Dokter Paru Sebut Asap Rokok Sama Bahaya dengan Polusi Udara

Reporter

Antara

Rabu, 9 Agustus 2023 09:35 WIB

Kawasan bebas asap rokok di wilayah Kayu Manis, Matraman, Jakarta Timur, Kamis, 18 November 2021. Warga setempat berkomitmen menjaga lingkungan dari asap rokok dengan memberikan teguran dan sanksi bagi yang melanggar. TEMPO/Ridho Fadilla

TEMPO.CO, Jakarta - Perhatian buat para perokok. Guru besar Departemen Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Prof. Dr. Agus Dwi Susanto, SpP(K), mengatakan asap rokok adalah sumber polusi dalam ruangan nomor satu dan sama bahayanya dengan polusi udara di luar.

“Sumber indoor yang paling banyak adalah asap rokok dari keluarga. Jadi, orang-orang di rumah yang merokok nomor satu polusi udara di dalam ruangan,” ujar Agus dalam diskusi kesehatan tentang akibat polusi udara, Selasa, 8 Agustus 2023.

Anggota Ikatan Dokter Indonesia (IDI) ini mengatakan berdasarkan riset di RS Persahabatan Jakarta pada 2017, anak-anak yang tinggal di rumah dengan orang tua perokok memiliki risiko gejala pernapasan seperti batuk, sakit tenggorokan, dan sesak napas yang jauh lebih tinggi dibanding yang di rumahnya tak ada perokok. Dengan munculnya gejala pernapasan tersebut, terbukti nilai ambang batas kualitas udara di dalam rumah bisa lebih buruk, bahkan sama dengan kualitas udara di luar ruangan yang di atas normal.

Batas aman parameter
Agus mengatakan mengukur kualitas udara di dalam ruang bisa menggunakan parameter yang disarankan WHO, yaitu PM 2,5, dengan nilai standar 0-15 mikrogram per meter kubik. Jika nilai ambang batas di atas 30 mikrogram per meter kubik maka akan muncul gejala iritasi, Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA), dan mempengaruhi fungsi paru-paru.

“Dampak indoor polusi itu sama dengan outdoor. Risiko-risiko penyakitnya sama sepanjang kadarnya memang berbahaya, juga yang terpenting adalah mengukur kualitas udara di dalam ruang. Parameter yang paling bagus PM 2,5, kalau di bawah nilai standar WHO 15 mikrogram,” jelasnya.

Advertising
Advertising

Ia mengatakan jika nilai parameter kualitas udara di dalam ruangan baik maka risiko iritasi maupun pernapasan tidak akan muncul. Ia mengingatkan penting untuk punya alat ukur, terutama jika tinggal di daerah polutan yang tinggi. Anggota Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) itu mengatakan kualitas udara di dalam rumah bisa dijaga dengan memakai AC atau pendingin ruangan dengan mode recirculate agar sirkulasi udara berputar dengan baik.

Selain itu, gunakan air purifier untuk menjaga kualitas udara dan membersihkan udara dalam rumah dari asap rokok, asap dari masakan maupun barang elektronik. Ia juga menyarankan untuk menanam beberapa jenis tanaman dalam ruangan yang dapat menyerap polutan, seperti lidah buaya atau tanaman lain. Selain itu, pastikan ventilasi udara jangan terlalu terbuka jika rumah berada di daerah dengan polutan tinggi.

Pilihan Editor: Dampak Paparan Polusi Udara pada Tubuh, dari Jantung sampai Otak

Berita terkait

Daftar Kota dengan Kualitas Udara Terbaik di Indonesia

1 hari lalu

Daftar Kota dengan Kualitas Udara Terbaik di Indonesia

Meski Indonesia memiliki kota dengan kualitas buruk, namun masih terdapat beberapa kota dengan kualitas udara terbaik. Berikut penjelasannya.

Baca Selengkapnya

Pemprov DKI Jakarta Gencarkan Edukasi Polusi Udara

2 hari lalu

Pemprov DKI Jakarta Gencarkan Edukasi Polusi Udara

Dinas Kesehatan dan Dinas Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta melakukan kampanye edukasi dengan tema 'Udara Bersih Untuk Jakarta', di Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) Pandawa Tanah Tinggi.

Baca Selengkapnya

Tidak Sehat, Kualitas Udara Jakarta Terburuk Kedua di Dunia pada Minggu Pagi

5 hari lalu

Tidak Sehat, Kualitas Udara Jakarta Terburuk Kedua di Dunia pada Minggu Pagi

Jakarta hanya satu level di bawah Delhi (India).

Baca Selengkapnya

Top 3 Tekno: Kenaikan UKT, Proyek Google untuk Israel, Polusi Udara dan Cina

12 hari lalu

Top 3 Tekno: Kenaikan UKT, Proyek Google untuk Israel, Polusi Udara dan Cina

Berita tentang kenaikan UKT di ITB masih mengisi Top 3 Tekno Berita Terkini.

Baca Selengkapnya

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

13 hari lalu

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

Cina menjadi salah satu negara yang bisa mengurangi dampak polusi udaranya secara bertahap. Mengikis dampak era industrialisasi.

Baca Selengkapnya

Tuntutan dari Mahasiswa UGM, IPK 4,00 di Universitas Jember, serta Penyakit Akibat Polusi Mengisi Top 3 Tekno

14 hari lalu

Tuntutan dari Mahasiswa UGM, IPK 4,00 di Universitas Jember, serta Penyakit Akibat Polusi Mengisi Top 3 Tekno

Topik tentang mahasiswa UGM menggelar aksi menuntut tranparansi biaya pendidikan menjadi berita terpopuler Top 3 Tekno Berita Hari Ini.

Baca Selengkapnya

Lima Besar Penyakit Akibat Polusi Udara di Indonesia, Apa Saja?

15 hari lalu

Lima Besar Penyakit Akibat Polusi Udara di Indonesia, Apa Saja?

Polusi udara yang erat kaitannya dengan tingginya beban penyakit adalah polusi udara dalam ruang (rumah tangga).

Baca Selengkapnya

Riset BRIN: Penduduk Indonesia Akan Kehilangan 2,5 Tahun Usia Harapan Hidup Akibat Polusi Udara

15 hari lalu

Riset BRIN: Penduduk Indonesia Akan Kehilangan 2,5 Tahun Usia Harapan Hidup Akibat Polusi Udara

Efek polusi udara rumah tangga baru terlihat dalam jangka waktu relatif lama.

Baca Selengkapnya

Penyakit Minamata Ditemukan di Jepang 68 Tahun Lalu, Ini Cara Merkuri Masuk dalam Tubuh

16 hari lalu

Penyakit Minamata Ditemukan di Jepang 68 Tahun Lalu, Ini Cara Merkuri Masuk dalam Tubuh

Penyakit Minamata ditemukan di Jepang pertama kali yang mengancam kesehatan tubuh akibat merkuri. Lantas, bagaimana merkuri dapat masuk ke dalam tubuh?

Baca Selengkapnya

Jakarta Peringkat 10 Kota dengan Udara Terburuk pada Sabtu Pagi

20 hari lalu

Jakarta Peringkat 10 Kota dengan Udara Terburuk pada Sabtu Pagi

Pada Sabtu pagi pukul 07.02 WIB Indeks Kualitas Udara (AQI) di Jakarta berada di angka 122 atau masuk dalam kategori tidak sehat.

Baca Selengkapnya