Langkah Kemenkes Tangani Radang Otak Akibat Gigitan Nyamuk Culex

Reporter

Antara

Selasa, 25 Juli 2023 21:10 WIB

Ilustrasi nyamuk (Pixabay.com)

TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Kesehatan menyebut Japanese Encephalitis merupakan virus dari gigitan nyamuk Culex yang terinfeksi virus JE hingga menyebabkan radang otak pada pasien yang terinfeksi. Kemenkes dan berbagai kepentingan terkait pun menyusun dokumen Strategi Nasional Penanggulangan Penyakit Japanese Encephalitis atau radang otak akibat gigitan nyamuk.

"Hari ini ada launching strategi nasional penanggulangan Japanese Encephalitis (JE) yang sudah selesai disusun. Penyakit ini masih jadi masalah di Indonesia," kata Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes, Maxi Rein Rondonuwu, saat membuka Asean Dengue Day 2023, Selasa, 25 Juli 2023.

Walaupun muncul nama Jepang pada penyakit tersebut, faktanya virus itu tidak hanya menyerang penduduk di Jepang saja. Berdasarkan data yang dilansir laman Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (CDC) Amerika Serikat, setidaknya ada 20 negara yang tertular seperti India, Bangladesh, Jepang, Thailand, Singapura, Korea Selatan, Korea Utara, Vietnam, Laos, Malaysia, Burma, hingga Sri Langka.

Maxi berharap dokumen strategi nasional penanggulangan Japanese Encephalitis yang disusun melalui Forum Asean Dengue Day 2023 menjadi pedoman arah yang tepat dalam upaya pencegahan dan pengendalian kasus di Indonesia. Hasil surveilans sentinel yang bergulir pada 2016 di 11 provinsi di Indonesia menunjukkan 326 kasus sindrom ensefalitis akut (AES) dengan 43 kasus (13 persen) di antaranya positif JE.

Kenali gejala
Tanda klinis dari JE tidak dapat dibedakan dengan penyebab lain AES sehingga konfirmasi laboratorium menjadi sangat penting. JE adalah kasus AES yang telah dikonfirmasi positif dengan pemeriksaan laboratorium (IgM) positif. Sebanyak 85 persen kasus JE di Indonesia ada pada kelompok usia 15 tahun dan 15 persen pada kelompok usia di atas 15 tahun.

Advertising
Advertising

Data surveilans kasus JE di Indonesia 2016 menunjukkan sembilan provinsi yang melaporkan kasus, yakni Bali, Kalimantan Barat, Sulawesi Utara, Nusa Tenggara Timur, DKI Jakarta, DI Yogyakarta, Jawa Tengah, Nusa Tenggara Barat, dan Kepulauan Riau.

"Khususnya pada wilayah tertentu, salah satu yang paling banyak di Bali," sebutnya.

Nyamuk Culex biasa ditemukan di daerah persawahan, kolam, atau terdapat genangan air dan sering menggigit pada malam hari. Virus JE memerlukan hewan sebagai inang perantara, seperti babi, kerbau, dan beberapa jenis burung. Nyamuk Culex sifatnya antrosoofilik, hewan yang tidak hanya mengisap darah binatang tetapi juga darah manusia. Karena itu, penularan JE dari hewan ke manusia pun bisa terjadi.

Gejala pada penyakit ini umumnya akan muncul 4-14 hari setelah terjadinya infeksi. Gejala yang muncul seperti demam, menggigil, sakit kepala, lemas, mual, muntah, bahkan kejang yang sering dialami anak kecil. Meski vaksin JE saat ini telah tersedia, belum ada obat khusus untuk menyembuhkan penyakit itu sehingga pencegahan seperti pemberian vaksin dan menghindari gigitan nyamuk amat penting dilakukan.

Pilihan Editor: Musim Hujan, Ini Cara Alami Hindari Serangan Nyamuk

Berita terkait

Kemenkes Pastikan Keamanan Pangan dan Pondokan Jemaah Haji

2 jam lalu

Kemenkes Pastikan Keamanan Pangan dan Pondokan Jemaah Haji

Tim Sanitasi dan Keamanan Pangan akan mendapatkan contoh makanan yang akan dikonsumsi oleh jemaah haji untuk diuji

Baca Selengkapnya

Kemenkes: Tarif Iuran Sistem Kelas BPJS Kesehatan Tetap Sama Sampai Juli 2025

1 hari lalu

Kemenkes: Tarif Iuran Sistem Kelas BPJS Kesehatan Tetap Sama Sampai Juli 2025

Sistem kelas 1-3 BPJS Kesehatan diganti jadi Kelas Rawat Inap Standar atau KRIS yang mulai berlaku Juni 2025.

Baca Selengkapnya

Segini Besaran Iuran BPJS Kesehatan Terbaru Setelah Diganti KRIS

3 hari lalu

Segini Besaran Iuran BPJS Kesehatan Terbaru Setelah Diganti KRIS

Terdapat penyesuaian iuran peserta JKN setelah kelas 1, 2, dan 3 BPJS Kesehatan berganti menjadi KRIS. Ini iuran BPJS Kesehatan terbaru.

Baca Selengkapnya

Bukan Karena Jarang Sikat Gigi, Ini 4 Penyebab Bau Mulut yang Mengganggu

4 hari lalu

Bukan Karena Jarang Sikat Gigi, Ini 4 Penyebab Bau Mulut yang Mengganggu

Bau mulut sangat mengganggu. Simak 4 penyebab bau mulut lain yang terjadi bukan karena jarang sikat gigi.

Baca Selengkapnya

Jokowi dan Menkes Klarifikasi soal Hapus Sistem Kelas BPJS

4 hari lalu

Jokowi dan Menkes Klarifikasi soal Hapus Sistem Kelas BPJS

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengklarifikasi soal kebijakan penghapusan sistem kelas Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS).

Baca Selengkapnya

Menkes Jelaskan Penyebab Rendahnya Penurunan Angka Prevalensi Stunting

7 hari lalu

Menkes Jelaskan Penyebab Rendahnya Penurunan Angka Prevalensi Stunting

Pemerintah menargetkan angka prevalensi stunting bisa turun hingga 14 persen pada tahun ini.

Baca Selengkapnya

Anggota DPR Soroti Pembatalan Kelulusan PPPK 532 Bidan Pendidik oleh Kemenkes

8 hari lalu

Anggota DPR Soroti Pembatalan Kelulusan PPPK 532 Bidan Pendidik oleh Kemenkes

Edy mendesak Kemenkes agar segera turun tangan menangani ratusan bidan pendidik yang kelulusannya dibatalkan.

Baca Selengkapnya

Ini Pesan Jokowi ke Prabowo untuk Lanjutkan Program di Bidang Kesehatan

11 hari lalu

Ini Pesan Jokowi ke Prabowo untuk Lanjutkan Program di Bidang Kesehatan

Presiden Jokowi menyoroti urgensi peningkatan jumlah dokter spesialis di Indonesia. Apa pesan untuk pemimpin baru?

Baca Selengkapnya

Fakta Miris Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis, Menkes: Jadi Masalah Hampir 80 tahun

11 hari lalu

Fakta Miris Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis, Menkes: Jadi Masalah Hampir 80 tahun

Jokowi menyebut pemerintah baru mampu mencetak 2.700 dokter spesialis per tahun. Sementara pemerintah membutuhkan 29 ribu dokter spesialis.

Baca Selengkapnya

Atasi Ketimpangan Dokter Spesialis, Kemenkes Kembangkan Program Pendidikan Gratis

12 hari lalu

Atasi Ketimpangan Dokter Spesialis, Kemenkes Kembangkan Program Pendidikan Gratis

Kemenkes bekerja sama dengan sejumlah rumah sakit mengembangkan program pendidikan gratis bagi dokter spesialis.

Baca Selengkapnya