Manfaat Tanaman Herbal untuk Tangkal Dampak Buruk Polusi Udara

Reporter

Antara

Minggu, 10 September 2023 15:40 WIB

Ilustrasi obat herbal/alami, kayu manis, madu, cengkeh. REUTERS/Susan Lutz

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Perkumpulan Dokter Pengembang Obat Tradisional dan Jamu Indonesia (PDPOTJI), Inggrid Tania, menjelaskan konsumsi tanaman obat atau herbal bisa membantu menanggulangi efek buruk polusi udara pada tubuh. Menurutnya, tanaman herbal memiliki sifat antioksidan yang melindungi tubuh dari radikal bebas, adaptogenik yang membantu tubuh beradaptasi dengan stres, imunomodulator yang menjaga sistem kekebalan tubuh, dan antiinflamasi yang membantu mengurangi peradangan dalam tubuh.

"Tanaman-tanaman herbal ini umumnya bersifat antioksidan. Lalu, banyak juga yang memiliki sifat imunomodulator sehingga akan membantu menstimulasi respons imun yang lebih baik sehingga ketika polutan ini membuat kita memiliki risiko terkena ISPA (infeksi saluran pernapasan akut), herbal yang bersifat imunomodulator bisa membantu agar kita setidaknya tetap sehat," ucapnya.

Ia menjelaskan tanaman herbal mengandung metabolit sekunder. Metabolit sekunder digunakan tanaman sebagai tambahan pertahanan diri dari serangan mikroorganisme dan lainnya. Dengan mengonsumsi herbal diharapkan kandungan metabolit sekunder pada tanaman tersebut bisa membantu tubuh mengenali patogen, termasuk polutan yang masuk lewat saluran pernapasan.

Metabolit sekunder atau senyawa-senyawa bioaktif dalam herbal dinilai juga bisa menekan peradangan sehingga bermanfaat pada kondisi-kondisi asma atau penyakit peradangan lain.

"Dengan herbal yang bersifat anti-inflamasi atau antiperadangan akan mampu menekan peradangan yang dipicu polutan-polutan udara," ujarnya.

Advertising
Advertising

Konsumsi tak harus saat sakit
Beberapa herbal yang direkomendasikan adalah kunyit, habbatussauda, madu, dan ginseng. Habbatussauda, misalnya, sering dicampur dengan madu murni atau minyak zaitun. Selain itu, habbatussauda juga dapat dikombinasikan dengan berbagai ramuan herbal lain seperti jahe, kunyit, temulawak, cengkeh, dan lada hitam. Inggrid menambahkan dengan mengonsumsi herbal tersebut secara rutin, bahkan ketika dalam kondisi sehat, dapat meningkatkan daya tahan tubuh terhadap polusi udara.

"Jadi walaupun tidak sakit, kita masih dalam kondisi sehat, kalau kita konsumsi herbal setiap hari, satu sampai dua kali sehari, itu sebetulnya sangat membantu daya tahan tubuh dan kalau masih sehat itu akan lebih bagus jika bervariasi," ucap Inggrid.

Pilihan Editor: 8 Manfaat Beras Kencur, Mulai dari Jaga Stamina Hingga Cegah Diabetes

Berita terkait

Pemprov DKI Jakarta Gencarkan Edukasi Polusi Udara

2 hari lalu

Pemprov DKI Jakarta Gencarkan Edukasi Polusi Udara

Dinas Kesehatan dan Dinas Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta melakukan kampanye edukasi dengan tema 'Udara Bersih Untuk Jakarta', di Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) Pandawa Tanah Tinggi.

Baca Selengkapnya

Tidak Sehat, Kualitas Udara Jakarta Terburuk Kedua di Dunia pada Minggu Pagi

5 hari lalu

Tidak Sehat, Kualitas Udara Jakarta Terburuk Kedua di Dunia pada Minggu Pagi

Jakarta hanya satu level di bawah Delhi (India).

Baca Selengkapnya

Top 3 Tekno: Kenaikan UKT, Proyek Google untuk Israel, Polusi Udara dan Cina

12 hari lalu

Top 3 Tekno: Kenaikan UKT, Proyek Google untuk Israel, Polusi Udara dan Cina

Berita tentang kenaikan UKT di ITB masih mengisi Top 3 Tekno Berita Terkini.

Baca Selengkapnya

Mengenal Tanaman Herbal Suku Aborigin Bersama Dale Tilbrook di Perkebunan Anggur Tertua Australia Barat

13 hari lalu

Mengenal Tanaman Herbal Suku Aborigin Bersama Dale Tilbrook di Perkebunan Anggur Tertua Australia Barat

Salah satu warisan budaya Aborigin adalah pengetahuan tentang tanaman herbal dan penggunaannya dalam pengobatan tradisional.

Baca Selengkapnya

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

13 hari lalu

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

Cina menjadi salah satu negara yang bisa mengurangi dampak polusi udaranya secara bertahap. Mengikis dampak era industrialisasi.

Baca Selengkapnya

Tuntutan dari Mahasiswa UGM, IPK 4,00 di Universitas Jember, serta Penyakit Akibat Polusi Mengisi Top 3 Tekno

14 hari lalu

Tuntutan dari Mahasiswa UGM, IPK 4,00 di Universitas Jember, serta Penyakit Akibat Polusi Mengisi Top 3 Tekno

Topik tentang mahasiswa UGM menggelar aksi menuntut tranparansi biaya pendidikan menjadi berita terpopuler Top 3 Tekno Berita Hari Ini.

Baca Selengkapnya

Lima Besar Penyakit Akibat Polusi Udara di Indonesia, Apa Saja?

15 hari lalu

Lima Besar Penyakit Akibat Polusi Udara di Indonesia, Apa Saja?

Polusi udara yang erat kaitannya dengan tingginya beban penyakit adalah polusi udara dalam ruang (rumah tangga).

Baca Selengkapnya

Riset BRIN: Penduduk Indonesia Akan Kehilangan 2,5 Tahun Usia Harapan Hidup Akibat Polusi Udara

15 hari lalu

Riset BRIN: Penduduk Indonesia Akan Kehilangan 2,5 Tahun Usia Harapan Hidup Akibat Polusi Udara

Efek polusi udara rumah tangga baru terlihat dalam jangka waktu relatif lama.

Baca Selengkapnya

Penyakit Minamata Ditemukan di Jepang 68 Tahun Lalu, Ini Cara Merkuri Masuk dalam Tubuh

16 hari lalu

Penyakit Minamata Ditemukan di Jepang 68 Tahun Lalu, Ini Cara Merkuri Masuk dalam Tubuh

Penyakit Minamata ditemukan di Jepang pertama kali yang mengancam kesehatan tubuh akibat merkuri. Lantas, bagaimana merkuri dapat masuk ke dalam tubuh?

Baca Selengkapnya

Jakarta Peringkat 10 Kota dengan Udara Terburuk pada Sabtu Pagi

20 hari lalu

Jakarta Peringkat 10 Kota dengan Udara Terburuk pada Sabtu Pagi

Pada Sabtu pagi pukul 07.02 WIB Indeks Kualitas Udara (AQI) di Jakarta berada di angka 122 atau masuk dalam kategori tidak sehat.

Baca Selengkapnya