aksi Buang Sampah Sembarangan

Penutupan TPA Piyungan di Bantul ternyata membuka masalah baru, banyak warga membuang sampah sembarangan.

Baca Selengkapnya

5 Hal yang Jadi Fokus Tangani Penyakit Arbovirus seperti DBD

16 hari lalu

5 Hal yang Jadi Fokus Tangani Penyakit Arbovirus seperti DBD

Kementerian Kesehatan Indonesia dan Brazil berkolaborasi untuk memformulasikan upaya mencegah peningkatan insiden penyakit Arbovirus seperti DBD

Baca Selengkapnya

Pemda Sumbawa Bangun 3 TPA dan 11 TPS Terpadu

20 hari lalu

Pemda Sumbawa Bangun 3 TPA dan 11 TPS Terpadu

Pemerintah Kabupaten Sumbawa, membangun 3 Tempat Pembuangan Akhir (TPA) dan 11 Tempat Pengolahan Sampah (TPS) Terpadu, sebagai upaya untuk meningkatkan pengelolaan sampah.

Baca Selengkapnya

Profesor Riset Termuda BRIN Dikukuhkan, Angkat Isu Sampah Indonesia yang Cemari Laut Afrika

21 hari lalu

Profesor Riset Termuda BRIN Dikukuhkan, Angkat Isu Sampah Indonesia yang Cemari Laut Afrika

Reza dikukuhkan sebagai profesor riset berkat penelitian yang dilakukannya pada aspek urgensi pengelolaan plastik.

Baca Selengkapnya