4 Jenis Antraks yang Harus Diwaspadai dan Bisa Menular ke Manusia

Reporter

Antara

Senin, 10 Juli 2023 20:53 WIB

Tim Reaksi Cepat BPBD Gunungkidul melakukan penyemprotan dekontaminasi bakteri antraks di Padukuhan Jati, Candirejo, Semanu, Gunungkidul, DI Yogyakarta, Jumat 7 Juli 2023. Penyemprotan tersebut untuk mencegah meluasnya penularan penyakit antraks setelah satu orang meninggal dunia dan 87 warga Candirejo positif setelah mengkonsumsi daging sapi yang terpapar antraks. ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah

TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Kesehatan meminta masyarakat mewaspadai empat tipe penyakit antraks yang bisa menular kepada manusia melalui luka pada tubuh atau hewan pemakan sayuran atau herbivora.

“Antraks merupakan penyakit zoonosis yang disebabkan oleh bakteri Bacillus Anthracis. Jadi, ada empat tipe antraks, terutama antraks kulit (cutaneous),” kata Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kemenkes RI, Imran Pambudi, dalam Siaran Sehat, Senin, 10 Juli 2023.

Tipe bakteri antraks yang pertama adalah antraks kulit ketika spora pada tipe ini masuk ke dalam kulit, biasanya melalui sayatan atau luka lecet. Tipe ini menjadi penyebab kasus terbanyak di Indonesia.

Kedua adalah antraks paru-paru atau pernapasan. Ketika spora antraks terisap melalui partikel pernapasan dan mencapai dinding alveoli maka orang yang terinfeksi akan merasakan sensasi melepuh dalam paru-parunya.

“Yang bahaya adalah antraks pernapasan dan itu bisa hitungan mungkin dalam sehari, dua hari, karena kerusakannya bisa cepat dan kalau masuk paru-paru bisa langsung masuk ke otak juga,” jelas Imran.

Advertising
Advertising

Senjata biologis
Tipe ketiga adalah antraks pada saluran pencernaan. Bakteri masuk melalui saluran cerna saat penderita memakan daging dari hewan yang tertular dan tidak dimasak dengan sempurna. Akibatnya, spora yang menempel selama puluhan tahun ikut masuk ke dalam tubuh.

“Itu gejalanya ada anus darah, muntah darah, kemudian ada pembengkakan kelenjar di pangkal paha. Itu menandakan ada infeksi. Kemudian kalau sudah parah nantinya ususnya bocor, maka terjadi pendarahan dan perutnya jadi kembung,” ucapnya.

Tipe terakhir yakni antraks injeksi. Jenis baru ini menyerupai antraks kulit namun biasanya ditemukan pada pengguna narkotika. Dengan adanya penemuan kasus antraks Gunungkidul di Daerah Istimewa Yogyakarta, beberapa waktu lalu, Imran meminta masyarakat memahami antraks umumnya menyerang hewan herbivora seperti sapi, kambing, dan domba serta dapat menular ke manusia.

"Apabila bakteri terjadi kontak dengan udara bebas maka akan membentuk spora yang sangat resisten terhadap kondisi lingkungan atau bahan kimia tertentu. Selain itu, antraks bisa bertahan hingga puluhan tahun di dalam tanah," paparnya.

Dengan kekuatannya yang sulit dihancurkan, Imran khawatir jika masyarakat sembarangan memakan atau melakukan kontak erat dengan hewan yang terinfeksi antraks dapat memperluas penularan wabah. Belajar dari pengalaman Amerika Serikat ketika menghadapi antraks sekitar 10 tahun lalu, Imran khawatir spora antraks akan dimanfaatkan sebagai senjata biologis oleh oknum tidak bertanggung jawab untuk menyebarkannya atau sekadar digunakan sebagai lelucon tanpa mengetahui penyebab fatalnya.

“Amerika Serikat pernah digegerkan dengan teror antraks yang ditaruh di amplop. Jadi, amplop diisi bakteri dan ketika dibuka spora ke mana-mana sehingga orang yang dikirimi teror tadi sakit dan bisa meninggal karena terhirup sporanya,” ucap Imran.

Pilihan Editor: Begini Risiko-risiko Penyakit Antraks

Berita terkait

Penyakit Minamata Ditemukan di Jepang 68 Tahun Lalu, Ini Cara Merkuri Masuk dalam Tubuh

13 hari lalu

Penyakit Minamata Ditemukan di Jepang 68 Tahun Lalu, Ini Cara Merkuri Masuk dalam Tubuh

Penyakit Minamata ditemukan di Jepang pertama kali yang mengancam kesehatan tubuh akibat merkuri. Lantas, bagaimana merkuri dapat masuk ke dalam tubuh?

Baca Selengkapnya

Pakar Ingatkan Bahaya Main Ponsel di Toilet

31 hari lalu

Pakar Ingatkan Bahaya Main Ponsel di Toilet

Penelitian menyebut kebiasaan main ponsel di toilet tentu saja tidak baik karena membuat tubuh lebih mudah terpapar bakteri dan kuman berbahaya.

Baca Selengkapnya

Belum Ada Kasus Virus B di Indonesia, Kemenkes Tetap Minta Waspada

35 hari lalu

Belum Ada Kasus Virus B di Indonesia, Kemenkes Tetap Minta Waspada

Kemenkes menyatakan hingga kini belum terdeteksi adanya risiko kasus Virus B di Indonesia namun masyarakat diingatkan untuk tetap waspada

Baca Selengkapnya

Awas, Ini Tempat yang Diklaim Paling Berkuman di Kantor

43 hari lalu

Awas, Ini Tempat yang Diklaim Paling Berkuman di Kantor

Beberapa titik bisa menjadi tempat berkumpulnya kuman dan bakteri di kantor sehingga Anda harus selalu menjaga kebersihan diri setelah menyentuhnya.

Baca Selengkapnya

Leptospirosis Penyakit Langganan Musim Hujan, Seberapa Berbahaya?

48 hari lalu

Leptospirosis Penyakit Langganan Musim Hujan, Seberapa Berbahaya?

Leptospirosis adalah penyakit yang kerap muncul setiap musim hujan, terutama di daerah yang rawan banjir dan genangan air. Seberapa berbahaya?

Baca Selengkapnya

Alasan Pengobatan TBC pada Anak Harus Tuntas

48 hari lalu

Alasan Pengobatan TBC pada Anak Harus Tuntas

Anak penderita TBC harus menjalani pengobatan sampai tuntas agar bakteri penyebab infeksi bisa dibasmi sampai habis.

Baca Selengkapnya

Koalisi Perlindungan Hewan Khawatir Penangkapan Monyet Ekor Panjang Picu Penyakit Zoonosis

50 hari lalu

Koalisi Perlindungan Hewan Khawatir Penangkapan Monyet Ekor Panjang Picu Penyakit Zoonosis

Penangkapan monyet ekor panjang untuk ekspor dikhawatirkan memicu zoonosis atau penyakit dari hewan.

Baca Selengkapnya

Sultan Hamengku Buwono X Heran Kasus Antraks di Sleman dan Gunungkidul Muncul Kembali, Karena Tradisi Ini?

56 hari lalu

Sultan Hamengku Buwono X Heran Kasus Antraks di Sleman dan Gunungkidul Muncul Kembali, Karena Tradisi Ini?

Sultan Hamengku Buwono X mengaku heran karena kembali muncul kasus antraks di Sleman dan Gunungkidul Yogyakarta. Diduga karena ini.

Baca Selengkapnya

Wabah Antraks Gunungkidul, Apa Penyebabnya?

57 hari lalu

Wabah Antraks Gunungkidul, Apa Penyebabnya?

Wabah Antraks melanda Gunungkidul dan Sleman, Yogyakarta. Apa Penyebabnya?

Baca Selengkapnya

Ramadan di Yogyakarta Diwarnai Kasus Antraks, Tradisi Berbahaya Ini Diminta Dihilangkan

59 hari lalu

Ramadan di Yogyakarta Diwarnai Kasus Antraks, Tradisi Berbahaya Ini Diminta Dihilangkan

Kasus suspek antraks di Sleman dan Gunungkidul, Yogyakarta, itu diduga kembali terjadi karena adanya tradisi purak atau brandu yang berbahaya.

Baca Selengkapnya