TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Kesehatan menyebutkan nyamuk dengue semakin ganas ketika berada di suhu cuaca yang tinggi. Sebelumnya, kasus ini terjadi sejak 1968 dan meningkat saat adanya El Nino.
"Frekuensi dia (dengue) menggigit itu akan meningkat 3 sampai 5 kali lipat pada saat suhunya meningkat di atas 30 derajat," kata Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Imran Pambudi saat dikutip dari laman resmi Kementerian kesehatan RI pada Jumat, 16 Juni 2023.
Sebelumnya, penelitian menunjukkan bahwa nyamuk dengue penyebab demam berdarah atau DBD semakin ganas kalau dia berada di suhu yang panas. Oleh sebab itu, masyarakat diminta semakin waspada terhadap gigitan nyamuk dengue. Lantas, apa penyebab nyamuk dengue membludak dan bagaimana cara memberantasnya?
Mengutip dari rri.go.id, fenomena El Nino atau suhu tinggi menjadi penyebab tingginya kasus demam berdarah di Indonesia. Hal ini lantaran El Nino yang menyebabkan suhu lebih hangat membuat nyamuk Aedes aegypti semakin ganas. Dimana suhu panas di atas 30 derajat celcius meningkatkan nyamuk menggigit sebanyak 3-5 kali lipat.
Tak hanya itu, suhu panas membuat nyamuk dengue bertelur mencapai puncaknya. Suhu yang hangat membuat siklus hidup nyamuk menjadi lebih cepat. Akibatnya, akan ada banyak telur yang menetas sehingga kasus demam berdarah meningkat pesat.
Merujuk dari data Kemenkes pada 27 November 2022, menunjukkan kasus DBD selama 10 tahun terakhir meningkat pesat. Peningkatan tersebut mulai naik setiap bulan November, puncak kasus pada Februari, lalu turun pada Maret dan April.
Oleh karena itu, untuk membrantas perkembangan nyamuk tersebut dapat dilakukan dengan gerakan 3M. Seperti dijelaskan dari dinkes.kalbarprov.go.id, pembrantasan dapat dilakukan dengan menutup tempat penyimpanan air, menguras bak mandi dan mengubur barang-barang yang tidak terpakai agar larva nyamuk tidak dapat berkembang.
Selain itu, pencegahan juga dapat dengan memakai lotion anti nyamuk atau obat pengusir nyamuk. Kemudian menggunakan bubuk Abate pada selokan dan penampungan air agar tidak menjadi tempat bersarangnya nyamuk.
Kendati demikian, pemberantasan nyamuk dengue tidak dianjurkan dengan fogging. Pasalnya fogging hanya berdampak sesaat dan mencemari lingkungan. Bahkan penggunaan Fogging juga dapat membuat nyamuk menjadi resisten atau kebal.
Terakhir, cara pencegahan lain yang dapat dilakukan adalah melalui vaksin dengue. Hal ini menjadi salah satu intervensi yang efektif dalam penanggulangan dengue di Indonesia. Saat ini ada dua jenis vaksin yang sudah mempunyai izin edar dari BPOM dan beredar di pasaran, seperti vaksin Dengvaxia dan vaksin Qdenga.
Pilihan Editor: Suhu Semakin Panas, Waspada Kasus DBD Meningkat