Mengapa DBD Bisa Menyebabkan Risiko Kematian?

Kamis, 20 Juli 2023 10:10 WIB

Ilustrasi nyamuk demam berdarah (pixabay.com)

TEMPO.CO, Jakarta - Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit yang rentan terjadi di daerah tropis terutama saat musim hujan. Apa gejala dari penyakit ini? Mengapa DBD dapat menyebabkan risiko kematian?

DBD atau biasa dikenal dengan demam berdarah disebabkan oleh nyamuk Aedes aegypti yang tumbuh di daerah tropis dan subtropis. Secara tampilan, nyamuk ini cukup mudah dikenali dengan warna belang hitam putih dengan ciri fisik kecil. Biasanya nyamuk ini sering ditemukan di tempat yang kotor.

Melansir Mayo Clinic, biasanya gejala akan muncul empat hingga 10 hari setelah digigit nyamuk. Penyakit ini dapat menyebabkan demam tinggi hingga 40 derajat Celcius. Selain itu, beberapa gejala lainnya, antara lain:

- Sakit kepala

- Nyeri otot, tulang atau sendi

- Mual dan muntah

- Sakit di belakang mata

- Kelenjar bengkak

- Ruam

Kebanyakan orang pulih dalam waktu seminggu atau lebih. Namun, dalam kasus yang parah, demam berdarah bisa berakibat fatal. Dalam beberapa kasus, gejalanya memburuk dan dapat mengancam jiwa. Ini disebut dengue berat, demam berdarah dengue atau sindrom syok dengue.

Apabila pasien demam berdarah tidak segera diberi penanganan, maka akan mengalami berbagai komplikasi serius. Komplikasi tersebut seperti kerusakan pembuluh darah dan kelenjar getah bening yang dapat menyebabkan pendarahan atau kebocoran plasma darah.

Advertising
Advertising

Bocornya plasma darah pada pasien juga bisa menyebabkan syok hipovolemik (sindrom syok dengue). Akibatnya, pasien akan kehilangan banyak cairan meski sudah banyak minum atau mendapatkan cairan infus. Jika sudah mencapat tahap ini, sistem organ akan gagal menjalankan fungsinya sehingga mengakibatkan kematian.

Tanda-tanda peringatan bahwa demam berdarah parah dan darurat dapat berkembang dengan cepat. Tanda peringatan biasanya dimulai pada hari pertama atau kedua setelah demam hilang, antara lain:

- Sakit perut yang parah

- Muntah terus menerus

- Pendarahan dari gusi atau hidung

- Darah dalam urin, feses, atau muntahan

- Pendarahan di bawah kulit, yang terlihat seperti memar

- Pernapasan yang sulit atau cepat

- Kelelahan

- Lekas marah atau gelisah

Mengutip journal.ugm.ac.id, penelitian tentang Faktor Risiko Kematian Akibat Demam Berdarah Dengue di Rumah Sakit Pendidikan Tersier Yogyakarta, obesitas dan syok berkepanjangan merupakan faktor risiko kematian DBD pada anak. Pada penelitian tersebut ditenemukan 29 kematian dan 58 pasien yang selamat.

Probabilitas risiko kematian pada anak obesitas enam kali lebih tinggi dibandingkan anak non obesitas dan probabilitas kematian pada anak dengan syok berkepanjangan 12 kali lebih tinggi dibandingkan anak tanpa syok berkepanjangan.


Pilihan Editor: Mengapa Nyamuk Dengue Penyebab DBD Merajalela Saat Suhu Tinggi?

Berita terkait

Peneliti Sebut Kaitan Disfungsi Ereksi dan Penyakit Jantung

3 hari lalu

Peneliti Sebut Kaitan Disfungsi Ereksi dan Penyakit Jantung

Penelitian menyebut penderita disfungsi ereksi lebih mungkin terkena penyakit jantung, serangan jantung, atau stroke. Cek sebabnya.

Baca Selengkapnya

DBD Masalah Kesehatan Dunia, BRIN Temukan Metode Pengendalian

3 hari lalu

DBD Masalah Kesehatan Dunia, BRIN Temukan Metode Pengendalian

Demam berdarah dengue (DBD) menjadi masalah bagi negara-negara tropis di dunia. Acapkali dibawa oleh nyamuk Aedes aegypti.

Baca Selengkapnya

Pakar Ingatkan Gejala Lupus pada Anak yang Bisa Lebih Parah dari Dewasa

8 hari lalu

Pakar Ingatkan Gejala Lupus pada Anak yang Bisa Lebih Parah dari Dewasa

Dokter anak menjelaskan gejala penyakit lupus pada anak umumnya lebih gawat dibanding pada orang dewasa.

Baca Selengkapnya

3 Fakta Pasien Demam Berdarah di RSUD Chasbullah Bekasi yang Viral di Media Sosial

8 hari lalu

3 Fakta Pasien Demam Berdarah di RSUD Chasbullah Bekasi yang Viral di Media Sosial

Beredar video mengenai lonjakan kasus Demam Berdarah di Bekasi yang terdampar di ruang IGD RSUD Chasbullah Abdulmadjid, Kota Bekasi

Baca Selengkapnya

Studi: Marah 8 Menit Saja Bisa Tingkatkan Peluang Serangan Jantung

8 hari lalu

Studi: Marah 8 Menit Saja Bisa Tingkatkan Peluang Serangan Jantung

Efek akut marah-marah pada kerja pembunuh darah, yang mungkin menambah peluang serangan jantung dan stroke.

Baca Selengkapnya

Mengenal Metode TEVAR EVAR untuk Atasi Gangguan Pembuluh Darah Aorta

10 hari lalu

Mengenal Metode TEVAR EVAR untuk Atasi Gangguan Pembuluh Darah Aorta

Tak perlu operasi, berikut tindakan yang bisa diterapkan untuk mengatasi pembesaran aorta atau pembuluh darah utama.

Baca Selengkapnya

Pencegahan DBD Masih yang Paling Efektif untuk Mengatasinya

10 hari lalu

Pencegahan DBD Masih yang Paling Efektif untuk Mengatasinya

Mencegah lebih baik daripada mengobati, begitu juga dengan DBD. Berikut penjelasan Kemenkes.

Baca Selengkapnya

Peserta Sakit DBD Sebelum UTBK, Ini Kata Panitia di UNJ

12 hari lalu

Peserta Sakit DBD Sebelum UTBK, Ini Kata Panitia di UNJ

Ada berbagai cerita di tengah pelaksanaan UTBK SNBT di UNJ, diantaranya ada peserta yang sakit DBD.

Baca Selengkapnya

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

13 hari lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Awas, Marah Sebentar Saja Tingkatkan Risiko Serangan Jantung

13 hari lalu

Awas, Marah Sebentar Saja Tingkatkan Risiko Serangan Jantung

Peneliti menyebut amarah buruk buat fungsi pembuluh darah, mengganggu fungsi arteri, yang selanjutnya terkait risiko serangan jantung.

Baca Selengkapnya